Jakarta Film Week 2023, Dibuka Budi Pekerti & Ditutup Tiger Stripes
27 September 2023 |
14:00 WIB
Yudi Supriyanto
Jurnalis Hypeabis.id
Film berjudul Budi Pekerti besutan Sutradara Wregas Bhanuteja akan menjadi karya pembuka dalam ajang Jakarta Film Week 2023 yang berlangsung dari 25 sampai 29 Oktober 2023. Penayangan tersebut menjadikannya sebagai tempat pertama film diputar di Indonesia.
Karya hasil produksi Rekata Studio dan Kaninga Pictures itu sudah tayang di Toronto International Film Festival 2023, dan menjadi film yang satu-satunya mewakili Asia Tenggara. Budi Pekerti bercerita tentang drama intens yang dialami oleh perempuan paruh baya, ibu, dan seorang pengajar yang mengalami tekanan masyarakat.
Baca juga: Mengusung Tema Evolve, Jakarta Film Week Digelar Akhir Oktober 2023
Wregas menuturkan bahwa Budi Pekerti mendapatkan apresiasi dan sambutan yang hangat dari penonton internasional dengan beragam latar belakang dan budaya. Mereka bisa merasakan emosi dan makna yang dialami oleh karakter sepanjang film. “Dan merasa relate dengan apa yang terjadi di tempat mereka berasal,” katanya dalam rilis yang diterima Hypeabis.id pada Rabu, 27 September 2023.
Berbekal hal tersebut, dia meyakini para penonton di dalam negeri juga akan merasakan kedekatan dan relasi dengan film Budi Pekerti, terutama mengenai keluarga, viralitas, dan media sosial yang sangat erat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.
Dia berharap seluruh perasaan yang dituangkan oleh para pemain dan kru dapat dirasakan oleh para penonton ketika menyaksikan film Budi Pekerti.
Sementara itu, Jakarta Film Week akan memutar Tiger Stripes karya Amanda Neil Eu sebagai film penutup. Karya produksi Ghost Grrrl Pictures, Malaysia, itu adalah proyek film yang melibatkan kerja sama delapan negara, termasuk dari Indonesia, yakni Kawan Kawan Media.
Tidak hanya itu, Tiger Stripes juga tercatat telah berhasil meraih penghargaan sebagai film terbaik di Cannes Critic Week pada Mei 2023. Karya ini bertutur melalui pendekatan body-horror dan menjadi refleksi coming of age atas tekanan lain dalam konteks masyarakat yang religius, tapi dibalut dengan folklor dan tampilan visual yang menggelitik penonton.
Novi Hanabi, Program Manager Jakarta Film Week 2023, mengatakan bahwa pemutaran kedua film tersebut dipilih untuk menampilkan cara berbeda sineas dalam mengeksekusi pergulatan perempuan menghadapi prasangka dan tekanan sosial.
“Dua film ini meresonansi isu-isu lokal yang universal terutama konteks perempuan yang berusaha diturunkan dalam sinema,” tuturnya.
Untuk diketahui, Jakarta Film Week akan diadakan pada 25-29 Oktober 2023 di empat lokasi. Festival film berskala internasoinal itu mengusung tema Evolve, yang menggambarkan pertumbuhanfestival sekaligus berkembangnya industri film sejak pandemi terjadi.
Rina Damayanti, Festival Director Jakarta Film Week, mengatakan bahwa ajang yang lahir pada masa Pandemi Covid -19 tersebut telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai hal, seperti karya, keterampilan sumber daya manusia, teknologi dan fasilitas.
“Sampai aspek ekshibisi dan apresiasi penonton. Ini yang menjadi latar kita memilih tema Evolve. Spirit kata Evolve juga menjadi dasar dalam mengembangkan program-program dan kerja sama pada tahun ini,” ujarnya.
Selain program yang sudah ada, Jakarta Film Week akan hadir dengan program baru yaitu JFW Net. Pembuatan program ini bertujuan menjadi wadah yang berfokus membantu pertumbuhan dan membuka jaringan para stakeholder perfilman. Mereka juga bisa menambah wawasan, meningkatkan kemampuan, dan memperluas pasar film Indonesia.
Baca juga: Komite Festival Film Indonesia 2023 Umumkan 22 Film Cerita Panjang Lolos Tahap Rekomendasi Asosiasi
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Karya hasil produksi Rekata Studio dan Kaninga Pictures itu sudah tayang di Toronto International Film Festival 2023, dan menjadi film yang satu-satunya mewakili Asia Tenggara. Budi Pekerti bercerita tentang drama intens yang dialami oleh perempuan paruh baya, ibu, dan seorang pengajar yang mengalami tekanan masyarakat.
Baca juga: Mengusung Tema Evolve, Jakarta Film Week Digelar Akhir Oktober 2023
Wregas menuturkan bahwa Budi Pekerti mendapatkan apresiasi dan sambutan yang hangat dari penonton internasional dengan beragam latar belakang dan budaya. Mereka bisa merasakan emosi dan makna yang dialami oleh karakter sepanjang film. “Dan merasa relate dengan apa yang terjadi di tempat mereka berasal,” katanya dalam rilis yang diterima Hypeabis.id pada Rabu, 27 September 2023.
Berbekal hal tersebut, dia meyakini para penonton di dalam negeri juga akan merasakan kedekatan dan relasi dengan film Budi Pekerti, terutama mengenai keluarga, viralitas, dan media sosial yang sangat erat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.
Dia berharap seluruh perasaan yang dituangkan oleh para pemain dan kru dapat dirasakan oleh para penonton ketika menyaksikan film Budi Pekerti.
Sementara itu, Jakarta Film Week akan memutar Tiger Stripes karya Amanda Neil Eu sebagai film penutup. Karya produksi Ghost Grrrl Pictures, Malaysia, itu adalah proyek film yang melibatkan kerja sama delapan negara, termasuk dari Indonesia, yakni Kawan Kawan Media.
Tidak hanya itu, Tiger Stripes juga tercatat telah berhasil meraih penghargaan sebagai film terbaik di Cannes Critic Week pada Mei 2023. Karya ini bertutur melalui pendekatan body-horror dan menjadi refleksi coming of age atas tekanan lain dalam konteks masyarakat yang religius, tapi dibalut dengan folklor dan tampilan visual yang menggelitik penonton.
Novi Hanabi, Program Manager Jakarta Film Week 2023, mengatakan bahwa pemutaran kedua film tersebut dipilih untuk menampilkan cara berbeda sineas dalam mengeksekusi pergulatan perempuan menghadapi prasangka dan tekanan sosial.
“Dua film ini meresonansi isu-isu lokal yang universal terutama konteks perempuan yang berusaha diturunkan dalam sinema,” tuturnya.
Untuk diketahui, Jakarta Film Week akan diadakan pada 25-29 Oktober 2023 di empat lokasi. Festival film berskala internasoinal itu mengusung tema Evolve, yang menggambarkan pertumbuhanfestival sekaligus berkembangnya industri film sejak pandemi terjadi.
Rina Damayanti, Festival Director Jakarta Film Week, mengatakan bahwa ajang yang lahir pada masa Pandemi Covid -19 tersebut telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai hal, seperti karya, keterampilan sumber daya manusia, teknologi dan fasilitas.
“Sampai aspek ekshibisi dan apresiasi penonton. Ini yang menjadi latar kita memilih tema Evolve. Spirit kata Evolve juga menjadi dasar dalam mengembangkan program-program dan kerja sama pada tahun ini,” ujarnya.
Selain program yang sudah ada, Jakarta Film Week akan hadir dengan program baru yaitu JFW Net. Pembuatan program ini bertujuan menjadi wadah yang berfokus membantu pertumbuhan dan membuka jaringan para stakeholder perfilman. Mereka juga bisa menambah wawasan, meningkatkan kemampuan, dan memperluas pasar film Indonesia.
Baca juga: Komite Festival Film Indonesia 2023 Umumkan 22 Film Cerita Panjang Lolos Tahap Rekomendasi Asosiasi
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.