Ilustrasi Getty Center (Sumber gambar: Unsplas/Bernardo Ferrari)

Museum Nasional Terbakar, Sistem Anti Kebakaran Canggih di Getty Center Ini Bisa Ditiru

19 September 2023   |   07:30 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Peristiwa kebakaran terjadi di Museum Nasional Indonesa yang terletak di Jalan Merdeka Barat, Sabtu (16/09/2023) sekitar pukul 20.08 WIB. Terdapat enam ruangan di Gedung A Museum Nasional terkena dampak. Adapun 16 ruangan lainnya di Gedung A, serta ruang pamer Gedung B dan C diketahui aman dari si jago merah (api).

Hingga berita ini diturunkan, pemerintah bersama pihak berwenang tengah melakukan investigasi penyebab terjadinya kebakaran hingga inventarisis barang atau benda koleksi apa saja yang terbakar. Selain menjadi perhatian publik, peristiwa yang menimpa museum yang juga akrab disebut Museum Gajah tersebut sangat memilukan.

Pasalnya, kompleks Museum Nasional Indonesia disebut sebagai museum dengan koleksi terbesar se-Asia Tenggara dan menyimpan lebih dari 190.000 koleksi bernilai sejarah yang terbagi dalam tujuh kategori seperti arkeologi, etnografi, geografi, keramik, numesmatik & heladrik, prasejarah, dan sejarah.

Sementara itu, pada Oktober 2019 silam, sebuah peristiwa kebakaran hebat juga terjadi di dekat Getty Center, salah satu museum paling terkenal di Los Angeles, Amerika Serikat. Titik api yang makin membesar dengan cepat membuat sejumlah pihak saat itu khawatir dengan keamanan karya seni berharga yang tersimpan di dalamnya.

Namun, meski api berhasil membabat lebih dari 600 hektar di bagian utara dan barat dari museum tersebut, Getty Center dinyatakan aman. Bahkan, karya seni dan arsip masih utuh berada di dalam museum tanpa dievakuasi. Mengapa hal itu dapat terjadi?

Baca juga:  Sistem Proteksi Kebakaran Bangunan Tua Butuh Pemeliharaan & Pengawasan

Melansir dari laman resmi Getty, museum ini terlindung dari kebakaran karena konstruksi dan arsitekturnya yang tahan terhadap api. Pemilihan bahan bangunan yang berdiri pada 1997 ini betul-betul diperhatikan dengan detail dan serius.

Penggunaan bahan batu travertine, konstruksi semen dan baja, serta batu di atap telah mencegah bara api lebih meluas di area museum. Konstruksi anti kebakaran ini juga dipadukan dengan sistem pengendali kebakaran yang modern.

Tidak hanya mengandalkan konstruksi saja, Getty Center juga memiliki sistem pengairan yang membuat proses pencegahan kebakaran meluas berjalan efektif. Ada sejumlah air yang selalu disiagakan di irigasi. Jika percikan api berterbangan, alat penyiram akan aktif membahasi tanah dan menghentikan jalur api.

“Kesadaran pencegahan kebakaran adalah proses berkelanjutan. Kami sedang memeriksa daerah kering dan menyesuaikan irigasinya,” kata Brian Houck, kepala lahan dan kebun Getty, dikutip dari Getty, Selasa (19/09/2023).

Selain itu, kru lapangan juga rutin membersihkan semak-semak di seluruh lahan Getty sepanjang tahun. Tak terkecuali pohon ek, yang kanopinya dipangkas secara rutin agar tidak menjadi bahan bakar kebakaran.

Museum ini juga memiliki perencanaan tindakan yang terstruktur. Segera setelah mendapatkan peringatan bahaya, pihak museum akan mulai mengerahkan pemantauan terhadap kondisi suhu dan kelembapan.

Prosedur segera diberlakukan untuk memastikan tersedianya staf yang memadai dan persiapan di lokasi. Awak lapangan membantu petugas pemadam kebakaran dengan mempersiapkan lahan untuk mengurangi risiko. Mereka juga menyalakan irigasi untuk membantu memenuhi area tempat petugas pemadam kebakaran bekerja.

Sementara itu, di bagian dalam ruangan, sistem canggih juga diterapkan agar seluruh karya seni tersebut berada di tempat yang aman tanpa perlu evakuasi. Bangunan ini dirancang dengan pemisah api dan pintunya dapat mengisolasi area bermasalah dari area lain di lokasi. Dengan pemisahan ini, jika api mulai menyala, titik panasnya tidak mampu menyebar ke ruang sebelah.

Bahkan, untuk mengantisipasi asap sekali pun, yang bisa berbahaya bagi manusia dan karya seni, gedung ini memiliki sistem pendingin udara berfilter karbon yang dapat mempertahankan aliran tekanan dan mencegah masuknya asap atau abu.

Sistem sprinkler juga tersedia. Namun, ini adalah pilihan terakhir karena percikannya dikhawatirkan mengenai karya seni.

"Bangunan ini dipikirkan dengan matang dan dibuat dengan hati-hati dan dipelihara serta dioperasikan dengan sangat hati-hati pula. Saya sangat bangga akan hal itu dan tim kami yang luar biasa. Kami merasa sangat aman di sini,” ungkap Rogers, Direktur Fasilitas Getty.

Getty Center telah menjadi tempat paling aman bagi benda seni untuk bertahan dari kobaran api. Dibuka pertama kali pada 1997, museum ini merupakan perpaduan keseriusan rancang bangun arsitektur dengan sistem canggih yang terkendali dan terawat. 

Baca juga: 

Editor:  Puput Ady Sukarno

SEBELUMNYA

Sensasi Alpukat dalam Kue Lembut Racikan dari The Harvest

BERIKUTNYA

Cek Rekor Pertemuan & Kekuatan Timnas Indonesia vs Kirgistan di Asian Games 2023

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: