Keren, 3 Game Developer Lokal Lulus Salah Satu Sertifikasi Paling Dicari di Industri Gaming

Tiga game developer asal Indonesia berhasil meraih sertifikasi global yang paling dicari di dunia gaming saat ini. Ketiga talenta muda itu adalah Ahmad Tuflihun, Muhammad Ramadhan Rizki Daulay, dan Gerardo Keandre Lisrianto yang berhasil menyelesaikan ujian dan lulus menjadi Unity Certified Associate Game Developer.

Sertifikasi dari Unity tersebut merupakan salah satu yang dipandang paling bergengsi di industri gaming global. Sebab, Unity merupakan salah satu game engine yang paling banyak digunakan saat ini. Dengan mendapatkan sertifikasi tersebut, ketiga game developer muda Indonesia ini telah masuk ke dalam salah satu standar pembuatan gim terbaik dunia.

Game developer yang sudah berstatus Unity Certified akan dinilai lebih kompeten dan punya kapabilitas lebih dalam membuat dan mengembangkan sebuah game. Sertifikasi ini pun penting dimiliki dan  bisa meningkatkan value lebih dibanding ratusan pengembang gim lainnya. 

Baca juga: Industri Game Lokal Makin Maju, Begini Proses Mengembangkan Permainan yang Menarik
 
Seperti apa cerita dari ketiga pengembang gim asal Indonesia tersebut? Yuk simak ulasannya. 

1. Ahmad Tuflihun

Ahmad Tuflihun, salah satu peraih Unity Certified Associate Game Developer mengatakan bahwa ujian sertifikasi itu sangat penting didapatkan dalam industri gim saat ini. Terutama, lanjutnya, bagi seseorang yang masih kurang percaya diri terhadap kemampuannya dan belum berani memulai karier di bidang yang diinginkannya.

Menurutnya, sertifikasi ini bukan hanya dibutuhkan oleh programmer saja, melainkan juga desainer. Pria 23 tahun asal Pontianak ini menyebut program Unity Certified Associate Game Developer makin memotivasinya untuk terus menguji kemampuan dan meningkatkan keterampilan yang dimiliki.

Terlebih, developer nuMetagen tersebut masih ingin mengetahui standar pemrograman di ranah global. Dia berharap, pengalamannya kali ii bisa membuka wawasan yang jauh lebih tinggi lagi.

“Banyak hal yang masih perlu dieksplorasi, kita bisa belajar bersama memahami berbagai macam pola desain suatu aplikasi atau game,” ungkapnya dikutip Hypeabis.id dari blog resmi Google, Selasa (25/7). 
 

2. Gerardo Keandre Lisrianto

Gerardo Keandre Lisrianto mengatakan bahwa platform Unity Pro Training telah menawarkan banyak kursus dan jalur pembelajaran yang menyenangkan. Junior Unity Developer di Magnus Digital Indonesia itu menyebut semua pelatihan yang diberikan benar-benar disusun rapi dan punya nilai yang sangat tinggi.

“Hal ini membantu saya mempelajari cara membuat ekosistem dan alur kerja yang baik untuk tim developer game. Tentang bagaimana merencanakan sebuah proyek dan mengembangkannya,” ujarnya. 

Pria 22 tahun asal Bekasi ini mengaku senang dengan program ini. Menurut dia, sertifikasi ini juga membantunya dalam mengetahui praktik terbaik dalam mengembangkan game Unity.
 

3. M. Ramadhan Rizki Daulay 

Bagi Muhammad Ramadhan Rizki Daulay, program ini juga memberikan banyak pelajaran berarti baginya. Junior programmer di Digital Breeze Interactive ini mengaku senang karena bisa mendapatkan kesempatan bertemu dengan komunitas lain yang memiliki ketertarikan yang sama. 

Hal ini tentu dimanfaatkannya untuk membuka peluang diskusi dan kolaborasi. Dengan sertifikasi ini, menurutnya, secara tidak langsung akan memunculkan banyak developer game berkualitas di Indonesia. Dengan demikian, secara industri pun akan berkembang.

“Melalui program ini, saya mendapatkan koneksi baru yang bisa melahirkan kolaborasi. Program ini cocok bagi siapa pun yang ingin memulai karier di industri game atau developer yang sudah masuk ke industri sekalipun,” kata Rizki.

Sebagai informasi, ketiganya berhasil mendapatkan sertifkasi Unity Certified Associate Game Developer setelah mengikuti program Google Play x Unity Game Developer Training. Program ini diinisiasi oleh Google Play, Unity, dan Asosiasi Game Indonesia. 

Baca juga: Wajib Coba, Ini 5 Permainan Video Game Lokal yang Mendunia 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah