Siswa akan mendapatkan kesempatan mengeksplorasi ilmu pengetahuan (Sumber gambar ilustrasi: pexels/ kobe -)

Mengenal Apa Itu Kurikulum Merdeka?

11 July 2023   |   17:00 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Kurikulum Merdeka jadi perbincangan saat ini. Bukan tanpa sebab, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sudah mulai menerapkannya sejak tahun lalu di beberapa sekolah di dalam negeri. Lantas seperti apa kurikulum ini?

Sejumlah sekolah dengan berbagai jenjang pendidikan, dari SD, SMP, sampai dengan SMA/SMK telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sejak tahun lalu. Tercatat ada puluhan sekolah dalam lampiran beleid tentang Satuan Pendidikan Pelaksana Impelementasi Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022/2023.

Baca juga: Contoh Sambutan Kepala Sekolah Untuk Acara Pembukaan MPLS

Tahun ajaran 2023/2024, Kemendikbudristek mengeklaim bahwa peminat kurikulum tersebut sangat antusias sehingga pemerintah memperpanjangnya sampai 14 April 2023 silam.  Pada Akhir Maret 2023, tercatat ada 268.000 satuan pendidikan di seluruh Indonesia yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2023/2024.

Dalam laman Kemendikbudristek, kurikulum tersebut memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik.

Kurikulum ini memiliki beberapa karakteristik, yakni pengembangan soft skills dan karakter melalui proyek penguatan profil pelajar Pancasila. Proyek ini merupakan kegiatan kokurikuler yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan, mengembangkan keterampilan, dan menguatkan pengembangan enam dimensi profil pelajar pancasila.

Kemudian, peserta didik juga mendapatkan kesempatan mempelajari secara mendalam tema-tema atau isu penting, seperti gaya hidup berkelanjutan, toleransi, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi.

Siswa dan siswi juga memiliki peluang melakukan aksi nyata sebagai respon terhadap isu-isu tersebut sesuai dengan perkembangan dan tahapan belajar mereka.

Karakteristik selanjutnya adalah Kurikulum Merdeka fokus terhadap materi esensial, relevan, dan mendalam. Dengan demikian, ada waktu cukup untuk membangun kreativitas dan inovasi peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.

Karakteristik lainnya adalah pembelajaran yang fleksibel. Di sini, guru memiliki keleluasaan untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan tahap pencapaian dan perkembangan setiap peserta didik. Kemudian, tenaga pendidik melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Satuan pendidikan juga memiliki pilihan implementasi Kurikulum Merdeka secara mandiri, yakni mandiri belajar, mandiri berubah, dan mandiri berbagi. Sekolah dapat memilih pilihan tersebut berdasarkan kesiapannya.

Dalam mandiri belajar, satuan pendidikan menggunakan struktur Kurikulum 2013 dalam mengembangkan kurikulum satuan pendidikannya, kemudian menerapkan beberapa prinsip Kurikulum Merdeka dalam melaksanakan pembelajaran dan asesmen.

Sementara itu, dalam mandiri berubah, satuan pendidikan menggunakan struktur Kurikulum Merdeka dalam mengembangkan kurikulum satuan pendidikannya dan menerapkan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka dalam melaksanakan pembelajaran dan asesmen.

Adapun terkait dengan mandiri berbagi, satuan pendidikan menggunakan struktur Kurikulum Merdeka dalam mengembangkan kurikulum satuan pendidikannya. Kemudian, sekolah juga menerapkan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka dalam melaksanakan pembelajaran dan asesmen dengan komitmen untuk membagikan praktik baiknya kepada satuan pendidikan lain.

Baca juga: Astaga! Ada Kasus Siswa Bakar Sekolah, Psikolog Ingatkan Efek Bahaya Bullying

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Banyak Bisnis Keluarga Mandek di Generasi Kedua, Ternyata Ini Sebabnya

BERIKUTNYA

Hypereport: Wisuda Tingkat Sekolah, Membahagiakan atau Merisaukan?

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: