Film Pendek Empu Sukses Mewakili Indonesia di Movement Art Film Festival Berlin
20 September 2023 |
18:00 WIB
Film pendek berjudul Empu berhasil menembus pementasan Movement Art Film Festival Berlin, Berlin, Jerman pada 13 – 16 September 2023. Karya yang disutradarai oleh Muhammad Alfi Madjid, dengan koreografer Mulyani itu menjadi satu-satunya wakil Indonesia pada perhelatan tersebut.
Empu adalah film yang menguak kisah perempuan Jawa. Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, kreativitas lahir dari rahim perempuan. Adapun, laki-laki mempunyai fungsi berburu. Dalam kisah ini, perempuan di Indonesia mengekspresikan kreativitas mereka melalui aktivitas membatik atau menggambar di atas kain, sebuah media yang digunakan untuk mengumpulkan seluruh kenangan visual atau perasaan yang mereka alami.
Baca juga: Hypereport: Ramai-ramai Nonton Film Pendek
Dikutip dari laman resmi festival, lewat film ini, sineas mengajak penonton untuk mengapresiasi dan memperkenalkan kembali nilai-nilai kearifan lokal, khususnya di kalangan perempuan. Dalam koreografinya, Empu juga memperkenalkan kepercayaan Jawa lainnya, yaitu “sangkan paraning dumadi. Artinya, awal dan akhir penciptaan alam semesta. Seperti halnya kreativitas yang lahir dari rahim perempuan.
Maria Walser, salah satu panitia penyelenggara Movement Art Film Festival Berlin, menuturkan bahwa Empu merupakan film pendek satu-satunya yang mewakili Indonesia sekaligus Asia Tenggara di ajang tersebut.
Karya itu berhasil menjadi satu dari 22 film yang lolos kurasi dan melakukan pementasan di ibu kota Jerman tersebut. “Ribuan film telah kami terima dari berbagai seniman mencanegara,” katanya dikutip dari laman Kemendibudristek, Rabu (20/9/2023).
Tidak hanya menunjukkan prestasi mumpuni seniman asal Wonosobo, kehadirannya juga menjadi sesuatu yang positif bagi Indonesia. Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Berlin Ardi Marwan mengatakan bahwa karya tersebut menjadi media yang dapat mengenalkan Indonesia kepada masyarakat Eropa, khususnya Jerman.
Melalui film pendek itu, banyak masyarakat di Jerman dapat mengetahui bahwa Indonesia yang memiliki wilayah luas juga mempunyai kebudayaan yang beragam. Dia pun berharap ada lebih banyak seniman dari dalam negeri yang dapat menunjukkan kebudayaan Indonesia melalui video pendek.
Empu ditayangkan pada Rabu, 13 September 2023 di Dock 11, Berlin. Alfi mengungkapkan bahwa film pendek Empu bercerita bahwa perempuan dan pria pada dasarnya memiliki derajat yang sama. Dia menggambarkan kesetaraan itu dalam adegan Mulyani yang diapit oleh dua orang pria.
Pada saat itu, Mulyani menggunakan topeng Sontoloyo berwarna emas dan kedua pria tersebut menggunakan topeng berwarna merah. “Saya ingin menggambarkan bahwa posisi perempuan sama dengan pria,“ paparnya.
Kemudian, film Empu terinspirasi dari Serat Ambatik yang berbicara bahwa kreativitas lahir dari rahim seorang perempuan. Dia pun menggambarkan kain eco-print yang digunakan oleh Mulyani sebagai manifestasi memori visual dan perasaan yang sedang dialami oleh seorang perempuan dalam film tersebut.
Alfi mengungkapkan bahwa proses produksi film pendek tersebut cukup singkat. Proses pengambilan gambar hanya membutuhkan waktu satu hari. Sedangkan editing dan finishing film terebut memakan sekitar 7 hari. Adapun terkait dengan pendanaan, dia mendapatkannya dari pihak eksternal.
Film pendek Empu berhasil menarik minat penonton di Berlin. Salah satu di antaranya adalah karena penampilan sang pemeran, yakni Mulyani. Wanita lulusan Seni Tari Universitas Negeri Yogyakarta itu berhasil tampil dengan anggun di seluruh adegan.
Para penonton yang mayoritas dari Benua Biru itu terpana dengan setiap gerakan yang dilakukannya, sehingga pujian mengalir dengan deras untuk sang wanita.
Karina adalah salah satu penonton yang memberikan pujian kepada Mulyani karena penampilanya dalam film tersebut. Sang wanita mengungkapkan merasa tersentuh dengan setiap gerakan yang dipertunjukannya dalam karya Alfi.
Baca juga: Rekomendasi Film Pendek Karya Anak Bangsa yang Bikin Takjub
Editor: Dika Irawan
Empu adalah film yang menguak kisah perempuan Jawa. Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, kreativitas lahir dari rahim perempuan. Adapun, laki-laki mempunyai fungsi berburu. Dalam kisah ini, perempuan di Indonesia mengekspresikan kreativitas mereka melalui aktivitas membatik atau menggambar di atas kain, sebuah media yang digunakan untuk mengumpulkan seluruh kenangan visual atau perasaan yang mereka alami.
Baca juga: Hypereport: Ramai-ramai Nonton Film Pendek
Dikutip dari laman resmi festival, lewat film ini, sineas mengajak penonton untuk mengapresiasi dan memperkenalkan kembali nilai-nilai kearifan lokal, khususnya di kalangan perempuan. Dalam koreografinya, Empu juga memperkenalkan kepercayaan Jawa lainnya, yaitu “sangkan paraning dumadi. Artinya, awal dan akhir penciptaan alam semesta. Seperti halnya kreativitas yang lahir dari rahim perempuan.
Maria Walser, salah satu panitia penyelenggara Movement Art Film Festival Berlin, menuturkan bahwa Empu merupakan film pendek satu-satunya yang mewakili Indonesia sekaligus Asia Tenggara di ajang tersebut.
Karya itu berhasil menjadi satu dari 22 film yang lolos kurasi dan melakukan pementasan di ibu kota Jerman tersebut. “Ribuan film telah kami terima dari berbagai seniman mencanegara,” katanya dikutip dari laman Kemendibudristek, Rabu (20/9/2023).
Tidak hanya menunjukkan prestasi mumpuni seniman asal Wonosobo, kehadirannya juga menjadi sesuatu yang positif bagi Indonesia. Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Berlin Ardi Marwan mengatakan bahwa karya tersebut menjadi media yang dapat mengenalkan Indonesia kepada masyarakat Eropa, khususnya Jerman.
Melalui film pendek itu, banyak masyarakat di Jerman dapat mengetahui bahwa Indonesia yang memiliki wilayah luas juga mempunyai kebudayaan yang beragam. Dia pun berharap ada lebih banyak seniman dari dalam negeri yang dapat menunjukkan kebudayaan Indonesia melalui video pendek.
Empu ditayangkan pada Rabu, 13 September 2023 di Dock 11, Berlin. Alfi mengungkapkan bahwa film pendek Empu bercerita bahwa perempuan dan pria pada dasarnya memiliki derajat yang sama. Dia menggambarkan kesetaraan itu dalam adegan Mulyani yang diapit oleh dua orang pria.
Pada saat itu, Mulyani menggunakan topeng Sontoloyo berwarna emas dan kedua pria tersebut menggunakan topeng berwarna merah. “Saya ingin menggambarkan bahwa posisi perempuan sama dengan pria,“ paparnya.
Kemudian, film Empu terinspirasi dari Serat Ambatik yang berbicara bahwa kreativitas lahir dari rahim seorang perempuan. Dia pun menggambarkan kain eco-print yang digunakan oleh Mulyani sebagai manifestasi memori visual dan perasaan yang sedang dialami oleh seorang perempuan dalam film tersebut.
Alfi mengungkapkan bahwa proses produksi film pendek tersebut cukup singkat. Proses pengambilan gambar hanya membutuhkan waktu satu hari. Sedangkan editing dan finishing film terebut memakan sekitar 7 hari. Adapun terkait dengan pendanaan, dia mendapatkannya dari pihak eksternal.
Film pendek Empu berhasil menarik minat penonton di Berlin. Salah satu di antaranya adalah karena penampilan sang pemeran, yakni Mulyani. Wanita lulusan Seni Tari Universitas Negeri Yogyakarta itu berhasil tampil dengan anggun di seluruh adegan.
Para penonton yang mayoritas dari Benua Biru itu terpana dengan setiap gerakan yang dilakukannya, sehingga pujian mengalir dengan deras untuk sang wanita.
Karina adalah salah satu penonton yang memberikan pujian kepada Mulyani karena penampilanya dalam film tersebut. Sang wanita mengungkapkan merasa tersentuh dengan setiap gerakan yang dipertunjukannya dalam karya Alfi.
Baca juga: Rekomendasi Film Pendek Karya Anak Bangsa yang Bikin Takjub
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.