Jalur Ujian SIM C Berubah Tanpa Jalur Zigzag, Bakal Lebih Mudah Lulus?

Rute zigzag dan bentuk angka delapan telah bertahun-tahun jadi momok bagi setiap orang yang ingin mendapatkan SIM C. Tak sedikit yang menyebut jalur tersebut terlalu sulit untuk dilewati dan berujung pada gagalnya seseorang mendapatkan surat izin mengemudi dari kepolisian tersebut.

Kini, jalur tersebut telah dievaluasi oleh pihak terkait. Kors Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri) secara resmi mengubah sirkuit ujian praktik pembuatan SIM C, termasuk pada dua jalur legendaris tersebut.

Baca juga: Pengalaman Bayar Pajak Tahunan Motor Lewat Aplikasi Signal Polri

Dirregident Korlantas Polri Brigjen Pol Yusri Yunis mengatakan bahwa ujian praktik SIM C kini telah mendapatkan perubahan. Untuk ujian praktik, saat ini pengendari harus melewati ujian di lima stage berbeda.

Empat stage di antaranya sudah disiapkan standar bakunya. Adapun satu stage lain akan disesuaikan dengan kebutuhan wilayah masing-masing.

Misalnya, untuk Jakarta, saat ini belum butuh tanjakan, tetapi bisa jadi di kota lain membutuhkan. Dengan demikian, ujian mendapatkan SIM ini benar-benar akan sesuai dengan keahlian berkendara di masing-masing daerah.

“Ini sudah mudah dan diperlebar. Bukan untuk mempermudah, tetapi sama dengan yang kemarin. Zigzag memang tidak ada hari ini, tetapi kita kaji lagi,” jelasnya, dikutip Hypeabis.id dari laman Polri, Senin (07/8).

Sama seperti sebelumnya, masyarakat yang ingin memiliki SIM C bisa melakukan ujian praktik dengan kendaraan yang sudah disiapkan. Namun, jika pengendara ingin menggunakan kendaraan milik sendiri, pihaknya juga memperbolehkannya.

Sebagai informasi, selain ujian praktik, masyarakat juga akan mendapatkan serangkaian tes lain. Mulai ujian teori, tes kesehatan, dan psikologi. Ke depan, persyaratan juga akan ditambah dengan memiliki sertifikasi dari sekolah mengemudi yang terakreditasi.

Ujian Praktik SIM C Bakal Lebih Mudah?

 
Pendiri Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan regenerasi aturan ujian ini merupakan langkah yang tepat. Sebab, pada aturan baru tujuan dari ujian untuk mendapatkan SIM C jadi lebih jelas.

Menurutnya, ini bukan hanya tentang perubahan bentuk jalur seperti zigzag atau angka delapan saja. Namun, jika diperhatikan, ujian praktik SIM kali ini juga telah mengubah bentuk jalan menjadi lebih lebar, ada stopnya, bahkan rambu-rambunya secara lebih baik. Dengan demikian, pihak kepolisian bisa menilai lebih baik.

“Yang penting bukan hanya saat diuji saja, tetapi bekal apa yang mereka punya setelah dapat SIM. Ujian sesungguhnya adalah saat bagaimana mereka mempraktikan ilmu yang sudah dipelajari,” ungkap Sony kepada Hypeabis.id, Senin (7/8).

Sony juga mengatakan bahwa pembekalan edukasi sangat penting bagi calon pengendara. Dengan demikian, mereka bisa mendapatkan ilmu yang cukup sebelum akhirnya melaju di atas aspal jalan raya.

Peremajaan pengujian SIM ini juga akan berdampak baik jika dibarengi penegakan hukum yang jelas. Menurut dia, PR besar setelah ini adalah mengubah budaya tertib berlalu lintas. Tentu hal ini butuh waktu dan proses yang tidak sebentar. Pada titik ini, edukasi menjadi begitu penting.

Soal ujian SIM jadi lebih mudah atau tidak, Sony menganggap bahwa sedari awal ujian untuk mendapatkan surat izin mengemudi ini memang tidak sulit. Kuncinya adalah melakukan persiapan seawal mungkin dan belajar terus.

“Tidak ada yang sulit dalam ujian SIM kalau pemohon punya informasi, pengetahuan umum, dan bekal keterampilan sebelumnya,” imbuhnya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda