Ilustrasi anak berolahraga (dok Shutterstock)

Olimpiade Bisa Menginspirasi Anak untuk Jadi Atlet, Yuk Bunda Kita Dukung!

06 August 2021   |   07:28 WIB
Image
Fajar Sidik Hypeabis.id

Anak-anak biasanya memiliki idola tersendiri yang jarang diketahui oleh para orang tuanya. Bintang lapangan hijau seperti Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo menjadi idola utama anak-anak yang menyukai sepak bola. Mungkin juga saat menyaksikan beberapa pertandingan dalam hajatan olahraga dunia, Olimpiade Tokyo 2020, banyak anak-anak kita tiba-tiba mengidolakan atlet berprestasi di berbagai cabang olahraga.

Misalnya saat menyaksikan prestasi Momiji Nishiya, peraih medali emas termuda dalam sejarah Olimpiade atau bintang bulu tangkis Indonesia peraih medali emas Olimpiade Greysia dan Apriyani yang seketika bisa menjadi idola baru dan aktivitasnya langsung ditiru oleh anak. 

Hal semacam itu sebaiknya ayah bunda bisa lebih jeli melihatnya lantaran momen tersebut bisa saja menjadi sebuah cita-cita anak yang ingin dijalaninya dengan serius. Untuk itu, peran ayah bunda sangat penting dalam mendukung pengembangan potensi anak sejak dini. 

Psikolog Anak dan Keluarga Vera Itabiliana menerangkan dukungan dari orang tua sangatlah dibutuhkan sehingga potensi anak bisa berkembang menjadi prestasi yang membanggakan. Beberapa peran penting yang perlu diperhatikan orang tua dalam mendukung pengembangan potensi anak adalah.

1. Melakukan pengamatan.
Pengamatan ini bertujuan untuk membantu menemukan potensi anak melalui observasi sehari-hari, sehingga dapat memberikan dukungan dan arahan yang tepat jika potensi anak sudah diketahui dan diberikan dorongan lebih jauh.

2. Memberi peluang.
Ketika ayah bunda mulai menyadari potensi si buah hati, ayah bunda harus memberikan peluang pada anak untuk menemukan potensi dirinya, memberikan dukungan melalui atensi, dan apresiasi atas usaha anak. "Serta tentunya menjadi pendamping ketika anak merasa kesulitan saat menekuni aktivitasnya,” jelas Vera beberapa waktu lalu.

3. Mengendalikan obsesi dan ekspektasi berlebihan.
Selain memberikan dukungan, ayah bunda perlu waspada dalam mendampingi pengembangan potensi anak. Sebaiknya ayah bunda mampu menahan diri untuk tidak terpengaruh oleh obsesi pribadi atau ekspektasi berlebihan.

"Hati-hati orang tua jangan rancu dengan obsesi pribadi. Misalnya ayah dan ibunya suka bola, lalu kita tentukan anaknya agar juga suka main sepak bola," tutur Vera.

4. Konsisten dengan pikiran terbuka
Konsistensi ayah bunda mengamati minat anak harus dilandasi dengan pikiran terbuka. Hendaknya orang tua tidak terburu-buru dalam menentukan bakat tersebut. "Lihat dulu seberapa konsisten anak menyukai sesuatu. Biasanya dapat dilihat saat anak usia 3 tahun, dikenalin dulu dengan berbagai hal," terangnya.

Tidak dapat dipungkiri di tengah situasi yang tidak menentu yakni pandemi saat ini turut memberikan tantangan tersendiri dalam pengembangan potensi dan minat anak.

Namun begitu, perjalanan mencari bakat anak adalah proses yang panjang. Masa pandemi justru dianggap sebagai waktu yang tepat untuk menemukan bakat anak-anak. "Pasalnya saat pandemi kita bisa mengamati anak dengan lebih leluasa," ujar Vera.

5. Menjadi pendengar yang baik.
Ayah bunda juga harus menjadi pendengar yang baik saat anak mulai mengalami emosi dan tidak sabar dalam meniti proses pengembangan diri. Dalam kondisi itu, orang tua disarankan tidak langsung mengutarakan solusi secara terbuka dan blak-blakan.

"Kadang anak cuma butuh didengar dan dipahami. Setelah didengar, kadang solusi bisa muncul sendiri dari anak, atau solusi bisa dicari berdua," pungkasnya. (Sumber: Bisnis Indonesia 7 November 2020).

SEBELUMNYA

Yuk Meriahkan HUT RI ke-76 Secara Virtual Pakai Foto dengan Berbagai Twibbon

BERIKUTNYA

Twitter Spaces Tambahkan Opsi Co-host untuk Kelola Obrolan Suara

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: