Usung Tema Legend Urban, Festival Musikal Indonesia 2023 Siap Digelar di Jakarta
05 October 2023 |
21:30 WIB
Pencinta drama musikal sepertinya siap semringah pada tahun ini. Pasalnya, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan Yayasan Eksotika Karmawibhangga Indonesia bakal menyelenggarakan Festival Musikal Indonesia (FMI) 2023.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, FMI kali ini akan mengambil tajuk Legenda Urban Indonesia yang berlangsung pada 2829 Oktober di Ciputra Artpreneur, Jakarta. Tak hanya itu, festival ini juga akan kembali melibatkan sejumlah grup dan komunitas musikal di penjuru Indonesia.
Kapokja Apresiasi dan Literasi Musik Direktorat Perfilman, Musik dan Media Kemendikbud Ristek, Edi Irawan mengatakan, hadirnya kembali FMI tahun ini karena besarnya antusiasme masyarakat terhadap musikal. Selain itu, gelaran tersebut juga dihelat untuk memperkuat ekosistem pertunjukan di Tanah Air.
"Indonesia memiliki kekayaan budaya khususnya seni pertunjukan, lewat FMI ini diharap menyebarkan semangat untuk merawat dan memperkenalkannya ke generasi muda dan bisa menyebar ke berbagai daerah lain," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (5/10/23).
Baca juga: Euforia Konser Musik Tak Padam, Indonesia Bersiap Jadi Negara Tujuan Konser Dunia?
Sementara itu, Aiko Senosoenoto, produser dari Yayasan Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI) mengatakan, digelarnya kembali FMI sebagai bentuk komitmen untuk menumbuhkan pertunjukan musikal di Tanah Air. Terlebih, sajian musikal bakal menggabungkan berbagai seni, mulai dari teater, musik, tari, Wardrobe, dan Set Props.
Oleh karena itu lewat acara ini diharap bisa menjadi ajang ekspresi dan kolaborasi dari para pekerja seni pertunjukan, utamanya para generasi muda. "Apalagi bentuk sajian musikal adalah bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang telah ada sejak jaman dahulu seperti misalnya dalam Lenong atau ketoprak. Hal ini perlu diketahui juga oleh generasi muda,"katanya.
Tak hanya itu, berbeda dengan tahun sebelumnya, FMI kali ini juga menghadirkan para kurator muda yang bertugas mengkurasi penampil serta alur festival. Adapun, mereka terdiri dari perwakilan pelaku musikal di Indonesia, yakni Bathara Saverigadi, Chriskevin Adefrid, Josh Marcy, Nala Amrytha dan Nuya Susantono.
Mewakili kurator, Nala Amrytha mengatakan tema legenda urban dipilih sebagai respon kreatif terhadap pengetahuan dan pengalaman komunal masyarakat. Pilihan tema ini pun ingin mempertunjukan ide-ide terkait cerita rakyat dan mitos urban yang selama ini berkembang di masyarakat.
"Pemilihan tema ini juga sebagai bentuk penajaman peristiwa tutur, utamanya lewat pengetahuan yang terus hidup, tumbuh dan bergerak di masyarakat perkotaan," katanya.
Nantinya, sejumlah karya yang bakal digelar adalah Artswara dengan lakon Perempuan dalam Remang, Boow Live dengan lakon berjudul Ibu, dan EKI Dance Company membawakan judul Bangku Kosong. Kemudian bakal ada juga Swargaloka dengan lakon Ratapan di Timur Tanah Jawa: Alas Purwo, dan grup TEMAN bakal menggelar pentas berjudul 6.
Menurut Nala, semua grup tersebut akan mengeksplor tema legenda urban yang dipentaskan di di auditorium lantai 13 Ciputra Artpreneur. Namun, selain kelima kelompok tersebut bakal ada juga showcase dari 13 komunitas musikal yang akan membawakan tema-tema seru di lantai 11 Ciputra Artpreneur.
Selain menikmati pertunjukan musikal, pengunjung dapat ikut berpartisipasi dalam sesi Broadway Open Mic yang diorganisasikan oleh Gigi Art Of Dance. Selain itu juga bisa mengikuti talkshow, menikmati pameran dan kuliner Nusantara di areal festival.
Terkait dengan tiket, bagi pengunjung di areal festival terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Sedangkan untuk menyaksikan pertunjukan Gala di Auditorium, tiket bisa dibeli di situs Book My Show dengan harga Rp150.000 untuk One Day Pass dan Rp250.000 untuk Two Days Pass.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Roni Yunianto
Berbeda dengan tahun sebelumnya, FMI kali ini akan mengambil tajuk Legenda Urban Indonesia yang berlangsung pada 2829 Oktober di Ciputra Artpreneur, Jakarta. Tak hanya itu, festival ini juga akan kembali melibatkan sejumlah grup dan komunitas musikal di penjuru Indonesia.
Kapokja Apresiasi dan Literasi Musik Direktorat Perfilman, Musik dan Media Kemendikbud Ristek, Edi Irawan mengatakan, hadirnya kembali FMI tahun ini karena besarnya antusiasme masyarakat terhadap musikal. Selain itu, gelaran tersebut juga dihelat untuk memperkuat ekosistem pertunjukan di Tanah Air.
"Indonesia memiliki kekayaan budaya khususnya seni pertunjukan, lewat FMI ini diharap menyebarkan semangat untuk merawat dan memperkenalkannya ke generasi muda dan bisa menyebar ke berbagai daerah lain," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (5/10/23).
Baca juga: Euforia Konser Musik Tak Padam, Indonesia Bersiap Jadi Negara Tujuan Konser Dunia?
Sementara itu, Aiko Senosoenoto, produser dari Yayasan Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI) mengatakan, digelarnya kembali FMI sebagai bentuk komitmen untuk menumbuhkan pertunjukan musikal di Tanah Air. Terlebih, sajian musikal bakal menggabungkan berbagai seni, mulai dari teater, musik, tari, Wardrobe, dan Set Props.
Oleh karena itu lewat acara ini diharap bisa menjadi ajang ekspresi dan kolaborasi dari para pekerja seni pertunjukan, utamanya para generasi muda. "Apalagi bentuk sajian musikal adalah bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang telah ada sejak jaman dahulu seperti misalnya dalam Lenong atau ketoprak. Hal ini perlu diketahui juga oleh generasi muda,"katanya.
Konferensi pers Festival Musikal Indonesia (sumber gambar Hypeabis.id/ Prasetyo Agung)
Tak hanya itu, berbeda dengan tahun sebelumnya, FMI kali ini juga menghadirkan para kurator muda yang bertugas mengkurasi penampil serta alur festival. Adapun, mereka terdiri dari perwakilan pelaku musikal di Indonesia, yakni Bathara Saverigadi, Chriskevin Adefrid, Josh Marcy, Nala Amrytha dan Nuya Susantono.
Mewakili kurator, Nala Amrytha mengatakan tema legenda urban dipilih sebagai respon kreatif terhadap pengetahuan dan pengalaman komunal masyarakat. Pilihan tema ini pun ingin mempertunjukan ide-ide terkait cerita rakyat dan mitos urban yang selama ini berkembang di masyarakat.
"Pemilihan tema ini juga sebagai bentuk penajaman peristiwa tutur, utamanya lewat pengetahuan yang terus hidup, tumbuh dan bergerak di masyarakat perkotaan," katanya.
Nantinya, sejumlah karya yang bakal digelar adalah Artswara dengan lakon Perempuan dalam Remang, Boow Live dengan lakon berjudul Ibu, dan EKI Dance Company membawakan judul Bangku Kosong. Kemudian bakal ada juga Swargaloka dengan lakon Ratapan di Timur Tanah Jawa: Alas Purwo, dan grup TEMAN bakal menggelar pentas berjudul 6.
Menurut Nala, semua grup tersebut akan mengeksplor tema legenda urban yang dipentaskan di di auditorium lantai 13 Ciputra Artpreneur. Namun, selain kelima kelompok tersebut bakal ada juga showcase dari 13 komunitas musikal yang akan membawakan tema-tema seru di lantai 11 Ciputra Artpreneur.
Selain menikmati pertunjukan musikal, pengunjung dapat ikut berpartisipasi dalam sesi Broadway Open Mic yang diorganisasikan oleh Gigi Art Of Dance. Selain itu juga bisa mengikuti talkshow, menikmati pameran dan kuliner Nusantara di areal festival.
Terkait dengan tiket, bagi pengunjung di areal festival terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Sedangkan untuk menyaksikan pertunjukan Gala di Auditorium, tiket bisa dibeli di situs Book My Show dengan harga Rp150.000 untuk One Day Pass dan Rp250.000 untuk Two Days Pass.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.