Rayakan 5 Dekade Berkarya, Christine Hakim Gelar Pemutaran Film Sepak Terjangnya Hingga Peluncuran Buku
01 September 2023 |
10:00 WIB
Christine Hakim adalah aktris legendaris Indonesia. Untuk merayakan kariernya di dunia seni Tanah Air selama lima dekade, sebuah program dibuat khusus untuknya bertajuk The Journey of Christine Hakim. Program ini dibuat dan didukung oleh Kemendikbudristek untuk mengapresiasi sepak terjang sineas legendaris.
Program The Journey of Christine Hakim akan berupa rangkaian kegiatan pemutaran film yang pernah dibintangi dan diproduksi oleh sang seniman, pameran, dan peluncuran buku. Nantinya, pemutaran beserta diskusi film akan dilakukan di beberapa kampus di Jakarta, komunitas film di lima kota, dan program retrospektif di beberapa festival dalam dan luar negeri.
Baca juga: Tampil di The Last of Us, Christine Hakim Rahasiakan Peran Selama 2 Tahun
Setelah itu, dilanjutkan dengan pameran dan peluncuran buku yang menjadi menutup program ini. Namun, pihak penyelenggara belum mengumumkan lebih detail terkait program dan rangkaian kegiatan tersebut.
Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek RI, Ahmad Mahendra, menuturkan program The Journey of Christine Hakim merupakan program yang sangat penting dalam mengapresiasi perjalanan seorang sineas selama masa kariernya, termasuk Christine Hakim.
Menurutnya, melalui program seperti ini, kita dapat mengetahui bagaimana perjalanan aktor atau aktris Indonesia dalam mengharumkan perfilman Tanah Air. "Kami sangat mendukung kegiatan ini," tutur Mahendra dalam keterangan resminya.
Lahir di Kuala Tungkal, Jambi pada 25 Desember 1956, Christine Hakim memulai debutnya dengan berperan di film Cinta Pertama (1973) yang disutradarai Teguh Karya. Karier Christine Hakim membentang dari era analog hingga digital dan membintangi film-film karya sutradara-sutradara besar dan ternama Indonesia lintas generasi.
Tidak hanya di depan kamera, dia juga melebarkan kiprahnya dengan menjadi produser, juri di berbagai festival besar dunia, termasuk Festival Film Cannes. Keterlibatannya di serial HBO The Last of Us baru-baru ini mendapat ujian dan menjadi pembicaraan media hingga sinefil.
Sutradara Garin Nugroho menuturkan Christine Hakim adalah perempuan yang menghidupi era global peta sejarah perfilman Indonesia pasca 1965. Garin menilai Christine mampu menghidupkan sinema di tengah krisis mati suri lewat film Daun di Atas Bantal (1997) yang tayang di Festival Film Cannes pada 1998, bertepatan dengan era reformasi.
Menurutnya, Christine Hakim adalah sosok yang tak kenal menyerah, punya energi dan sikap pribadi dalam berkarya. Selain itu, perempuan peraih Piala Citra itu juga menjadi contoh daya hidup seorang aktris, seniman sekaligus budayawan yang mampu melewati segala zaman dengan ruang hidup luas dan terus tumbuh adaptif ke generasi yang lebih muda.
"Filmnya telah jadi harapannya pada setiap anak muda, kepahlawanan, remaja dengan sikap diri, ibu yang mengasuh pertumbuhan, dan sosok karakter yang out of the box," katanya.
Sementara itu, Christine Hakim selaku tuan rumah dari program ini mengungkapkan rasa syukurnya atas perjalanan karier yang telah dia lewati selama 50 tahun ini. Telah menempuh perjalanan karier yang panjang, Christine mengatakan bahwa dia tidak ingin berangan.
Sebaliknya, dia lebih senang merenungkan apa yang harus dipersiapkan setelah dia meyakini bahwa ada tugas dan amanat yang Tuhan telah berikan kepadanya. "Keyakinan ini yang membuat saya harus terus berkarya," katanya.
Di titik ini, Christine mengaku hanya bisa mensyukuri dan meyakini bahwa Tuhan sudah mengatur, menentukan, dan menulis cerita dari kehidupan hamba-hambanya. Begitu juga kehidupan perjalanannya, khususnya di dunia film dengan segala dinamika yang telah dilalui.
"Semuanya menjadi pembelajaran hidup yang luar biasa sampai saat ini dan sampai waktu yang juga sudah ditentukan Tuhan,” tutur aktris yang membintangi film Tjoet Nja' Dhien itu.
Dia pun berharap bahwa industri perfilman Indonesia bisa terus jaya di negeri sendiri. "Jika film blockbuster negeri Tiongkok bisa mencapai Rp6,3 triliun, maka dengan pasar yang juga besar dan penduduk Indonesia yang sudah mencapai 270 juta lebih, film Indonesia menjadi tuan di negeri sendiri dapat tercapai," harapnya.
Baca juga: Muncul di The Last of Us, Kenalan Yuk Sama Aktris Senior Christine Hakim
Editor: Puput Ady Sukarno
Program The Journey of Christine Hakim akan berupa rangkaian kegiatan pemutaran film yang pernah dibintangi dan diproduksi oleh sang seniman, pameran, dan peluncuran buku. Nantinya, pemutaran beserta diskusi film akan dilakukan di beberapa kampus di Jakarta, komunitas film di lima kota, dan program retrospektif di beberapa festival dalam dan luar negeri.
Baca juga: Tampil di The Last of Us, Christine Hakim Rahasiakan Peran Selama 2 Tahun
Setelah itu, dilanjutkan dengan pameran dan peluncuran buku yang menjadi menutup program ini. Namun, pihak penyelenggara belum mengumumkan lebih detail terkait program dan rangkaian kegiatan tersebut.
Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek RI, Ahmad Mahendra, menuturkan program The Journey of Christine Hakim merupakan program yang sangat penting dalam mengapresiasi perjalanan seorang sineas selama masa kariernya, termasuk Christine Hakim.
Menurutnya, melalui program seperti ini, kita dapat mengetahui bagaimana perjalanan aktor atau aktris Indonesia dalam mengharumkan perfilman Tanah Air. "Kami sangat mendukung kegiatan ini," tutur Mahendra dalam keterangan resminya.
Lahir di Kuala Tungkal, Jambi pada 25 Desember 1956, Christine Hakim memulai debutnya dengan berperan di film Cinta Pertama (1973) yang disutradarai Teguh Karya. Karier Christine Hakim membentang dari era analog hingga digital dan membintangi film-film karya sutradara-sutradara besar dan ternama Indonesia lintas generasi.
Tidak hanya di depan kamera, dia juga melebarkan kiprahnya dengan menjadi produser, juri di berbagai festival besar dunia, termasuk Festival Film Cannes. Keterlibatannya di serial HBO The Last of Us baru-baru ini mendapat ujian dan menjadi pembicaraan media hingga sinefil.
Christine Hakim. (Sumber gambar: The Journey of Christine Hakim)
Menurutnya, Christine Hakim adalah sosok yang tak kenal menyerah, punya energi dan sikap pribadi dalam berkarya. Selain itu, perempuan peraih Piala Citra itu juga menjadi contoh daya hidup seorang aktris, seniman sekaligus budayawan yang mampu melewati segala zaman dengan ruang hidup luas dan terus tumbuh adaptif ke generasi yang lebih muda.
"Filmnya telah jadi harapannya pada setiap anak muda, kepahlawanan, remaja dengan sikap diri, ibu yang mengasuh pertumbuhan, dan sosok karakter yang out of the box," katanya.
Sementara itu, Christine Hakim selaku tuan rumah dari program ini mengungkapkan rasa syukurnya atas perjalanan karier yang telah dia lewati selama 50 tahun ini. Telah menempuh perjalanan karier yang panjang, Christine mengatakan bahwa dia tidak ingin berangan.
Sebaliknya, dia lebih senang merenungkan apa yang harus dipersiapkan setelah dia meyakini bahwa ada tugas dan amanat yang Tuhan telah berikan kepadanya. "Keyakinan ini yang membuat saya harus terus berkarya," katanya.
Di titik ini, Christine mengaku hanya bisa mensyukuri dan meyakini bahwa Tuhan sudah mengatur, menentukan, dan menulis cerita dari kehidupan hamba-hambanya. Begitu juga kehidupan perjalanannya, khususnya di dunia film dengan segala dinamika yang telah dilalui.
"Semuanya menjadi pembelajaran hidup yang luar biasa sampai saat ini dan sampai waktu yang juga sudah ditentukan Tuhan,” tutur aktris yang membintangi film Tjoet Nja' Dhien itu.
Dia pun berharap bahwa industri perfilman Indonesia bisa terus jaya di negeri sendiri. "Jika film blockbuster negeri Tiongkok bisa mencapai Rp6,3 triliun, maka dengan pasar yang juga besar dan penduduk Indonesia yang sudah mencapai 270 juta lebih, film Indonesia menjadi tuan di negeri sendiri dapat tercapai," harapnya.
Baca juga: Muncul di The Last of Us, Kenalan Yuk Sama Aktris Senior Christine Hakim
Editor: Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.