Hari Lahir ASEAN 8 Agustus, Simak Sejarah dan Tujuan Berdirinya Organisasi Negara Asia Tenggara
08 August 2023 |
13:30 WIB
Hari ini, 8 Agustus diperingati sebagai hari lahir ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) atau perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara. Disebut juga sebagai organisasi ekonomi dan geopolitik yang beranggotakan sepuluh negara di wilayah Asia Tenggara.
ASEAN kini sudah mencapai 54 tahun. Perjalanannya yang panjang menjadi penting untuk mengingat kembali sejarah awal berdirinya organisasi ini, beserta tujuan dan hal-hal yang telah dicapai bersama oleh negara-negara di kawasan Asia Tenggara tersebut.
Baca juga: Sejarah Hari Hutan Indonesia 7 Agustus, Jaga Hutan Jaga Iklim
Mengutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, ASEAN dibentuk pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Berdirinya organisasi ini diawali dari pertemuan 5 menteri perwakilan dari negara-negara Asia Tenggara.
Sejarah berdirinya ASEAN diawali dari adanya kesamaan antara negara-negara pendirinya serta konflik yang terjadi saat itu. Era 1960-an merupakan masa-masa yang sulit bagi negara di Asia Tenggara.
Terjadi sejumlah perselisihan baik secara internal maupun eksternal yang berdampak pada stabilitas pertahanan dan ekonomi. Akhirnya, sejumlah pemimpin di negara-negara tersebut berinisiatif untuk menciptakan suasana aman dan damai di kawasan Asia Tenggara dengan membentuk ASEAN.
Kemudian terjadi pertemuan antara 5 menteri yaitu, Adam Malik (Menteri Luar Negeri Indonesia), Tun Abdul Razak (Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan dan Menteri Pembangunan Nasional Malaysia), Narcisco Ramos (Menteri Luar Negeri Filipina), S. Rajaratnam (Menteri Luar Negeri Singapura), dan Thanat Khoman (Menteri Luar Negeri Thailand).
Pertemuan tersebut dilaksanakan di Bangkok, Thailand, pada 5-8 Agustus 1967. Pengesahan berdirinya ASEAN juga dimuat dalam Deklarasi Bangkok atau yang disebut juga sebagai Deklarasi ASEAN. Isi Deklarasi Bangkok itu adalah sebagai berikut:
Pada awalnya organisasi ini bertujuan untuk menggalang kerja sama antarnegara yang menjadi anggotanya dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi, serta mendorong perdamaian dan stabilitas wilayah. Selanjutnya organisasi ini membuat sejumlah agenda di bidang politik dan ekonomi, di antaranya seperti:
- Deklarasi Kawasan Damai, Bebas, dan Netral atau Zone of Peace, Freedom, and Neutrality Declaration (ZOPFAN) yang ditandatangani pada 1971.
- Disepakati Traktat Persahabatan dan Kerja Sama atau Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC) yang menjadi landasan bagi negara-negara ASEAN untuk hidup berdampingan secara damai pada 1976
- Dalam bidang ekonomi, Agreement on ASEAN Preferential Trading Arrangements (PTA) berhasil disepakati dan ditandatangani di Manila pada 24 Februari 1977 yang menjadi landasan untuk mengadopsi berbagai instrumen dalam liberalisasi perdagangan
- Disepakatinya Agreement on the Common Effective Preferential Tariff (CEPT) Scheme for the ASEAN Free Trade Area berhasil disepakati di Singapura pada 28 Januari 1992.
Kemajuan-kemajuan tersebut akhirnya mendorong lima negara lain di Asia Tenggara ikut bergabung menjadi anggota ASEAN. Di antaranya ada Brunei Darussalam: 8 Januari 1984, Vietnam: 28 Juli 1995, Laos: 23 Juli 1997, Myanmar: 23 Juli 1997, dan Kamboja: 30 April 1999.
Merujuk pada Deklarasi ASEAN yang dilaksanakan pada 8 Agustus 1967. Pada dasarnya ASEAN punya tujuan besar, yakni untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara yang sejahtera, damai, aman, dan stabil. Semuanya dituangkan dalam isi dari deklarasi ASEAN, sebagai berikut:
Editor: Fajar Sidik
ASEAN kini sudah mencapai 54 tahun. Perjalanannya yang panjang menjadi penting untuk mengingat kembali sejarah awal berdirinya organisasi ini, beserta tujuan dan hal-hal yang telah dicapai bersama oleh negara-negara di kawasan Asia Tenggara tersebut.
Baca juga: Sejarah Hari Hutan Indonesia 7 Agustus, Jaga Hutan Jaga Iklim
Sejarah Dibentuknya ASEAN
Mengutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, ASEAN dibentuk pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Berdirinya organisasi ini diawali dari pertemuan 5 menteri perwakilan dari negara-negara Asia Tenggara.Sejarah berdirinya ASEAN diawali dari adanya kesamaan antara negara-negara pendirinya serta konflik yang terjadi saat itu. Era 1960-an merupakan masa-masa yang sulit bagi negara di Asia Tenggara.
Terjadi sejumlah perselisihan baik secara internal maupun eksternal yang berdampak pada stabilitas pertahanan dan ekonomi. Akhirnya, sejumlah pemimpin di negara-negara tersebut berinisiatif untuk menciptakan suasana aman dan damai di kawasan Asia Tenggara dengan membentuk ASEAN.
Kemudian terjadi pertemuan antara 5 menteri yaitu, Adam Malik (Menteri Luar Negeri Indonesia), Tun Abdul Razak (Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan dan Menteri Pembangunan Nasional Malaysia), Narcisco Ramos (Menteri Luar Negeri Filipina), S. Rajaratnam (Menteri Luar Negeri Singapura), dan Thanat Khoman (Menteri Luar Negeri Thailand).
Pertemuan tersebut dilaksanakan di Bangkok, Thailand, pada 5-8 Agustus 1967. Pengesahan berdirinya ASEAN juga dimuat dalam Deklarasi Bangkok atau yang disebut juga sebagai Deklarasi ASEAN. Isi Deklarasi Bangkok itu adalah sebagai berikut:
- Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara;
- Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional;
- Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi;
- Memelihara kerja sama yang erat di tengah-tengah organisasi regional dan internasional yang ada;
- Meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara.
Pada awalnya organisasi ini bertujuan untuk menggalang kerja sama antarnegara yang menjadi anggotanya dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi, serta mendorong perdamaian dan stabilitas wilayah. Selanjutnya organisasi ini membuat sejumlah agenda di bidang politik dan ekonomi, di antaranya seperti:
- Deklarasi Kawasan Damai, Bebas, dan Netral atau Zone of Peace, Freedom, and Neutrality Declaration (ZOPFAN) yang ditandatangani pada 1971.
- Disepakati Traktat Persahabatan dan Kerja Sama atau Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC) yang menjadi landasan bagi negara-negara ASEAN untuk hidup berdampingan secara damai pada 1976
- Dalam bidang ekonomi, Agreement on ASEAN Preferential Trading Arrangements (PTA) berhasil disepakati dan ditandatangani di Manila pada 24 Februari 1977 yang menjadi landasan untuk mengadopsi berbagai instrumen dalam liberalisasi perdagangan
- Disepakatinya Agreement on the Common Effective Preferential Tariff (CEPT) Scheme for the ASEAN Free Trade Area berhasil disepakati di Singapura pada 28 Januari 1992.
Kemajuan-kemajuan tersebut akhirnya mendorong lima negara lain di Asia Tenggara ikut bergabung menjadi anggota ASEAN. Di antaranya ada Brunei Darussalam: 8 Januari 1984, Vietnam: 28 Juli 1995, Laos: 23 Juli 1997, Myanmar: 23 Juli 1997, dan Kamboja: 30 April 1999.
Tujuan Dibentuknya ASEAN
Merujuk pada Deklarasi ASEAN yang dilaksanakan pada 8 Agustus 1967. Pada dasarnya ASEAN punya tujuan besar, yakni untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara yang sejahtera, damai, aman, dan stabil. Semuanya dituangkan dalam isi dari deklarasi ASEAN, sebagai berikut:
- Mempercepat kemajuan sosial, pertumbuhan ekonomi, serta pengembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara
- Meningkatkan stabilitas dan perdamaian regional yang dapat direalisasikan dengan jalan saling menghormati keadilan serta taat hukum di dalam hubungan antar negara se-Asia Tenggara dan mematuhi prinsip-prinsip dari Piagam PBB agar tidak menimbulkan penyalahgunaan wewenang.
- Meningkatkan kerja sama yang aktif dan saling membantu antar negara anggota dalam memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan bersama, baik dalam bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, administrasi, sosial, budaya, dan teknik.
- Membina dan menjalin kerja sama yang lebih efektif untuk meningkatkan hasil industri, pertanian, perluasan perdagangan dalam komoditas internasional, perbaikan sarana dan prasarana komunikasi serta transportasi, dan peningkatan taraf hidup rakyat dari masing-masing negara anggota.
- Melakukan peningkatan pada kualitas ilmu pengetahuan di antara anggota.
- Saling membantu sarana pelatihan dan penelitian untuk tujuan pendidikan, administrasi, profesional, dan teknik.
- Menjaga hubungan baik dengan organisasi internasional yang memiliki tujuan dan visi yang sama, serta membuka peluang untuk menjalin hubungan yang lebih dekat.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.