Hypereport Kemerdekaan: Cinta Tanah Air dalam Iringan Band NTRL
17 August 2023 |
11:30 WIB
1
Like
Like
Like
Bagi pencinta olahraga, terutama sepak bola, tentu tidak asing lagi dengan lagu Garuda di Dadaku yang dipopulerkan NTRL (dahulu namanya Netral). Lagu ini seperti lagu wajib dan kerap dinyanyikan para suporter saat Timnas Indonesia berlaga.
Namun, sebenarnya lagu ini juga dinyanyikan pada ajang pertandingan olahraga lain. Lagu dari band yang digawangi Bagus Dhanar Dhana dkk ini bak jadi anthem yang mengiringi para atlet Indonesia berlaga di berbagai kompetisi dunia.
Garuda di Dadaku masuk ke dalam album The Story Of yang dirilis pada 2009. Album kesepuluh ini cukup jadi pembuktian NTRL mengeksplorasi gaya musiknya. Namun, mereka tetap mempertahankan karakter khas mereka.
Baca juga: Rayakan Tiga Dekade Bermusik, NTRL Rilis Single Anyar berjudul Kita
Dengan pilihan lirik yang sederhana, Garuda di Dadaku tetap mampu menggelorakan pesan nasionalisme yang kuat. Layaknya banyak lagu bertema serupa, NTRL juga meramu lagu itu dengan nada yang menggugah yang diambil dari lagu tradisional Papua, Apuse.
Lihat lirik “ayo putra bangsa, harumkan negeri ini. Jadikan kita bangga Indonesia” atau “jayalah negaraku, Tanah Air tercinta, Indonesia Raya” yang begitu anthemic. Hal ini membuat lagunya mudah sekali untuk didendangkan.
Pada bagian reff, liriknya makin menggebu “Garuda di dadaku Garuda kebanggaanku. Ku yakin hari ini pasti menang”. Pilihan kalimat ‘ku yakin pasti menang’ ini yang tampaknya membuat lagu ini kerap dinyanyikan untuk mengiringi perjuangan para atlet Indonesia.
Nyanyian ini bak sebuah doa dan harapan. Bagaimana pun, apa yang dilakukan para atlet olahraga juga bentuk dari perjuangan mengharumkan nama bangsa.
Masih pada album yang sama, yakni The Story Of, NTRL juga mengaransemen ulang lagu nasional Hari Merdeka (Husein Mutahar). Pada album ini, mereka memang banyak mengeksplorasi cerita kehidupan sehari-hari dan nasionalisme.
Pada lagu Hari Merdeka, lagi-lagi NTRL meraciknya dengan ciamik. Mereka membuat lagu itu menjadi lebih segar. Irama rock yang menghentak khas mereka tak ditinggalkannya. Unik, tetapi tetap mengandung nuansa kebangsaan yang kental.
Tembang bertema nasionalisme ala NTRL rupanya tak berhenti di dua lagu itu saja. Ada beberapa lagu yang dirilis setelahnya. Salah satunya berjudul Harga Mati yang masuk ke dalam album XXV.
Pada lagu tersebut, mereka tampak menggambarkan kecintaannya pada bangsa. Hal itu bisa dilihat dari lirik “Merah Putih di dadaku, Pancasila pedomanku. Sayangku, Negaraku. NKRI harga mati”.
Mereka juga tampak mengajak pendengarnya untuk merawat keindonesiaan dengan hal-hal positif. Semua punya peran yang sama membangun Indonesia. Lihat lirik selanjutnya, “kerja, kerja, kerja. Marilah bangun bangsa. Kerja, kerja, kerja,”.
Lagu-lagu tersebut kemudian menjelma jadi bahasa nasionalisme yang barang kali khas anak muda.
Lagu Garuda di Dadaku dari NTRL atau Bendera yang dipopulerkan Cokelat jadi contohnya. Akan tetapi, lagu-lagu seperti ini memang akan terus bersalin rupa untuk menemukan relevansinya.
Jika dahulu tema yang diangkat adalah perjuangan mencapai kemerdekaan atau menunjukkan kecintaan dengan pengorbanan perang, kini perjuangan atau kecintaan itu beralih ke ranah lain, seperti olahraga.
Menurut Nuran, lagu Garuda di Dadaku melakukan hal tersebut. Lagu itu tampak secara spesifik dibuat untuk para atlet yang sedang bertanding. Pada lagu itu, ada kata-kata seperti juara, pasti menang, sampai nilai sportivitas, yang begitu identik dengan dunia olahraga.
Oleh karena itu, lagu tersebut pun dengan mudah diterima para pencinta olahraga, termasuk sepak bola. Lagu ini juga berjenis anthemic sehingga cocok untuk dinyanyikan di event-event olahraga.
“Iya, mudah dinyanyikan dan membuat orang merasa bersemangat. Lagu nasionalis memang biasanya sifatnya anthemic dan megah. Ya, memang sifat lagu nasionalis sejak abad ke-19 kan memang seperti itu,” kata Nuran kepada Hypeabis.id.
Selain itu, lagu Garuda di Dadaku juga punya ciri khas yang NTRL banget. Temponya cepat dan suara Bagus sangat khas di lagu itu. Bagian reff-nya pun mengambil dari lagu Apuse yang memang sudah ear catchy banget. Dengan demikian, lagunya jadi mudah diterima.
Baca juga: Hypereport: Spirit Nasionalisme ala Band Cokelat, Membara Bersama Pemuda
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Namun, sebenarnya lagu ini juga dinyanyikan pada ajang pertandingan olahraga lain. Lagu dari band yang digawangi Bagus Dhanar Dhana dkk ini bak jadi anthem yang mengiringi para atlet Indonesia berlaga di berbagai kompetisi dunia.
Garuda di Dadaku masuk ke dalam album The Story Of yang dirilis pada 2009. Album kesepuluh ini cukup jadi pembuktian NTRL mengeksplorasi gaya musiknya. Namun, mereka tetap mempertahankan karakter khas mereka.
Baca juga: Rayakan Tiga Dekade Bermusik, NTRL Rilis Single Anyar berjudul Kita
Dengan pilihan lirik yang sederhana, Garuda di Dadaku tetap mampu menggelorakan pesan nasionalisme yang kuat. Layaknya banyak lagu bertema serupa, NTRL juga meramu lagu itu dengan nada yang menggugah yang diambil dari lagu tradisional Papua, Apuse.
Lihat lirik “ayo putra bangsa, harumkan negeri ini. Jadikan kita bangga Indonesia” atau “jayalah negaraku, Tanah Air tercinta, Indonesia Raya” yang begitu anthemic. Hal ini membuat lagunya mudah sekali untuk didendangkan.
Pada bagian reff, liriknya makin menggebu “Garuda di dadaku Garuda kebanggaanku. Ku yakin hari ini pasti menang”. Pilihan kalimat ‘ku yakin pasti menang’ ini yang tampaknya membuat lagu ini kerap dinyanyikan untuk mengiringi perjuangan para atlet Indonesia.
Nyanyian ini bak sebuah doa dan harapan. Bagaimana pun, apa yang dilakukan para atlet olahraga juga bentuk dari perjuangan mengharumkan nama bangsa.
Masih pada album yang sama, yakni The Story Of, NTRL juga mengaransemen ulang lagu nasional Hari Merdeka (Husein Mutahar). Pada album ini, mereka memang banyak mengeksplorasi cerita kehidupan sehari-hari dan nasionalisme.
Pada lagu Hari Merdeka, lagi-lagi NTRL meraciknya dengan ciamik. Mereka membuat lagu itu menjadi lebih segar. Irama rock yang menghentak khas mereka tak ditinggalkannya. Unik, tetapi tetap mengandung nuansa kebangsaan yang kental.
Tembang bertema nasionalisme ala NTRL rupanya tak berhenti di dua lagu itu saja. Ada beberapa lagu yang dirilis setelahnya. Salah satunya berjudul Harga Mati yang masuk ke dalam album XXV.
Pada lagu tersebut, mereka tampak menggambarkan kecintaannya pada bangsa. Hal itu bisa dilihat dari lirik “Merah Putih di dadaku, Pancasila pedomanku. Sayangku, Negaraku. NKRI harga mati”.
Mereka juga tampak mengajak pendengarnya untuk merawat keindonesiaan dengan hal-hal positif. Semua punya peran yang sama membangun Indonesia. Lihat lirik selanjutnya, “kerja, kerja, kerja. Marilah bangun bangsa. Kerja, kerja, kerja,”.
Lagu-lagu tersebut kemudian menjelma jadi bahasa nasionalisme yang barang kali khas anak muda.
Bersalin Rupa Menemukan Relevansi
Pengamat musik nasional Nuran Wibisono mengatakan bahwa lagu-lagu bertema nasionalisme memang akan terus ada di setiap zaman. Meski mungkin tak akan sebanyak tema-tema lain, tetapi ia masih akan punya tempat.Lagu Garuda di Dadaku dari NTRL atau Bendera yang dipopulerkan Cokelat jadi contohnya. Akan tetapi, lagu-lagu seperti ini memang akan terus bersalin rupa untuk menemukan relevansinya.
Antusias penonton tidak pudar saat menonton band NTRL beraksi. (Sumber gambar: Instagram/ntrl.official)
Menurut Nuran, lagu Garuda di Dadaku melakukan hal tersebut. Lagu itu tampak secara spesifik dibuat untuk para atlet yang sedang bertanding. Pada lagu itu, ada kata-kata seperti juara, pasti menang, sampai nilai sportivitas, yang begitu identik dengan dunia olahraga.
Oleh karena itu, lagu tersebut pun dengan mudah diterima para pencinta olahraga, termasuk sepak bola. Lagu ini juga berjenis anthemic sehingga cocok untuk dinyanyikan di event-event olahraga.
“Iya, mudah dinyanyikan dan membuat orang merasa bersemangat. Lagu nasionalis memang biasanya sifatnya anthemic dan megah. Ya, memang sifat lagu nasionalis sejak abad ke-19 kan memang seperti itu,” kata Nuran kepada Hypeabis.id.
Selain itu, lagu Garuda di Dadaku juga punya ciri khas yang NTRL banget. Temponya cepat dan suara Bagus sangat khas di lagu itu. Bagian reff-nya pun mengambil dari lagu Apuse yang memang sudah ear catchy banget. Dengan demikian, lagunya jadi mudah diterima.
Baca juga: Hypereport: Spirit Nasionalisme ala Band Cokelat, Membara Bersama Pemuda
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.