Jam tangan Patek Phillipe. (Sumber gambar: Unsplash/Kent Iam)

3 Merek Jam Tangan Mewah Penyandang Gelar The Holy Trinity of Watches, Tidak Ada Rolex

09 August 2023   |   16:00 WIB
Image
Gita Carla Hypeabis.id

Like
Dalam dunia pembuatan jam mewah, beberapa merek telah berhasil mengukir reputasi sebagai pelopor utama horologi. Namun, terdapat tiga merek yang memunculkan sorotan khusus dan diberi julukan The Holy Trinity of Watches, istilah yang telah populer sejak pertengahan 1970an.

Ketika menyebutkan The Holy Trinity of Watches dari pembuatan jam tangan Swiss, mereka akan mengacu pada Audemars Piguet, Patek Philippe, dan Vacheron Constantin. Ungkapan singkatan dari kualitas, keinginan, keahlian, finishing, dan produksi mewah dari model.

Baca juga: Ini Yang Bikin Harga Jam Tangan Tembus Miliaran Rupiah

Ketiganya telah menduduki posisi puncak dalam pembuatan jam, terkenal dengan inovasi, keunggulan dalam kemewahan, dan terus meraih sorotan dalam berita jam tangan hingga saat ini. Setiap merek ini menampilkan keahlian dalam pembuatan jam melalui sentuhan akhiran tangan yang cermat, motif garis Côtes de Genève yang menghiasi seluruh mekanisme jam, serta penggunaan bahan-bahan terbaik.
 

1. Audemars Piguet

 

Jam tangan Audemars Piguet. Sumber gambar: Unsplash/Metehan Gumusdag)

Jam tangan Audemars Piguet. Sumber gambar: Unsplash/Metehan Gumusdag)

Dalam lembaran sejarah horologi dunia, hanya sedikit nama yang mampu bersinar secerah Audemars Piguet. Mereka adalah tiang kokoh dalam dunia jam tangan, dikenal dengan prestasi cemerlang dan koleksi ikonik seperti jam tangan Royal Oak yang lahir pada 1972. Mereka bermarkas besar di Le Brassus, Swiss.

Kejayaan megah rumah jam ini mengakar pada pembentukan kemitraan pada 1875 oleh dua pemikir berbakat, Jules Louis Audemars dan Edward Auguste Piguet. Walaupun kala itu usia mereka hanya 23 dan 21 tahun, mereka membawa gagasan berani yang memadukan keahlian dan pengetahuan yang berbeda, membentuk pondasi dari merek yang sangat dihormati ini, yaitu Audemars Piguet.

Jules Louis Audemars membawa pemahaman mendalam tentang penciptaan gerakan jam tangan yang rumit, sedangkan Edward Auguste Piguet memiliki keahlian khusus dalam mengatur gerakan tersebut. Kolaborasi luar biasa ini membawa hasil berkualitas tak tertandingi dalam pembuatan jam, warisan yang terus berlanjut hingga saat ini.

Kolaborasi antara Audemars dan Piguet menghasilkan warisan dari pembuatan beberapa jam paling rumit, dengan fokus yang kokoh pada keterampilan teknis dan komplikasi yang sangat rumit.

Dengan moto To Break the Rules, You Must First Master Them (Untuk Melanggar Aturan, Anda Harus Menguasainya Terlebih Dahulu), Audemars Piguet mengilustrasikan semangat berani dan inovatif. Moto ini diperkenalkan pada 2012 sebagai cerminan filosofi perusahaan.

Prestasi luar biasa Audemars Piguet juga mencakup penciptaan pergerakan pengulang menit pertama di dunia untuk jam tangan pada 1892. Inovasi mereka juga meliputi pengembangan jam kerangka pertama pada 1934 dan produksi beberapa jam tangan tertipis di dunia. Salah satu pencapaian puncak adalah penciptaan jam otomatis tourbillon ultra-tipis pada tahun 1986 (Calibre 2870).

Puncak kecerdikan mereka tercapai hampir setengah abad kemudian dengan perkenalan model legendaris mereka, Royal Oak. Didesain di bawah pengawasan visioner Gérald Genta dan diperkenalkan pada 1972, Royal Oak menjadi perwujudan dari avant-garde, yang mengawali era jam tangan olahraga mewah sejati.

Didukung oleh ikon-ikon ternama seperti bintang tenis Serena Williams, atlet basket LeBron James, legenda balap Michael Schumacher, musisi John Mayer, aktor Tom Cruise, rapper Jay-Z, komedian Kevin Hart, dan aktor Arnold Schwarzenegger, daya tarik merek ini semakin kuat dan tak terbantahkan.
 

2. Patek Philippe

 

Jam tangan Patek Philippe. (Sumber gambar: Unsplash/Kent Iam)

Jam tangan Patek Philippe. (Sumber gambar: Unsplash/Kent Iam)

Salah satu pilar terhormat dalam daftar jam tangan impian (grail watch lists) memiliki akar sejak 1839. Patek Philippe, disanjung atas kepiawaiannya dalam seni pembuatan jam, semula dikenal sebagai pelopor dalam inovasi jam saku dan pencipta sistem penggulung tanpa kunci yang telah mendunia.

Sebagai pelopor dalam horologi yang prestisius, Patek Philippe terus menjelajahi kompleksitas dengan mempersembahkan komplikasi-komplikasi yang rumit dan elemen desain yang nantinya menjadi standar dalam industri jam tangan. Dengan menggunakan salib Calatrava sebagai simbol brand mereka, dan telah di daftarkan oleh manufaktur Jenewa pada 27 April 1887.

Baca juga: Jam Tangan Milik Kaisar Terakhir China Terjual Hingga Rp92 Miliar

Langkah berani dilakukan Patek Philippe dengan merilis Nautilus pada 1976, merevolusi jam tangan mewah untuk aktivitas olahraga. Desain ikonik ini, ciptaan Gérald Genta—seorang desainer legendaris yang juga menghadirkan desain ikonik Royal Oak untuk Audemars Piguet—telah mengubah pandangan terhadap jam tangan sport.

Seiring perjalanan panjangnya, Patek Philippe telah mengamankan berbagai paten penting, termasuk pengembangan fungsi kalender abadi untuk jam saku, pengenalan detik independen, dan penciptaan kalender tahunan pertama.

Keluarga Stern, yang terus memegang kendali Patek Philippe, tetap berkomitmen dalam mengawasi operasional merek ini, menjaga statusnya sebagai salah satu dari segelintir perajin jam independen yang masih dalam kepemilikan keluarga di seluruh dunia.

Patek Philippe juga memiliki rekam jejak yang mengesankan dalam dunia lelang jam tangan. Sebuah model jam tangan yang langka dan dikenal sebagai "Henry Graves Supercomplications" sukses terjual dengan angka fantastis mencapai $24,4 juta dalam lelang yang diadakan oleh Sotheby's di Swiss.

Lebih jauh lagi, Patek Philippe menorehkan catatan baru dalam lelang daring di Hong Kong. Sebuah jam tangan langka dari Patek Philippe, yaitu 'Sky Moon Tourbillon,' berhasil terjual dengan nilai mencapai $5,8 juta, mencatat rekor harga tertinggi yang pernah dicapai untuk sebuah arloji dalam lelang daring.

'Sky Moon Tourbillon' menghadirkan keindahan yang tak tertandingi dengan dial enamel biru yang dikerjakan secara handmade, serta casing berukir dari emas putih yang menambahkan nilai artistik dan kemewahan. Keberhasilan penjualannya, tercatat seharga HK$45,45 juta, diumumkan oleh rumah lelang Christie's melalui pernyataan resmi, menegaskan posisi istimewa Patek Philippe dalam dunia jam tangan mewah dan koleksi bergengsi.

Selain itu pada 23 Mei lalu, jam tangan milik Aisin-Gioro Puyi, kaisar terakhir Dinasti Qing, China terjual di balai lelang Philip Hong Kong dengan harga fantastis. Dalam lelang tematik bertajuk The Imperial Patek Philippe, jam tersebut berhasil dilego pada angka US$6,2 juta atau setara Rp92,7 miliar (kurs Rp14.967 per dolar AS). 
 

Jam tangan Patek Philippe’s ‘Sky Moon Tourbillon’ ( Sumber gambar: Christie’s)

Jam tangan Patek Philippe’s ‘Sky Moon Tourbillon’ ( Sumber gambar: Christie’s)

 

3. Vacheron Constantin

 

Jam tangan Vacheron Constantin (Sumber gambar: Vacheron Constantin)

Jam tangan Vacheron Constantin (Sumber gambar: Vacheron Constantin)

Salah satu perusahaan manufaktur jam tangan tertua dan terkemuka, Vacheron Constantin, memiliki sejarah yang dimulai pada 1755. Pendirinya, Jean-Marc Vacheron, merupakan seorang maestro pembuat jam tangan yang menciptakan komplikasi horologis pionir dan merancang dial mesin pertama.

 Pada 1819, keturunannya menjalin kemitraan dengan Francois Constantin, yang mendorong merek ini menuju pertumbuhan yang pesat. Tanda Salib Maltese telah menjadi ciri khas merek ini sejak 1880, menjadi lambang nilai dan keunggulan yang melekat pada setiap karya Vacheron Constantin.

Seperti halnya dengan perusahaan Patek Philippe dan Audemars Piguet, Vacheron Constantin mengukir sejumlah pencapaian bersejarah dalam seni pembuatan jam tangan, serta mengadopsi dan mengembangkan berbagai teknik terbaik dalam industri ini.

Vacheron Constantin telah menorehkan sejarah dengan pencapaian berbagai inovasi dalam dunia jam tangan, termasuk menciptakan arloji non-magnetik pertama, menghasilkan gerakan angin manual tertipis pertama di dunia pada 1955, mengembangkan pengulang menit tertipis pertama pada 1992, dan menciptakan arloji mekanis atau arloji saku paling rumit pada 2015. Salah satu pencapaian istimewanya, yaitu Referensi 57260, menampilkan kumpulan 57 komplikasi yang mengesankan.

Saat ini, merek ini telah mengukuhkan posisinya dengan koleksi Overseas yang menghadirkan berbagai varian, termasuk kronograf, fungsi waktu dunia, tourbillon, dan fase bulan. Selain itu, koleksi Historiques merupakan bentuk penghormatan kepada model-model klasik dengan sentuhan modern yang menyegarkan.

Vacheron Constantin tetap memegang teguh tradisi dalam seni pembuatan jam, bahkan memiliki departemen khusus yang bertanggung jawab atas kreasi jam tangan artistik dan rumit yang eksklusif untuk klien, dikenal sebagai Les Cabinotiers.

Namun, muncul pertanyaan mengapa Rolex tidak dimasukkan dalam The Holy Trinity of Watches?

Padahal, Rolex adalah merek yang sangat populer, dan model-modelnya sulit didapatkan baik dalam kondisi baru maupun di pasar sekunder. Meskipun demikian, merek ini mungkin tidak sepenuhnya sejalan dengan filosofi Holy Trinity.

Rolex dikenal untuk fokus pada penciptaan jam tangan yang tangguh dan dapat diandalkan. Meskipun beberapa modelnya menggunakan bahan berharga dan kadang-kadang memiliki fitur rumit, daya tarik utama merek ini terletak pada koleksi jam tangan selam, kronograf, dan jam tangan sederhana yang sangat akurat.

Merek ini juga terkenal dengan jam tangan yang tahan air dan tahan lama yang dirancang untuk mengatasi kondisi ekstrim, seperti jam tangan selam Rolex Submariner. Desain Rolex cenderung lebih konservatif dan lebih fokus pada kinerja daripada pada detail estetika yang rumit. Semua aspek ini sangat diinginkan oleh para kolektor dari berbagai lapisan.

The Holy Trinity of Watches, di sisi lain, dikenal khususnya karena menghasilkan karya. Mereka terkenal karena menghasilkan jam tangan dengan tingkat kehalusan yang luar biasa, komplikasi yang kompleks, dan pengerjaan tangan yang sangat teliti. Mereka lebih berorientasi pada tradisi dan keanggunan klasik, dengan penekanan pada kualitas pembuatan dan teknik tradisional.

Oleh karena itu, perbedaan ini dalam filosofi desain dan fokus produk telah menyebabkan Rolex tidak secara umum dianggap sebagai bagian dari The Holy Trinity of Watches, meskipun tetap menjadi salah satu merek jam tangan yang paling dikenal dan dihormati di dunia.

Selain itu, tak dapat diabaikan juga keberadaan jam tangan mewah dari H. Moser & Cie, sebuah merek dengan sejarah prestisius yang setara dengan Holy Trinity of Watches. Di antara para anggota trinitas tersebut, A. Lange & Söhne membanggakan warisan Jerman yang mendalam, sementara F.P. Journe, meskipun memiliki sejarah pembuatan jam yang lebih muda, telah mencapai prestasi yang luar biasa.

Baca juga: Tiga Jam Tangan Legenda Ini Jadi Saksi Sejarah

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Genhype, Cek 3 Komponen Penting Ini Sebelum Beli TWS

BERIKUTNYA

Mengenal Sistem Liga Esports Franchise, Keuntungan, dan Kekurangannya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: