Kevindra Soemantri. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Kevindra Soemantri Kulik Perkembangan Kuliner Jakarta di Buku Gastropolitan

23 October 2023   |   12:18 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Sangat sedikit orang yang mau mencatat kehadiran dan menghilangnya makanan di dalam gaya hidup sebuah kota. Makanan masih kerap dianggap sekadar mengisi perut. Padahal, makanan menjadi salah satu indikator perubahan sosial dan gaya hidup sebuah kota. Dari makanan, pergerakan ekonomi dan politik sebuah kota juga bisa dibaca.
 
Salah satu diantara yang sedikit pembaca berbagai perubahan kota dari kacamata kuliner itu adalah Kevindra Prianto Soemantri. Dia seorang penulis pangan (food writer), sekaligus kritikus kuliner dan restoran. Lebih dari sekadar predikat itu, pria yang akrab disapa Kevin itu boleh dibilang pencatat perubahan kota, secara khusus Jakarta, melalui perubahan gaya hidup kulinernya.

Baca juga: Jakarta Jadi Surga Sekaligus Dapur Penciptaan Ragam Kuliner Baru
 
Hal itu pula yang tersaji dalam buku barunya berjudul Gastropolitan: A Gastronomic Journey through Jakarta's Contemporary Food Scene. Buku setebal 238 halaman itu merupakan rangkuman observasi Kevin selama 10 tahun (2010-2019) terkait perkembangan kuliner di Jakarta, yang memberikan perubahan besar termasuk tata kotanya.
 
Buku itu mencatat sejarah modern kegiatan makan dan minum di Jakarta yang mengalami masa terpenting dalam satu dekade terakhir. Dalam masa yang singkat itu, kegiatan kuliner di Jakarta berkelindan dengan ambisi dan keinginan masyarakatnya, saling mentransformasi diri menjadi gaya hidup baru yang tak terpisahkan dari dinamika kota metropolitan.
 
Pengalaman makan-makan di Jakarta selama 10 tahun menyadarkan sang penulis bahwa Jakarta adalah sebuah kota modern yang hidup dari makanan dan minuman. Makan dan minum adalah napas yang menghidupi ambisi, kerja keras, dan perayaan atas keberhasilan banyak orang di Jakarta.
 
Buku ini pun menjadi usaha merekam perkembangan kuliner modern Jakarta, yang tanpa disadari turut memahat wajah Jakarta. Sang penulis membingkai ulang perjalanan Jakarta selama 10 tahun terakhir dari sudut pandang restoran, kafe, bar, dan orang-orang yang hidup di dalamnya.
 
Kevin mengatakan restoran tak hanya bicara perihal makanan dan rasa. Untuk sebuah kota metropolitan seperti Jakarta, restoran sama pentingnya seperti pasar tradisional di daerah. Restoran menjadi tempat untuk bersosialisasi, bertukar ide atau pikiran, hingga kepentingan meeting atau berbisnis. 
 
Menurutnya, selama 10 tahun terakhir, transformasi lanskap restoran dan kafe di Jakarta itu sangat dinamis. Selama itu pula, banyak bermunculan tren kuliner baru di ibu kota dari segi restoran secara bersamaan, misalnya coffee shop, salted egg, makanan vegan, dan sebagainya.
 
Tak hanya menciptakan sederet tren, papar Kevin, perkembangan kuliner di Jakarta yang terbilang masif selama satu dekade juga menciptakan area-area destinasi kuliner baru di ibu kota. Misalnya, hadirnya kawasan kuliner di Pantai Indah Kapuk (PIK), kawasan kedai kopi di daerah Cipete, begitu pula dengan perubahan kawasan Senopati yang kini menjadi destinasi hang out anak muda.
 
"Jadi saya melihat dari segi urban planning, perubahan tata kota, ternyata restoran itu sangat punya impact untuk mengubah sebuah kawasan, dan teknologi dan digitalisasi akhirnya memiliki impact ke perkembangan tren [kuliner]," katanya saat ditemui Hypeabis.id di Jakarta, Minggu (22/10/2023).
 

Sumber gambar: Gramedia Pustaka Utama

Sumber gambar: Gramedia Pustaka Utama

Kevin mengatakan inspirasinya menerbitkan buku Gastropolitan bermula ketika dia menjadi kritikus restoran di media The Jakarta Post dari tahun 2014-2017. Selama itu, dia sering menyambangi restoran-restoran yang ada di Jakarta, sekaligus membuat laporan jurnalistik tentang kuliner yang komprehensif.
 
Faktor lain yang juga mendorongnya untuk menyusun buku tersebut ialah menurutnya masih sedikit literasi yang menjelaskan dokumentasi tentang perkembangan atau rekam jejak restoran-restoran terkenal di Jakarta. Tidak seperti Singapura dan New York yang memiliki buku dokumentasi semacam itu, sehingga bisa menjadi peta rujukan bagi masyarakat lokal maupun turis untuk berwisata kuliner.
 
Sebagai perbandingan, di New York, ada buku berjudul Gastropolis: Food and New York City yang berisi tentang sejarah kota New York, Amerika Serikat, melalui perkembangan kulinernya. Mengapa Oyster Bar di kota itu booming, termasuk pengaruh migran Italia terhadap perkembangan kuliner yang dikemas dengan menarik sehingga membentuk wajah kuliner New York sekarang ini.
 
"Tapi buku ini bukan untuk menuliskan sejarah [kuliner], melainkan untuk menggambarkan perkembangan restoran di Jakarta selama 10 tahun terakhir, termasuk rujukan saya untuk pengembangannya di masa mendatang," kata pria berusia 30 tahun itu.
 
Kevin juga menjelaskan bahwa buku tersebut disusun berdasarkan pengalaman dan observasi pribadinya, ditambah dengan beberapa arsip wawancara dengan sejumlah pemilik restoran. Tak hanya menyajikan pengetahuan tentang perkembangan kuliner di Jakarta, melalui buku itu, sang penulis juga menawarkan gagasannya untuk menjadikan Jakarta sebagai pusat wisata kuliner di Indonesia.
 
Menurutnya, sebagai melting pot atau tempat bertemunya berbagai budaya kuliner baik dari berbagai daerah di Nusantara maupun mancanegara, seharusnya bisa menjadi poin plus untuk mendorong ibu kota sebagai destinasi utama wisata kuliner.

Hal itu bisa diawali dengan pemetaan kawasan kuliner daerah-daerah di Jakarta yang ikonik, misalnya kawasan kuliner khas India dan Arab di daerah Pasar Baru, kawasan kedai kopi di daerah Cipete, kawasan kuliner Jepang di Blok M, dan sebagainya.
 
"Itu akan menjadi identitas tersendiri bagi Jakarta, terlebih nanti kalau ibu kota sudah pindah ke IKN. Jakarta mau dikenal sebagai apa? Harusnya salah satunya dari turisme kulinernya," tambahnya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Sinopsis dan Pemeran Drakor High Cookie, Kue Ajaib yang Bisa Wujudkan Impian

BERIKUTNYA

Jakarta Fashion Week 2024 Digelar 7 Hari di PIM 3, Cek Jadwal Show Hari Pertama

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: