Grup musik Cokelat. (Sumber gambar: Instagram.com/Cokelat_Band

Hypereport Kemerdekaan: Spirit Nasionalisme ala Band Cokelat, Membara Bersama Pemuda

17 August 2023   |   11:30 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Like
Grup musik Cokelat pertama kali dikenal publik saat menjadi bagian dari album kompilasi bertajuk Indie Ten (1998) dengan lagu Bunga Tidur. Meski mengusung aliran rock, ini tak menjadi penghalang mereka dalam mengeksplorasi lagu-lagunya, termasuk yang bernada nasionalisme sekali pun.

Band yang kini di gawangi Kikan Namara (vokal), Edwin (gitar), Ernest (gitar), Ronny (bass), Ervin (drum) ini pernah merilis album Untukmu Indonesia-ku yang kental dengan nuansa kebangsaan. Salah satu lagu di album yang dirilis pada 2006 itu, Bendera, begitu populer kala itu bahkan hingga sekarang.

Baca juga: 12 Lagu Bertema Kemerdekaan & Kebangsaan, Cocok Diputar untuk Acara 17 Agustusan

Majalah Rolling Stone Indonesia bahkan memasukkannya menjadi salah satu dari 150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa. Lagu yang kemudian diketahui diciptakan Eross (Sheila On 7) ini juga turut merawat eksistensi Cokelat hingga saat ini meski mereka telah beberapa bongkar pasang personel.

Ya, lirik lagu Bendera memang begitu akrab terdengar pada momen-momen tertentu yang berkaitan dengan nasionalisme. Salah satunya ketika peringatan Hari Ulang Tahun (HUT Republik Indonesia. Lagu tersebut bak power bank yang siap mengisi jiwa dengan daya nasionalisme.

Paduan antara lirik yang puitis nasionalis, ditambah irama rock yang menghentak barang kali membuat Bendera menjadi lagu yang melegenda. Permainan rima dan majas begitu pas yang tak hanya keren, tetapi juga mudah diingat.

Lihat saja lirik pembukanya, “biar saja ku tak seindah matahari, tapi selalu ku coba tuk menghangatkanmu. Biar saja ku tak setegar batu karang, tapi selalu ku coba tuk melindungimu”. Lirik tersebut seolah menggambarkan kecintaan seseorang kepada bangsanya.

Meski tentu ada banyak ketidaksempurnaan diri di sana sini, tetapi ada komitmen yang kuat bahwa kita mesti punya satu tekad yang sama dalam menghidupkan Indonesia. Lirik “biar saja ku tak seharum bunga mawar, tapi selalu ku coba tuk menghangatkanmu” cukup menggambarkan hal tersebut.

Lalu, coba tengok lirik setelahnya “ku pertahankan kau demi kehormatan bangsa, ku pertahankan kau demi tumpah darah, semua pahlawan-pahlawanku” yang begitu heroik dan membakar semangat jiwa.

Dengan irama yang menghentak, Cokelat juga berhasil membawakan reff yang tampak anthemic. Dengarkan lagi liriknya “Merah Putih teruslah kau berkibar, di ujung tiang tertinggi, di Indonesiaku ini” yang begitu asyik ketika didendangkan bersama.

Lagu-lagu bertipe serupa juga dengan mudah ditemui di tembang lain di album Untukmu Indonesia-ku. Album yang dirilis 17 Agustus 2006 ini memang menawarkan lagu-lagu kebangsaan yang asyik dan segar.

Misalnya, lagu Kebyar-Kebyar ciptaan Gombloh yang mereka aransemen ulang. Hasilnya, Kebyar-Kebyar masih menggelorakan nasionalisme yang kuat. Hentakan drum yang berpadu dengan gitar khas musik rock menyatu dengan baik di lagu ini.

Kemudian, lagu Tanah Air dari Ibu Sud juga bersalin rupa menjadi lebih segar dan syahdu saat diaransemen Cokelat. Meski irama lagunya tidak terlalu menghentak, Cokelat tetap mampu menghadirkan sisi rock yang menjadi kekhasannya dengan mulus.

Pada album Untukmu Indonesia-ku, Cokelat memang mengeluarkan setidaknya 10 lagu yang sama-sama bernapaskan nasionalisme. Mayoritas di antaranya adalah aransemen ulang lagu nasional, seperti Satu Nusa Satu Bangsa (L. Manik), Tanah Air (Ibu Sud), Kebyar-Kebyar (Gombloh), Bangun Pemudi Pemuda (A. Simanjuntak), Halo-Halo Bandung (Ismail Marzuki), serta Syukur dan Hari Merdeka (H Mutahar).

Selain itu, mereka juga memasukkan lagu baru, seperti Bendera dan lagu Ikrar Kami serta Cinta Damai yang diciptakan sendiri oleh para personel Cokelat.
 
 

Nasionalisme Pemuda Ala Cokelat

Lebih dari 17 tahun berlalu, lagu Bendera yang dipopulerkan Cokelat masih dinyanyikan hingga sekarang. Sekarang, lagu yang diciptakan oleh band itu bahkan terasa seperti lagu nasional saja yang selalu mampu membangkitkan nasionalisme.

Pengamat musik nasional Eric Wirjanata mengatakan bahwa Bendera sebagai sebuah lagu bertema nasionalisme memang lagu yang keren. Liriknya kena dan secara musik sangat relevan sehingga mudah diterima.

Pada era-era Cokelat saat itu, kata Eric, cukup jarang ada musik-musik nasionalis yang bisa menggaet anak muda. Terlebih, genre yang digarap Cokelat adalah rock, yang mana ini menjadi formula tambahan untuk membentuk ‘semangat juang’ bagi anak-anak muda modern.

Cokelat telah membawa hal-hal berbau nasionalisme menjadi lebih dekat dengan anak muda. Meski sebenarnya, anak muda dan nasionalisme sedari awal memang kerap menjalin hubungan begitu dekat.

Eric mencontohkan WR Soepratman yang menciptakan lagu Indonesia Raya pada saat usianya masih muda. Begitu pula Ibu Soed yang banyak melahirkan lagu-lagu nasional.

Di sisi lain, momen Cokelat merilis album Untukmu Indonesia-ku juga terbilang tepat. Founder Deathrockstar (DRS) itu menyebut bahwa pada masa-masa itu, Indonesia baru saja mengalami reformasi.

Kala itu, Indonesia mulai merasakan keseruannya melakukan pesta demokrasi dan banyak orang mulai bangkit rasa nasionalismenya. Oleh karena itu, lagunya pun dengan mudah diterima oleh publik.

“Lagu-lagu bertema nasionalisme dari band pop atau rock cukup membantu membangkitkan rasa nasionalisme anak muda. Kalau diciptakan sekarang sih bisa jadi konteks dan tanggapannya akan berbeda,” kata Erick kepada Hypeabis.id.

Baca juga: Hypereport: Cinta Tanah Air dalam Iringan Band NTRL

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Hypereport Kemerdekaan: Harmoni Nasionalisme dalam Lagu-lagu Koes Plus

BERIKUTNYA

Hypereport Kemerdekaan: Cinta Tanah Air dalam Iringan Band NTRL

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: