Ini Filosofi Busana Pria Khas Jawa Yang Dikenakan Nicholas Saputra pada HUT RI ke-78
17 August 2023 |
19:04 WIB
Perayaan HUT RI Ke-78 berlangsung dengan khidmat serta meriah. Bahkan beberapa artis Indonesia berkesempatan hadir langsung upacara Kemerdekaan RI ke-78 di Istana Negara dan disorot oleh publik. Salah satunya aktor Nicholas Saputra.
Nicholas Saputra menjadi sorotan publik dengan pakaian adat Jawa yang terdiri dari kain beskap berwarna khaki, blangkon, bros silver, serta bawahan kain jarik.
Bukan sekadar busana saja, komponen pada pakaian tradisional Jawa yang dikenakan Nicholas Saputra memiliki filosofinya masing-masing yang membawa nilai-nilai positif. Antara lain:
Lalu warna dan motif pada kain beskap mencerminkan status sosial serta kepribadian pemakainya. Kain yang lekat dengan tubuh menggambarkan kesederhanaan dan pengendalian diri. Potongan kain lainnya menunjukkan kerja keras dan ketekunan dalam kehidupan.
Bukan hanya sekadar pakaian adat, kain beskap adalah wujud estetika dan nilai-nilai budaya Jawa yang telah diteruskan dari generasi ke generasi yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini.
Penggunaan warna dan motif pada blangkon mencerminkan situasi sosial dan peristiwa penting. Bahan yang kuat dan tahan lama menggambarkan keteguhan dan ketahanan dalam menghadapi tantangan hidup. Maka, blangkon bukan hanya simbol pakaian, melainkan juga pewaris nilai-nilai budaya, sejarah, dan kearifan lokal yang kuat dalam masyarakat Jawa.
Bros dipasangkan pada pakaian seperti beskap dan kebaya berfungsi sebagai perhiasan dan juga berfungsi sebagai pengancing pakaian yang dibuat sebagai peniti dengan bentuk yang lebih besar dan lebih cantik.
Nicholas Saputra terlihat mengenakan bros berwarna abu-abu pada dada sebelah kanan. Selain menambah nilai keindahan, bros yang ditempel pada beskap juga menggambarkan status sosial dan kepribadian pemakainya.
Bukan hanya pada beskap, bros juga dapat dikenakan pada kebaya wanita yang akrab disebut dengan Kerongsang. Kerongsang adalah sejenis bros tradisional yang berfungsi untuk mengancingkan kebaya.
Kain jarik sebagai bawahan dalam pakaian adat Jawa juga memiliki filosofi. Jarik melambangkan keseimbangan antara tradisi dan perubahan serta mencerminkan semangat dalam menghadapi perubahan zaman.
Baca juga: Diumumkan Nicholas Saputra & Adam Suseno, Cek Jadwal hingga Full Line Up Pestapora 2023
Kain jarik yang diikat dan dikenakan mencerminkan fleksibilitas dan kreativitas dalam menghadapi tantangan. Hal ini turut mencerminkan semangat perjuangan mengingat bagaimana rakyat Indonesia bersatu dalam mewujudkan kemerdekaan dalam menghadapi penjajahan.
Jarik juga mengajarkan nilai-nilai harmoni dan persatuan. Dua warna berbeda yang berdampingan menggambarkan keragaman yang dapat bersatu. Dalam hal kemerdekaan Indonesia, kain jarik adalah pengingat akan keragaman budaya di Indonesia.
Editor: M R Purboyo
Nicholas Saputra menjadi sorotan publik dengan pakaian adat Jawa yang terdiri dari kain beskap berwarna khaki, blangkon, bros silver, serta bawahan kain jarik.
Bukan sekadar busana saja, komponen pada pakaian tradisional Jawa yang dikenakan Nicholas Saputra memiliki filosofinya masing-masing yang membawa nilai-nilai positif. Antara lain:
1. Kain Beskap
Kain beskap umumnya berwarna hitam, namun seiring perkembangan zaman terdapat juga beskap dengan warna cerah. Kain beskap dalam pakaian adat Jawa mengandung filosofi mendalam. Dikutip dari Jurnal UNNES, beskap melambangkan keanggunan dalam berperilaku dan berbicara, mengajarkan sopan santun.Lalu warna dan motif pada kain beskap mencerminkan status sosial serta kepribadian pemakainya. Kain yang lekat dengan tubuh menggambarkan kesederhanaan dan pengendalian diri. Potongan kain lainnya menunjukkan kerja keras dan ketekunan dalam kehidupan.
Bukan hanya sekadar pakaian adat, kain beskap adalah wujud estetika dan nilai-nilai budaya Jawa yang telah diteruskan dari generasi ke generasi yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini.
2. Blangkon
Blangkon, penutup kepala khas Jawa, mengandung makna yang dalam. Bentuknya yang lancip menggambarkan ketajaman pikiran dan kecerdasan. Melambangkan kedigdayaan dan semangat juang, blangkon juga merepresentasikan identitas bangsa Jawa.Penggunaan warna dan motif pada blangkon mencerminkan situasi sosial dan peristiwa penting. Bahan yang kuat dan tahan lama menggambarkan keteguhan dan ketahanan dalam menghadapi tantangan hidup. Maka, blangkon bukan hanya simbol pakaian, melainkan juga pewaris nilai-nilai budaya, sejarah, dan kearifan lokal yang kuat dalam masyarakat Jawa.
3. Bros
Bros dipasangkan pada pakaian seperti beskap dan kebaya berfungsi sebagai perhiasan dan juga berfungsi sebagai pengancing pakaian yang dibuat sebagai peniti dengan bentuk yang lebih besar dan lebih cantik.Nicholas Saputra terlihat mengenakan bros berwarna abu-abu pada dada sebelah kanan. Selain menambah nilai keindahan, bros yang ditempel pada beskap juga menggambarkan status sosial dan kepribadian pemakainya.
Bukan hanya pada beskap, bros juga dapat dikenakan pada kebaya wanita yang akrab disebut dengan Kerongsang. Kerongsang adalah sejenis bros tradisional yang berfungsi untuk mengancingkan kebaya.
4. Jarik
Kain jarik sebagai bawahan dalam pakaian adat Jawa juga memiliki filosofi. Jarik melambangkan keseimbangan antara tradisi dan perubahan serta mencerminkan semangat dalam menghadapi perubahan zaman.Baca juga: Diumumkan Nicholas Saputra & Adam Suseno, Cek Jadwal hingga Full Line Up Pestapora 2023
Kain jarik yang diikat dan dikenakan mencerminkan fleksibilitas dan kreativitas dalam menghadapi tantangan. Hal ini turut mencerminkan semangat perjuangan mengingat bagaimana rakyat Indonesia bersatu dalam mewujudkan kemerdekaan dalam menghadapi penjajahan.
Jarik juga mengajarkan nilai-nilai harmoni dan persatuan. Dua warna berbeda yang berdampingan menggambarkan keragaman yang dapat bersatu. Dalam hal kemerdekaan Indonesia, kain jarik adalah pengingat akan keragaman budaya di Indonesia.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.