Road to Patjar Merah Kecil, Upaya Membuat Festival Literasi Anak yang Berdaya & Menyenangkan
03 December 2023 |
21:30 WIB
Ada pemandangan berbeda di Pabrik Kota Peruri di kawasan M Bloc Space Jakarta Selatan, pada Minggu (3/12/2023). Gedung bernuansa industrial itu dipenuhi tumpukan buku dengan beragam genre, mulai dari buku anak-anak, fiksi, hingga sejarah. Di tengah-tengahnya, hadir pula satu ruang bersama yang bisa dipakai bersantai, berdiskusi, dan bermain anak.
Karakter komik Si Juki yang ikonik tiba-tiba muncul. Kedatangannya disambut riuh oleh beberapa anak yang sedari tadi memang menunggu acara dimulai. Mereka pun antusias mendengarkan dongeng Si Juki dan bernyanyi bersama yang dipandu oleh Co-founder Rupa SwaraJiwa Addi Chandra, dan beberapa pendongeng dari Rumah Dongeng Pelangi.
Baca juga: Mengenalkan Budaya Membaca Sambil Bersenang-senang di Festival Literasi Jakarta 2023
Baca juga: Mengenalkan Budaya Membaca Sambil Bersenang-senang di Festival Literasi Jakarta 2023
Keseruan itu merupakan bagian dari acara road to Patjar Merah Kecil, sebuah ruang belajar dan bermain bersama yang didedikasikan untuk anak-anak. Di acara yang digelar selama 9 hari yakni pada 2-10 Desember 2023 itu, banyak kegiatan yang dihadirkan untuk si kecil mulai dari belajar menyanyi, menulis cerita, mendongeng, menggambar, membuat puisi, hingga membuat pameran foto.
Arena belajar dan bermain menjadi satu di Patjar Merah Kecil. Banyak buku anak dari penerbit lokal yang dikurasi khusus untuk anak-anak. Buku-buku tersebut mungkin tidak akan ditemui di toko buku jaringan besar. Namun, banyak yang telah diperkenalkan dan memenangkan penghargaan di festival-festival nasional maupun internasional.
Koleksi buku anak di acara Road to Patjar Merah Kecil di Pabrik Kota Peruri di kawasan M Bloc Space Jakarta Selatan. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)
Founder Patjar Merah Windy Ariestanty mengatakan ajang ini merupakan semacam riset atau prototipe yang dilakukan pihaknya dalam merancang satu festival literasi inklusif, sekaligus menyenangkan untuk anak-anak. Selama sembilan hari gelarannya nanti, pihaknya berusaha untuk mengevaluasi dan menampung segala masukan dari audiens agar Patjar Merah Kecil nantinya bisa digelar sebagaimana mestinya.
Windy bercerita bahwa gagasan Patjar Merah Kecil berawal dari banyaknya permintaan dari para pengunjung setia Patjar Merah yang menginginkan lebih banyak program dan aktivasi untuk anak-anak. Sejak Patjar Merah digelar di Yogyakarta pada 2019, katanya, pengunjung yang hadir memang didominasi oleh orang tua muda yang membawa serta anak-anaknya.
Di samping itu, dia juga menilai bahwa masih sedikit festival literasi anak-anak di Indonesia yang benar-benar menempatkan si kecil sebagai subjek utama dari kegiatan tersebut. Sebaliknya, seringkali festival-festival anak justru tetap dirancang dan dikendalikan oleh orang-orang dewasa, tanpa melibatkan anak-anak secara aktif dalam prosesnya.
"Kami ingin buat festival yang dirancang dan bisa dinikmati oleh anak-anak, remaja, belia, dan keluarga. Sudah seharusnya ada aktivasi dimana mereka bisa berinteraksi bersama, karena yang terjadi biasanya berkegiatan sendiri-sendiri. Jadi ruang yang aman, nyaman, dan setara," katanya saat ditemui Hypeabis.id di Pabrik Kota Peruri, M Bloc Space, Jakarta Selatan.
Windy dan tim tak ingin main-main dalam membuat festival literasi anak dalam acara Patjar Merah Kecil. Oleh karena itu, dia menggandeng banyak komunitas anak-anak termasuk melakukan diskusi dengan para orang tua, untuk merancang kegiatan dan program yang tepat untuk si kecil. Selain itu, dia juga memastikan bahwa program-program yang ada memang dibutuhkan oleh anak, sekaligus menyenangkan bagi mereka.
"Sebenarnya anak-anak ini berkehendak, tinggal kita mau buka kuping atau enggak. Mau mendengarkan dan mau menempatkan mereka pada posisi yang berdaya atau tidak. Karena selama ini kita selalu bilang untuk anak, tapi hampir semua keputusan kita yang ambil, dan seolah-seolah menganggap mereka tidak mampu memutuskan apa yang mereka mau," ujarnya.
Berbeda dengan gelaran Patjar Merah pada umumnya, yang mengangkat isu-isu literasi kekinian di kalangan pembaca, Patjar Merah Kecil nantinya akan lebih banyak diisi dengan program dan kegiatan khusus untuk anak-anak, remaja, dan keluarga. Patjar Merah Kecil dibuat untuk bisa menjadi ruang belajar sekaligus bounding antara anak-anak dan orang tua.
Beberapa diantaranya adalah menghadirkan klub tukar cerita buku anak, pesta dongeng, kelas menyanyi, mengenal kota dengan berkendara umum, menulis cerita, membuat puisi, dan lokakarya dalam menulis fiksi. Selain itu, Patjar Merah Ketjil juga menyajikan buku-buku anak yang beragam dan terkurasi dari para penerbit lokal.
"Ini kami kurasinya lama sekali. Jadi kami juga ngobrol dan tanya ke orang-orang yang bergiat di pendidikan dan komunitas anak, sebenarnya buku-buku apa yang menarik bagi anak. Jadi kami tidak bisa hanya berangkat dari modal pengetahuan sendiri, harus bertanya selalu," imbuhnya.
Baca juga: Sal Priadi dan Joko Pinurbo Persembahkan Rasa yang Paling Serius di Konser Literasi 2023
Editor: Dika Irawan
Baca juga: Sal Priadi dan Joko Pinurbo Persembahkan Rasa yang Paling Serius di Konser Literasi 2023
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.