Riset: Belajar Bahasa Asing Pengaruhi Kemampuan Memproses Musik
07 August 2021 |
13:00 WIB
Belajar bahasa asing dan hobi bermain musik ternyata saling mendukung lho. Menurut studi gabungan antara University of Helsinki, Beijing Normal University, dan University of Turku, belajar bahasa asing berpengaruh terhadap kemampuan memproses musik dalam otak.
Para peneliti dari ketiga universitas ini melakukan studi kepada sejumlah pelajar sekolah dasar berusia 8-11 tahun yang mengikuti program pelatihan musik dan bahasa Inggris. Hasil pengamatan itu kemudian dibandingkan dengan anak-anak lain yang mengikuti berbagai program latihan yang berbeda.
Secara umum, penelitian ini menunjukkan bahwa musik dan program latihan bahasa punya pengaruh terhadap pemrosesan saraf sinyal pendengaran.
Anak-anak yang datang ke program latihan bahasa, terutama bahasa Inggris, cenderung terbukti mengalami peningkatan kemampuan pemrosesan suara yang terkait secara musik terutama pemrosesan nada.
"Yang dapat menjelaskan ini mungkin adalah latar belakang bahasa anak-anak, misalnya bahasa China yang merupakan bahasa yang menggunakan nada, didasari atas persepsi nada yang berpotensi melengkapi subjek studi dengan kemampuan memanfaatkan sifat tersebut saat belajar hal-hal baru," jelas Mari Tervaniemi, direktur penelitian dari University of Helsinki.
Dia juga menyebutkan hal tersebut yang membuat pembelajaran bahasa asing di usia dini bisa memfasilitasi pemprosesan suara lebih baik dibandingkan dengan latihan musik.
Hasil ini sendiri mendukung adanya keterkaitan antara fungsi otak dalam linguistik dan musik yang berkaitan dekat dengan persepsi suara karena adanya modulasi di dalamnya.
Meski penelitian ini berhasil menemukan keterkaitan antara pembelajaran bahasa asing dengan kemampuan pemrosesan suara, tapi studi ini masih membutuhkan penelitian sistematis lebih lanjut untuk melihat apakah kedua hal ini bisa menghasilkan dampak yang serupa dalam perkembangan otak anak-anak usia sekolah.
Editor: Avicenna
Para peneliti dari ketiga universitas ini melakukan studi kepada sejumlah pelajar sekolah dasar berusia 8-11 tahun yang mengikuti program pelatihan musik dan bahasa Inggris. Hasil pengamatan itu kemudian dibandingkan dengan anak-anak lain yang mengikuti berbagai program latihan yang berbeda.
Secara umum, penelitian ini menunjukkan bahwa musik dan program latihan bahasa punya pengaruh terhadap pemrosesan saraf sinyal pendengaran.
Anak-anak yang datang ke program latihan bahasa, terutama bahasa Inggris, cenderung terbukti mengalami peningkatan kemampuan pemrosesan suara yang terkait secara musik terutama pemrosesan nada.
"Yang dapat menjelaskan ini mungkin adalah latar belakang bahasa anak-anak, misalnya bahasa China yang merupakan bahasa yang menggunakan nada, didasari atas persepsi nada yang berpotensi melengkapi subjek studi dengan kemampuan memanfaatkan sifat tersebut saat belajar hal-hal baru," jelas Mari Tervaniemi, direktur penelitian dari University of Helsinki.
Dia juga menyebutkan hal tersebut yang membuat pembelajaran bahasa asing di usia dini bisa memfasilitasi pemprosesan suara lebih baik dibandingkan dengan latihan musik.
Hasil ini sendiri mendukung adanya keterkaitan antara fungsi otak dalam linguistik dan musik yang berkaitan dekat dengan persepsi suara karena adanya modulasi di dalamnya.
Meski penelitian ini berhasil menemukan keterkaitan antara pembelajaran bahasa asing dengan kemampuan pemrosesan suara, tapi studi ini masih membutuhkan penelitian sistematis lebih lanjut untuk melihat apakah kedua hal ini bisa menghasilkan dampak yang serupa dalam perkembangan otak anak-anak usia sekolah.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.