Ilustrasi lansia yang sedang sakit (dok. Pexels)

Indonesia Diperkirakan Kebanjiran Lansia Penyakitan pada 2040, ini Sebabnya

26 July 2021   |   16:30 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Genhype tahu enggak kalau pada 2040, Indonesia menjadi negara ketiga yang memiliki jumlah penduduk lansia terbesar di dunia? Diprediksi ada 17,5% penduduk pre-senior (40-60 tahun) dan 10,1% penduduk senior (lebih dari 60 tahun). 

Namun yang menjadi kekhawatiran, populasi lansia sebanyak itu menjadi beban negara dari sektor kesehatan mengingat banyak usia produktif saat ini yang abai dalam menjaga kesehatannya. 

Seiring pertambahan usia, tubuh mengalami perubahan fisiologis. Mulai dari penurunan fungsi tubuh, perubahan komposisi tubuh, dan perubahan asupan gizi. Sejalan dengan itu, ada peningkatan risiko mengenai status gizi kurang, penyakit mobilitas, gangguan konsentrasi, hingga penyakit tidak menular.

Nah, penelitian tim science Nutricia berjudul General Practitioners Perspecitive towards Healthy Ageing in Indonesia yang dipublikasikan di Amerta Nutrition baru-baru ini menunjukkan, adanya peningkatan prevalensi penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, penyakit paru obstruktif kronik, jantung, stroke, dan kanker bahkan pada usia produktif.

Kelompok penyakit ini menjadi penyebab mortalitas dan morbiditas, sekitar 2/3 dari total masalah kesehatan usia lansia di Indonesia. Adapun hipertensi menempati posisi teratas dengan rincian 31,6% terjadi pada usia 35-44 tahun, 45,2% pada usia 45-54 tahun, dan 55,2% terjadi pada usia 55-64 tahun. 

“Penyakit ini cenderung meningkat di Indonesia. Angka prevalensi penyakit ini pada usia 45-50 tahun alias usia yang produktif,” ujar Medical&Scientific Affairs Director Danone Specialized Nutrition Indonesia dr. Ray Basrowi dalam konferensi pers, Senin (26/7/2021). 

Peningkatan penyakit ini disumbang dari penerapan pola hidup yang tidak sehat seperti konsumsi makanan tidak seimbang, diperparah dengan obesitas, lemak di bagian perut akibat kurang olahraga, kurang bergerak atau beraktivitas, merokok, hingga makanan berkalori tinggi, serta konsumsi gula berlebih. 

“Faktor ini diperparah dengan pengetahuan yang kurang tentang lanjut usia dan nutrisi. Selain itu kampanye kesehatan nasional yang belum optimal,” jelas Ray.

Akhirnya, beban biaya kesehatan nssional pun bocor untuk membiayai penyakit ini. Dari catatan tim, pada 2018 penyakit jantung memakan biaya BPJS cukup besar. Porsinya mencapai 51,6% diikuti penyakit kanker 16,7%,  dan stroke 12,6%. 

“Padahal penyakit ini terutama jantung, strok, ginjal, terkait dengan pola hidup yang bisa dicegah, dikawal sebelum masuk usia presenior,” sebut Ray.

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Intip Trailer Perdana Film Prekuel dari Army of the Dead

BERIKUTNYA

Guys, 3 Langkah Skin Care Ini Bisa untuk Pemula Lho!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: