Ilustrasi menonton televisi. (Sumber foto: Pexels/Ron Lach)

Mayoritas Milenial & Gen Z Lebih Nyaman Nonton Video pakai Subtitel, Padahal Bukan Bahasa Asing

29 August 2023   |   13:00 WIB
Image
Nirmala Aninda Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Apakah Genhype pernah kesulitan untuk konsentrasi atau memahami konteks video yang kalian tonton tanpa subtitel? Bahkan saat konten yang kalian tonton disampaikan dengan bahasa ibu? Kalian tidak sendiri. Fitur transkripsi dialog ini telah menjadi hal wajib bagi generasi muda saat menonton acara favorit mereka.

Subtitel umumnya digunakan saat kita menonton konten video dalam bahasa asing untuk memahami arti percakapan. Namun sekarang, fungsi dari subtitel telah banyak berubah dan penggunannya tidak terbatas hanya untuk membantu penonton dengan disabilitas atau memahami percakapan dalam bahasa asing saja. 

Baca juga: 5 Fakta Menarik Seputar Profesi Penerjemah

Firma penelitian dan analisis data, YouGov, yang berbasis di London mensurvei 1.000 orang dewasa di Amerika Serikat pada 29 Juni-5 Juli 2023. Survei ini menemukan bahwa kelompok usia 18 hingga 29 tahun yang disurvei menonton TV dalam bahasa ibu mereka dengan subtitel sebanyak 63 persen.

Sebagai perbandingan, orang lanjut usia yang disurvei menggunakan subtitle jauh lebih sedikit: kelompok usia 30 hingga 44 tahun hanya menggunakannya sebanyak 37 persen, kelompok usia 45 hingga 64 tahun menggunakan subtitle sebanyak 29 persen, dan orang dewasa berusia 65 tahun ke atas menggunakan bantuan teks sebanyak 30 persen.

Angka-angka tersebut tampak aneh bagi banyak orang, terutama karena penggunaan subtitel sering kali tidak hanya digunakan untuk pemahaman konteks dalam bahasa asing. Di banyak kasus, keberadaan subtitel atau closed caption dikaitkan dengan kebutuhan bantuan pendengaran. 

Dalam banyak diskusi yang berlangsung di X, situs media sosial yang dulu bernama Twitter, pengguna subtitel dalam konten berbahasa ibu merasa terbantu karena mereka mengalami kesulitan mendengar. Meski demikian, tidak sedikit pula dari mereka yang masuk dalam demografi generasi milenial dan generasi z tanpa gangguan pendengaran menggunakan subtitel untuk memahami percakapan yang berlangsung.
 

Closed caption di Netflix. (Sumber foto: Netflix)

Subtitle di Netflix. (Sumber foto: Netflix)

Sebagian dari mereka yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, juga cenderung menggunakan subtitel ketika menonton film atau acara televisi untuk membantu fokus dan pemahaman konteks dari acara yang mereka tonton.

Dilansir melalui Insider, Sierra Sanchez (22 tahun), yang tinggal di Washington, DC, mengatakan bahwa dia menggunakan subtitel di hampir semua platform streaming. Menurutnya, keberadaan subtitel membuat dirinya lebih mudah fokus dan menyimak isi konten.

“Subtitel membuat saya fokus lebih lama. Saya cenderung memiliki rentang fokus pendek, terlebih sebagai generasi TikTok,” katanya.

Sebelum kehadiran Netflix dan fitur video-on-demand, film dan acara TV berbahasa Inggris dengan subtitel merupakan fasilitas tambahan bagi penyandang tunarungu atau gangguan pendengaran. Menonton film berbahasa asing juga termasuk hobi niche yang dimungkinkan dengan keberadaan jaringan TV kabel.

Sekarang, berkat disrupsi oleh platform streaming dan perangkat seluler, subtitel telah menjadi alat bantu menonton yang penting bagi banyak orang.

Pengerjaan subtitel kini menjadi lebih mudah dengan kemajuan kecerdasan buatan dan koneksi internet berkecepatan tinggi. Caption pada video online kini ada di mana-mana dan ditampilkan dengan cepat untuk pemirsa yang mengonsumsi konten di ponsel, tablet, komputer, dan TV.

Di YouTube, misalnya, subtitel langsung sebelumnya hanya tersedia untuk produsen konten dengan lebih dari 1.000 subsribers. Tahun lalu, YouTube akhirnya menyediakan fitur caption di semua video, meskipun sistem mereka belum bisa menerjemahkan dialog dalam bahasa non-Inggris dengan baik.

Sementara itu di TikTok, closed caption telah menjadi hal yang normal berkat fungsi dalam aplikasi yang secara otomatis membuat transkrip dari suara asli dan kreator tunarungu yang telah mempromosikan penggunaannya.
 

Contoh closed caption yang mendeskripsikan suara. (Sumber foto: Netflix)

Contoh closed caption yang mendeskripsikan suara. (Sumber foto: Netflix)

David Titmus, juru bicara VITAC, atau VITal ACCESS, yang mengerjakan berbagai jenis subtitel untuk program televisi dan film mengatakan bahwa permintaan pengisian subtitel atau closed caption meningkat setiap tahun.

Menurutnya, fenomena ini sebagian besar dipicu oleh pemirsa yang lebih muda yang terbiasa menonton film di platform over-the-top (OTT) dengan subtitel. Apalagi, mereka kini lebih sering mengonsumsi media melalui ponsel dan subtitel membantu mereka menyimak konten bahkan tanpa audio saat berada di kafe atau dalam perjalanan.

“Dulu subtitel merupakan layanan tambahan bagi pemirsa, kini menjadi layanan yang wajib. Subtitel membuat sebuah konten menjadi lebih mudah diakses bagi semua orang,” ujarnya.

Menurut Data Survei Y Pulse pada 2022, alasan lain mengapa subtitel menjadi begitu populer dalam pengalaman menonton adalah karena minat generasi yang lebih muda terhadap acara berbahasa asing begitu tinggi. Generasi ini tertarik pada konten hiburan dari seluruh dunia, berkat platform global yang dapat mereka akses saat tumbuh dewasa.

Meskipun beberapa layanan streaming memberikan pilihan untuk menonton acara populer di-dubbing dalam bahasa Inggris, banyak anak muda memilih untuk membaca subtitel dan mendengarkan audio aslinya. Di antara popularitas acara televisi asing di banyak platform OTT, Squid Game membuktikan betapa populernya acara non-bahasa Inggris. 

Meski disajikan dengan bahasa Korea, acara ini menjadi serial Netflix yang paling banyak diputar sepanjang masa di seluruh dunia, menunjukkan betapa pentingnya keberadaan subtitel. 

Meningkatnya preferensi terhadap subtitel dan popularitas hiburan berbahasa asing telah meningkatkan permintaan yang sulit dipenuhi oleh penerjemah. Prospek kerja penerjemah bahkan telah bergeser dari sektor diplomasi yang lebih serius, ke bisnis televisi. 

Apapun kondisinya, jelas bahwa subtitle telah menjadi alat aksesibilitas yang semakin penting, terutama bagi pemirsa muda.

Baca juga: Mendengarkan Musik Bikin Susah Tidur, Kok Bisa?

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Rundown Lengkap & Penampilan Kolaborasi Spesial di Synchronize Fest 2023

BERIKUTNYA

Tanpa Jarum, Cek Manfaat Terapi Akupuntur Laser

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: