Kesepian Setara Berbahayanya dengan Rokok, Begini Penjelasan Dokter
22 November 2023 |
21:30 WIB
Organisasi Kesehatan Dunia menyamakan bahaya kesepian dengan merokok 15 batang dalam sehari, sehingga keputusan merokok saat mengalami kondisi tersebut bukan langkah yang tepat. Risiko serangan jantung dan masalah pembuluh darah kemungkinan bisa meningkat 4 kali lipat.
Bayushi Eka Putra, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Eka Hospital BSD, mengatakan bahwa penelitian itu menunjukkan masalah jantung tidak hanya dari gaya hidup. Namun, juga ada peranan dari kondisi psikologis seseorang yang ternyata memengaruhi masalah penyakit jantung dan pembuluh darah.
Baca juga: 6 Bahaya Merokok Setelah Makan, Salah Satunya Kanker Usus
“Risiko terjadinya penumpukan plak di pembuluh darah jantung hingga serangan jantung akan meningkat terhadap orang-orang dengan kondisi gangguan psikologis,” katanya kepada Hypeabis.id pada Rabu (22/11/2023).
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa orang yang mengalami gangguan psikologis memiliki kemungkinan besar memiliki peningkatan risiko jauh lebih tinggi ketika merokok, yakni dapat mencapai 4 kali lipat.
Dia mengingatkan bahwa orang yang mengisap rokok sebanyak 15 batang dalam satu hari akan meningkatkan risiko serangan jantung dan sumbatan pembuluh darah jantung, mencapai 180 persen jika dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
Rokok dapat menjadi masalah bagi pembuluh darah jantung seseorang karena mengandung nikotin. Zat tersebut menyebabkan pembuluh darah di seluruh tubuh bisa mengalami penyempitan akibat mengerut.
Kondisi pembuluh darah yang mengerut di dalam tubuh akan membuat seseorang mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi yang dapat berdampak terhadap kerusakan pada pembuluh darah secara keseluruhan ketika terjadi dalam jangka panjang.
Selain pengerutan pembuluh darah jantung, pembuluh darah yang mengarah ke otak adalah salah satu contoh yang mungkin dapat mengalami pengerutan ketika seseorang mengonsumsi nikotin.
“Namun, memang yang paling rentan di antara semuanya adalah pembuluh darah jantung sehingga tidak heran kalau seseorang bisa mengalami serangan jantung atau penyumbatan pembuluh darang jantung. Segampang dengan pasien merokok,” katanya.
Dia menambahkan, tidak semua perokok mengalami kondisi demikian. Namun, sebgian besar akan mengalami kondisi tersebut. Di satu sisi ada individu yang merokok, tetapi tidak pernah terkena serangan jantung. Di sisi lain, terdapat orang yang tidak merokok. Namun, terkena serangan jantung.
Keadaan itu dapat terjadi karena setiap orang memiliki badan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Dengan begitu, kerentanan antara yang satu dengan lainnya juga tidak sama.
“Tetapi, daripada memaparkan diri terhadap risiko, lebih baik kita menghindari risiko,” tegasnya.
Dia mengingatkan bahwa rokok tradisional dengan elektrik memiliki dampak yang sama saja. Namun, rokok tradisional memiliki berbagai macam zat yang lebih bahaya karena mengandung tar dan sebagainya selain nikotin, sehingga membuat orang memiliki risiko lebih tinggi mengalami berbagai macam kerusakan sampai menderita kanker.
Rokok elektronik cenderung memiliki kadar tar dan zat penambah lain yang lebih sedikit. Namun, tetap mengandung nikotin, sehingga risiko terjadi pengerutan pembuluh darah tetap ada bagi seseorang.
Kemudian, dia juga mengingatkan bahwa rokok bukan satu-satunya yang harus diperhatikan. Individu harus tetap melakukan aktivitas fisik dan pola makan dengan menghindari konsumsi garam yang terlalu tinggi. “Jangan sampai konsumsi garam lebih dari satu sendok teh per hari,” ujarnya.
Selain itu, seseorang juga perlu menghindari makanan dengan kadar gula tinggi karena dapat meningkatkan risiko masalah di jantung dan pembuluh darah. Sementara itu, terkait aktivitas fisik, seseorang harus melakukannya sebanyak 5 – 7 kali dalam satu minggu dengan durasi 30 menit per hari.
“Jadi, sebisa mungkin selain dari rokok memang pola hidup berupa makanan serta aktivitas fisik dijaga,” ujarnya.
Baca juga: Kata Asosiasi Promotor Musik Indonesia Soal Larangan Rokok dalam Kegiatan Kreatif
Editor: Dika Irawan
Bayushi Eka Putra, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Eka Hospital BSD, mengatakan bahwa penelitian itu menunjukkan masalah jantung tidak hanya dari gaya hidup. Namun, juga ada peranan dari kondisi psikologis seseorang yang ternyata memengaruhi masalah penyakit jantung dan pembuluh darah.
Baca juga: 6 Bahaya Merokok Setelah Makan, Salah Satunya Kanker Usus
“Risiko terjadinya penumpukan plak di pembuluh darah jantung hingga serangan jantung akan meningkat terhadap orang-orang dengan kondisi gangguan psikologis,” katanya kepada Hypeabis.id pada Rabu (22/11/2023).
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa orang yang mengalami gangguan psikologis memiliki kemungkinan besar memiliki peningkatan risiko jauh lebih tinggi ketika merokok, yakni dapat mencapai 4 kali lipat.
Dia mengingatkan bahwa orang yang mengisap rokok sebanyak 15 batang dalam satu hari akan meningkatkan risiko serangan jantung dan sumbatan pembuluh darah jantung, mencapai 180 persen jika dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
Rokok dapat menjadi masalah bagi pembuluh darah jantung seseorang karena mengandung nikotin. Zat tersebut menyebabkan pembuluh darah di seluruh tubuh bisa mengalami penyempitan akibat mengerut.
Kondisi pembuluh darah yang mengerut di dalam tubuh akan membuat seseorang mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi yang dapat berdampak terhadap kerusakan pada pembuluh darah secara keseluruhan ketika terjadi dalam jangka panjang.
Selain pengerutan pembuluh darah jantung, pembuluh darah yang mengarah ke otak adalah salah satu contoh yang mungkin dapat mengalami pengerutan ketika seseorang mengonsumsi nikotin.
“Namun, memang yang paling rentan di antara semuanya adalah pembuluh darah jantung sehingga tidak heran kalau seseorang bisa mengalami serangan jantung atau penyumbatan pembuluh darang jantung. Segampang dengan pasien merokok,” katanya.
Dia menambahkan, tidak semua perokok mengalami kondisi demikian. Namun, sebgian besar akan mengalami kondisi tersebut. Di satu sisi ada individu yang merokok, tetapi tidak pernah terkena serangan jantung. Di sisi lain, terdapat orang yang tidak merokok. Namun, terkena serangan jantung.
Keadaan itu dapat terjadi karena setiap orang memiliki badan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Dengan begitu, kerentanan antara yang satu dengan lainnya juga tidak sama.
“Tetapi, daripada memaparkan diri terhadap risiko, lebih baik kita menghindari risiko,” tegasnya.
Dia mengingatkan bahwa rokok tradisional dengan elektrik memiliki dampak yang sama saja. Namun, rokok tradisional memiliki berbagai macam zat yang lebih bahaya karena mengandung tar dan sebagainya selain nikotin, sehingga membuat orang memiliki risiko lebih tinggi mengalami berbagai macam kerusakan sampai menderita kanker.
Rokok elektronik cenderung memiliki kadar tar dan zat penambah lain yang lebih sedikit. Namun, tetap mengandung nikotin, sehingga risiko terjadi pengerutan pembuluh darah tetap ada bagi seseorang.
Kemudian, dia juga mengingatkan bahwa rokok bukan satu-satunya yang harus diperhatikan. Individu harus tetap melakukan aktivitas fisik dan pola makan dengan menghindari konsumsi garam yang terlalu tinggi. “Jangan sampai konsumsi garam lebih dari satu sendok teh per hari,” ujarnya.
Selain itu, seseorang juga perlu menghindari makanan dengan kadar gula tinggi karena dapat meningkatkan risiko masalah di jantung dan pembuluh darah. Sementara itu, terkait aktivitas fisik, seseorang harus melakukannya sebanyak 5 – 7 kali dalam satu minggu dengan durasi 30 menit per hari.
“Jadi, sebisa mungkin selain dari rokok memang pola hidup berupa makanan serta aktivitas fisik dijaga,” ujarnya.
Baca juga: Kata Asosiasi Promotor Musik Indonesia Soal Larangan Rokok dalam Kegiatan Kreatif
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.