Begini Cara Cegah Risiko Amputasi Akibat Komplikasi Diabeties
31 July 2021 |
21:30 WIB
Salah satu risiko yang dialami para penderita diabetes adalah amputasi pada kaki yang biasanya disebabkan oleh komplikasi dari luka sederhana. Padahal 85 persen dari luka tersebut sebetulnya dapat dicegah dan ditangani dengan baik sehingga tidak berkembang ke arah yang lebih serius.
Untuk itu pencegahan dan deteksi dini terhadap kaki diabetik menjadi sangat penting, untuk mengurangi angka kejadian penderita luka diabetes dan risiko amputasi di kemudian hari.
Adisaputra Ramadhinara, Dokter Spesialis Luka menyampaikan bahwa luka diabetes di kaki memerlukan penanganan khusus agar kesembuhan yang optimal dapat dicapai.
Menurutnya, perkembangan ilmu pengetahuan di bidang perawatan luka telah berhasil menekan angka amputasi. Penggunaan berbagai dressing modern untuk mengatasi infeksi dan menjaga agar suasana luka tetap lembap juga sangat diperlukan.
"Dalam suasana lembap, pertumbuhan jaringan baru menjadi lebih optimal dan proses penutupan luka oleh sel kulit baru bisa terjadi dengan lebih cepat,” ujarnya dalam webinar yang diselenggatakan Heartology Cardiovascular Center.
Dokter Adi juga tidak menganjurkan penggunaan kassa sebagai penutup luka, karena kassa tidak dapat menjaga kelembapan daerah luka dan dapat meningkatkan risiko infeksi.
Sebuah studi menunjukkan bahwa bakteri dapat menembus hingga 64 lapisan kassa. Hal ini membuat kassa bukanlah penutup luka yang ideal.
Selain itu, pengendalian kadar gula darah harus dilakukan secara optimal, agar proses penyembuhan luka dapat berjalan dengan baik. Selama menjalani perawatan, kaki yang sedang terluka juga harus diistirahatkan dan tidak boleh menjadi tumpuan beban.
"Saat ini perawatan luka selalu mengedepankan pentingnya kerja sama multidisiplin. Pada kasus luka diabetik di kaki, perawatan luka dapat ditangani oleh dokter spesialis luka," terangnya.
Namun, bilamana terjadi penyumbatan pembuluh darah di kaki, maka diperlukan keterlibatan spesialis vaskular untuk tindakan revaskularisasi atau perbaikan aliran darah ke tungkai guna menunjang proses penyembuhan luka yang optimal.
Editor: Indyah Sutriningrum
Untuk itu pencegahan dan deteksi dini terhadap kaki diabetik menjadi sangat penting, untuk mengurangi angka kejadian penderita luka diabetes dan risiko amputasi di kemudian hari.
Adisaputra Ramadhinara, Dokter Spesialis Luka menyampaikan bahwa luka diabetes di kaki memerlukan penanganan khusus agar kesembuhan yang optimal dapat dicapai.
Menurutnya, perkembangan ilmu pengetahuan di bidang perawatan luka telah berhasil menekan angka amputasi. Penggunaan berbagai dressing modern untuk mengatasi infeksi dan menjaga agar suasana luka tetap lembap juga sangat diperlukan.
"Dalam suasana lembap, pertumbuhan jaringan baru menjadi lebih optimal dan proses penutupan luka oleh sel kulit baru bisa terjadi dengan lebih cepat,” ujarnya dalam webinar yang diselenggatakan Heartology Cardiovascular Center.
Dokter Adi juga tidak menganjurkan penggunaan kassa sebagai penutup luka, karena kassa tidak dapat menjaga kelembapan daerah luka dan dapat meningkatkan risiko infeksi.
Sebuah studi menunjukkan bahwa bakteri dapat menembus hingga 64 lapisan kassa. Hal ini membuat kassa bukanlah penutup luka yang ideal.
Selain itu, pengendalian kadar gula darah harus dilakukan secara optimal, agar proses penyembuhan luka dapat berjalan dengan baik. Selama menjalani perawatan, kaki yang sedang terluka juga harus diistirahatkan dan tidak boleh menjadi tumpuan beban.
"Saat ini perawatan luka selalu mengedepankan pentingnya kerja sama multidisiplin. Pada kasus luka diabetik di kaki, perawatan luka dapat ditangani oleh dokter spesialis luka," terangnya.
Namun, bilamana terjadi penyumbatan pembuluh darah di kaki, maka diperlukan keterlibatan spesialis vaskular untuk tindakan revaskularisasi atau perbaikan aliran darah ke tungkai guna menunjang proses penyembuhan luka yang optimal.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.