Tak Ada Pasar Tunggal, Raam Punjabi Ungkap Selera Tontonan Indonesia Makin Heterogen
Menurut produser prominen Indonesia itu, warga negara +62 mesti disuguhkan dengan tayangan yang bervariasi, baik dalam bentuk film atau serial. Sebab, demografi penonton di Tanah Air ini sebenarnya sangat beragam.
“Selera masyarakat itu heterogen. Orang umur 19 tahun tentu akan berbeda pilihan dengan emak-emak. Bahkan, sesama emak-emak bisa berbeda,” ungkap Raam saat ditemui seusai konferensi pers MoU Multivision Plus dan BTV di Multivision Tower, Jakarta, Rabu (20/9).
Baca juga: Eksklusif Profil Raam Punjabi: Formula Jitu Multivision Merajai Jagat Sinema
Keberagaman ini menjadi keunikan. Bahkan, juga tantangan karena memberikan tayangan yang pas untuk penonton itu tidak gampang. Menurut Raam, pengalamannya di industri hiburan selama lebih dari 50 tahun pun tak membuatnya jadi profesor di bidang ini.
Hingga saat ini dirinya masih terus belajar untuk memahami selera dan kebutuhan masyarakat Indonesia. Terlebih, saat ini dinamika yang terjadi di masyarakat juga berkembang makin cepat. Ini tentu jadi rintangan tersendiri bagi production house miliknya.
Namun, hanya dengan memahami perilaku dan kebiasaan masyarakatlah dirinya bisa selalu menghadirkan tayangan yang relevan bagi penonton. Lima tahun lagi atau berpuluh tahun lagi akan selalu formulanya begitu.
“Ini yang akan kami ambil dari masyarakat, kemudian kami akan mengolahnya kembali dan menyajikannya kepada masyarakat agar menjadi tontonan yang menarik,” imbuhnya.
Founder PT Tripar Multivision Plus Tbk. (MVP) Raam Punjabi (kedua kanan), disampingi Presiden Direktur Whora Anita (kanan), Founder PT Bersatu Universe Digital Indonesia (B-Universe) Enggartiasto Lukita (kedua kiri), dan Presiden Direktur Rio Abdurachman memberikan paparan saat acara penandatanganan nota kesepahaman PT Tripar Multivision Plus Tbk. (MVP) dan PT Bersatu Universe Digital Indonesia (B-Universe) di Jakarta, Rabu (20/92/2023). (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani)
“Dari tontonan kita bisa memberikan edukasi juga ke audiens jadi lebih pintar. Misalnya, Orang Jawa tidak tahu budaya yang terjadi di Sumatra. Itu bisa kita gabung dan mempersembahkan dalam bentuk film agar muncul jiwa persatuan Indonesia di penonton,” ujarnya.
Lalu, yang tak kalah penting bagi dunia hiburan saat ini ialah kolaborasi. Alih-alih saling berjuang sendiri, kolaborasi justru bisa membuka banyak jalur baru yang sama-sama saling menguntungkan.
MVP yang dahulu dikenal kerap memproduksi tayangan sinetron, kini akan kembali fokus ke tayangan tersebut. Melalui kerja sama dengan B-Universe, rumah produksi milik Keluarga Punjabi itu akan jadi pemasok konten untuk disiarkan di jaringan televisi swasta digital tersebut.
Dengan kerja sama ini, MVP akan makin memperlebar sayap distribusi kontennya ke dalam berbagai medium. Selain menghadirkan konten-konten yang telah ada sebelumnya, MVP juga tengah bersiap untuk membuat konten eksklusif yang bakal tayang.
Baca juga: Film Pendek Empu Sukses Mewakili Indonesia di Movement Art Film Festival Berlin
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.