Mau Berbisnis Croffle yang Sedang Populer? Simak Dulu Tips Ini
03 August 2021 |
20:38 WIB
Genhype setuju enggak sih kalau akhir-akhir ini croffle menjadi camilan populer? Mulai terkenal ketika menjadi makanan ringan favorit para artis dan idol Korea seperti Min-kyung dan Jaemin NCT, croffle makin banyak dibahas di Indonesia pada akhir 2020.
Croffle sendiri merupakan perpaduan dua jenis pastry, croissant dan waffle. Dibuat oleh koki asal Irlandia bernama Louise Lennox, croffle pertama kali dijual pada 2017 di kafe La petite Boulangerie milik Cuisine de France di Dublin.
Croffle kemudian terus berkembang, dan menjadi salah satu peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Orang-orang tak hanya penasaran untuk mencicipinya, tapi juga membuatnya.
Perusahaan Toffin Indonesia baru-baru ini pun meluncurkan lini croffle maker, seperti Furnotel Waffle Baker dan Furnotel Flat Waffle Maker. Tak hanya itu, Troffin juga menawarkan workshop yang mengajarkan kreasi menu, costing, hingga strategi mengkomersilkan brand.
“Di masa pandemi, banyak tren makanan ringan yang muncul dan menggairahkan pasar. Untuk meresponsnya, business owner tentu harus berpikir kreatif dan menerapkan strategi yang tepat agar bisnis bisa berjalan,” ujar Manager of Sales Troffin Indonesia Indah Novyanti dikutip dari rilisan resmi yang diterima Hypeabis.id, Selasa (3/8/2021).
Para pemilik bisnis juga akan dimudahkan dengan kehadiran platform online, dari ride-hailing, e-commerce untuk tempat jual beli, hingga media sosial sebagai media promosi dan pengenalan brand. Harga biaya sewa tempat juga bisa ditekan, sehingga investasi bisa difokuskan pada bahan baku dan peralatan yang mumpuni.
Selain itu, menurut Novy, menu croffle juga bisa dijual melalui strategi bundling dengan minuman ringan seperti cafe caramel dan houjicha milk tea dengan modal di bawah Rp 10.000. Dengan perhitungan tersebut dan harga pasar croffle saat ini, para pemilik bisa mendapatkan keuntungan yang menjanjikan.
“Tren croffle ke depannya akan bertahan dan mampu menaikkan penjualan para pebisnis kedai kopi hingga kafe khususnya di masa seperti ini. Dengan adanya variasi makanan ringan serta strategi bisnis seperti bundling, bisa meningkatkan awareness terhadap brand dan produk yang ditawarkan,” tutupnya.
Editor: Avicenna
Croffle sendiri merupakan perpaduan dua jenis pastry, croissant dan waffle. Dibuat oleh koki asal Irlandia bernama Louise Lennox, croffle pertama kali dijual pada 2017 di kafe La petite Boulangerie milik Cuisine de France di Dublin.
Croffle kemudian terus berkembang, dan menjadi salah satu peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Orang-orang tak hanya penasaran untuk mencicipinya, tapi juga membuatnya.
Perusahaan Toffin Indonesia baru-baru ini pun meluncurkan lini croffle maker, seperti Furnotel Waffle Baker dan Furnotel Flat Waffle Maker. Tak hanya itu, Troffin juga menawarkan workshop yang mengajarkan kreasi menu, costing, hingga strategi mengkomersilkan brand.
“Di masa pandemi, banyak tren makanan ringan yang muncul dan menggairahkan pasar. Untuk meresponsnya, business owner tentu harus berpikir kreatif dan menerapkan strategi yang tepat agar bisnis bisa berjalan,” ujar Manager of Sales Troffin Indonesia Indah Novyanti dikutip dari rilisan resmi yang diterima Hypeabis.id, Selasa (3/8/2021).
Proses pembuatan Croffle (Dok. Devina Hermawan/Twitter)
Selain itu, menurut Novy, menu croffle juga bisa dijual melalui strategi bundling dengan minuman ringan seperti cafe caramel dan houjicha milk tea dengan modal di bawah Rp 10.000. Dengan perhitungan tersebut dan harga pasar croffle saat ini, para pemilik bisa mendapatkan keuntungan yang menjanjikan.
“Tren croffle ke depannya akan bertahan dan mampu menaikkan penjualan para pebisnis kedai kopi hingga kafe khususnya di masa seperti ini. Dengan adanya variasi makanan ringan serta strategi bisnis seperti bundling, bisa meningkatkan awareness terhadap brand dan produk yang ditawarkan,” tutupnya.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.