Aktris Aulia Sarah berperan sebagai Badarawuhi. (Sumber gambar: MD Pictures)

Aulia Sarah Kembali Perankan Badarawuhi dalam Film KKN di Desa Penari 2

26 September 2023   |   09:32 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Like
Kisah misteri film KKN di Desa Penari berlanjut. Rumah produksi MD Pictures baru saja mengumumkan bakal merilis film KKN di Desa Penari 2: Badarawuhi. Di film sekuelnya ini, aktris Aulia Sarah kembali dipercaya untuk memerankan Badarawuhi atau lelembut misterius yang menjadi momok dalam cerita ini.

Hal itu terungkap dalam pengumuman jajaran pemain film KKN di Desa Penari 2: Badarawuhi pada Senin (25/9/2023). Kembalinya Aulia Sarah memerankan karakter Badarawuhi ditunjuk langsung oleh Manoj Punjabi selaku produser sekaligus founder dan CEO MD Entertainment. Alasannya karena karakter Badarawuhi sudah lekat dengan aktris berusia 32 tahun itu.

Baca juga: Asal-usul Badarawuhi, Sosok Lelembut di Tanah Jawa dalam Film KKN Di Desa Penari

Diketahui, Aulia Sarah telah berperan sebagai Badarawuhi dalam dua film sebelumnya yakni KKN di Desa Penari yang dirilis pada 30 April 2022 dan versi lebih dari 40 menit adegan baru dalam KKN di Desa Penari: Luwih Dowo, Luwih Medeni yang tayang pada 29 Desember 2022.

Badarawuhi merupakan lelembut atau siluman ular yang menguasai Desa Penari. Dia adalah sumber dari segala teror yang mengakibatkan para mahasiswa yang ada di film tersebut harus mengalami kejadian-kejadian mengerikan di luar nalar.

Menurut utas kisah mistis dari akun Twitter @SimpleMan yang viral pada 201, Badarawuhi adalah ratu penguasa dan salah satu pemilik sinden (tempat mandi para penari) di hutan. Selain sebagai ratu dan pemilik sinden, Badarawuhi juga bertugas menari untuk menyenangkan para lelembut penjaga hutan.
 


Konon, Badarawuhi adalah makhluk halus yang berasal dari Pantai Selatan. Namun, pada suatu hari, dia diusir dan dikeluarkan dari kerajaan Pantai Selatan lantaran merasuki salah satu penari di tanah Jawa Timur yaitu Ratna Narekh.

Kisah berawal dari seorang ksatria wanita bernama Ratna Narekh, yang menjadi lurah di sebuah desa yang bertempat di tengah alas Daha, dan menjadikan pelataran pemuja sanghyang sebagai tempat berkesenian salah satunya tari.

Ratna Narekh merupakan murid dari seorang ksatria yang hidup di zaman Prabu Airlangga. Dia melarikan diri ketika sang guru ditaklukkan oleh Mpu Barada. Ratna Narekh dan keempat murid lainnya melarikan diri. Keempat murid lainnya itu melarikan diri ke tanah Bali, sedangkan Ratna Narekh lari ke Timur Jawa.

Ratna Narekh lari dengan membawa lontar yang berisi ilmu Kadigjayan untuk menaklukan para lelembut di sepanjang hutan Jawa Tengah sampai Timur. Sejak penaklukan yang dilakukan oleh Mpu Barada, Ratna Narekh tidak pernah muncul kembali. Namun dikarenakan hidupnya terus mempelajari ilmu dari lontar tersebut, akhirnya sebagian cerita menyatakan bahwa Ratna Narekh hidup awet muda.
 


Dia tidak pernah muncul lagi di tanah Jawa, sampai tiba suatu hari dia singgah di desa Wonokromo. Desa tersebut memiliki sebuah kolam yang dipercaya sebagai pusat Gerbang Halus di utara Jawa, yang berlokasi di sekitar lereng gunung raung dan berdekatan dengan alas Daha.

Sedangkan gerbang halus Selatan berada di salah satu pantai di selatan Jawa dengan ciri adanya sebuah batu karang besar. Kolam air itu disebut sebagai tempat persinggahan Ibu Ratu Pantai Selatan jika sedang bertamu ke Utara jawa.

Ketika Ibu Ratu Pantai Selatan pulang ke selatan, tempat tersebut dijaga oleh para panglima dan ksatria pantai selatan baik laki laki maupun wanita. Ratna Narekh dengan kesombongannya justru melanggar adat dari desa tersebut bahwa tidak boleh mengadakan tarian yang diiringi gamelan, karena akan mengundang seluruh makhluk gaib penghuni Alas Daha termasuk penghuni Sendang di dalamnya.

Akibat kesombongannya, semua penduduk musnah termasuk dirinya. Salah satu makhluk halus yang merasuki penari adalah wanita utusan Ibu Ratu Pantai Selatan yang menjaga sendang di Alas Daha. Dia merasuki dan tidak mau keluar dari jasad penari itu, sampai akhirnya jasad penari itu dihancurkan barulah dia keluar. Sejak saat itulah dia diusir dari pantai selatan dan dilucuti beberapa kesaktiannya.

Wujud Ratna Narekh tetap berbaju pantai selatan memakai kebaya dan selendang hijau, cantik, anggun dan kerap jahil, terutama kepada kaum laki-laki. Dia disebut bisa beranak pinak jika ada lelaki yang menyentuhnya atau tergoda olehnya.

Namun ketika dia marah akibat ada yang mengotori tempatnya atau melanggar aturan wilayah dia berkuasa, maka wujudnya akan berubah menjadi setengah badan atas wanita bermahkota dan bagian tengah ke bawah berbentuk ular. Dialah yang disebut Badarawuhi oleh masyarakat Jawa.

 

Selain Aulia Sarah, film KKN di Desa Penari 2: Badarawuhi juga akan dibintangi oleh Maudy Effrosina sebagai Lina, Jourdy Pranata sebagai Yuda, Didin Boneng sebagai Mbah Buyut Tua, Aming sebagai Mbah Buyut Muda dan Muhammad Iqbal Sulaiman sebagai Gito, Claresta Taufan sebagai Ratih, Maryam Supraba sebagai Inggri, Pipin Putri sebagai Mbah Putri, dan Bima Sena sebagai Prabu.

Berbeda dari film sebelumnya yang digarap oleh sutradara Awi Suryadi, sekuel KKN di Desa Penari ini akan disutradarai oleh Kimo Stamboel. Sebagai sutradara, Kimo memang dikenal telah menggarap sejumlah film dan serial horor diantaranya Sewu Dino (2023), Teluh Darah (2023), Jailangkung: Sandekala (2022), Ivanna (2022), dan Ratu Ilmu Hitam (2019).

Film KKN di Desa Penari 2: Badarawuhi dikabarkan bakal tayang pada momen libur Lebaran 2024. Namun, detail mengenai film tersebut belum diungkap ke publik oleh MD Pictures.

Baca juga: Wow, KKN di Desa Penari Tembus 10 Juta Penonton

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

5 Agenda Konser K-Pop & Fan Meeting Oktober 2023, Ada Le Sserafim hingga Young K

BERIKUTNYA

Pahami Gaya Kepemimpinan Efektif dengan Managerial Grid

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: