Risiko dan Penyebab Disfungsi Ereksi, Kenapa Pria Perlu Mengobatinya
10 July 2023 |
12:30 WIB
Disfungsi ereksi (DE) dialami oleh sejumlah pria. Gangguan reproduksi ini kerap mengganggu keharmonisan hubungan rumah tangga hingga mempengaruhi kesehatan mental, padahal kondisi ini bisa diperbaiki. Namun, tak sedikit pria yang enggan mengobati hal itu.
Mereka malu dan khawatir dengan stigma yang berkembang di masyarakat. Merujuk pada penjelasan medis, disfungsi ereksi merupakan kondisi ketika alat kelamin pria tidak dapat ereksi, atau tidak dapat mempertahankan ereksinya untuk mendapatkan hubungan intim yang memuaskan.
Baca juga: Pria Wajib Tahu! Ini Faktor Risiko Disfungsi Ereksi yang Bikin Hubungan di Ranjang Hambar
Pria Wajib Tahu! Ini Faktor Risiko Disfungsi Ereksi yang Bikin Hubungan di Ranjang Hambar
https://hypeabis.id/read/22482/pria-wajib-tahu-ini-faktor-risiko-disfungsi-ereksi-yang-bikin-hubungan-di-ranjang-hambar
Dokter Spesialis Urologi Eka Hospital BSD dr. Dyandra Parikesit menerangkan semua pria sejatinya bisa mengalami kondisi ini. “Karena risiko penyakit ini akan semakin tinggi seiring Anda bertambah tua,” ujarnya dalam pesan singkat, dikutip Hypeabis.id, Senin (10/7/2023).
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi. Dyandra menyebut meskipun disfungsi ereksi akan menjadi semakin umum saat pria bertambah tua, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko pria terkena penyakit ini.
Disfungsi ereksi bisa disebabkan karena stres dan kelelahan, gangguan hormon, gangguan pada pembuluh darah, obesitas, kurang berolahraga, Kemudian merokok, konsumsi minuman beralkohol, konsumsi obat-obatan tertentu, hingga riwayat penyakit tertentu.
Memang disfungsi ereksi yang terjadi selama beberapa waktu tidak berbahaya dan bisa diatasi dengan beberapa pengobatan dan terapi. Namun, jika disfungsi ereksi berlangsung dalam waktu yang lama dan tidak kunjung pulih, Dyandra menegaskan itu bisa menandakan adanya suatu penyakit. “Tekanan darah tinggi, diabetes, sumbatan pada pembuluh darah, kanker, hingga gangguan mental kronis,” ungkapnya.
Oleh karena itu, dia mengimbau agar para pria memeriksakan kesehatan ketika timbul gejala seperti tidak bisa ereksi ketika melakukan hubungan seksual. Kondisi ini tidak perlu disembunyikan karena dipandang sebelah mata dan menyebabkan rasa malu jika memang pria itu ingin mendapatkan hubungan berkualitas dan memiliki keturunan.
“Disfungsi ereksi adalah penyakit yang bisa ditangani dengan pengobatan dari dokter. Jangan merasa malu untuk mendiskusikan hal ini kepada pasangan serta dokter urologi terkait,” imbau Dyandra.
Dengan mengidentifikasi penyebab disfungsi ereksi, kondisi ini menurutnya bisa diatasi dengan lebih cepat. Pada pengobatan disfungsi ereksi, ada beberapa obat-obatan serta terapi yang bisa dilakukan. Semua bergantung dari permasalahan utama yang menyebabkan disfungsi ereksi tersebut.
Sebelum memulai pengobatan, dokter akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk mengidentifikasi penyebab dari disfungsi ereksi. Dokter mungkin akan menanyakan riwayat obat-obatan hingga gaya hidup yang dijalani selama ini.
Setelah itu, dokter dapat merekomendasikan beberapa pengobatan, mulai meresepkan obat-obatan, injeksi obat, terapi Extracorporeal Shock Wave Therapy (ESWT), terapi hormon, Injeksi intrakavernosa, hingga penggunaan alat bantu pompa vakum ereksi. Dokter juga dapat merekomendasikan untuk melakukan sesi terapi dengan psikolog jika dirasa gangguan disfungsi ereksi disebabkan karena masalah mental.
Kendati demikian, jika disfungsi ereksi disebabkan karena masalah kesehatan serius seperti tekanan darah tinggi dan diabetes, maka kamu mungkin akan melakukan penanganan lebih lanjut bersama dengan dokter terkait.
Baca juga: Waspada, Covid-19 Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi
Editor: Dika Irawan
Mereka malu dan khawatir dengan stigma yang berkembang di masyarakat. Merujuk pada penjelasan medis, disfungsi ereksi merupakan kondisi ketika alat kelamin pria tidak dapat ereksi, atau tidak dapat mempertahankan ereksinya untuk mendapatkan hubungan intim yang memuaskan.
Baca juga: Pria Wajib Tahu! Ini Faktor Risiko Disfungsi Ereksi yang Bikin Hubungan di Ranjang Hambar
Pria Wajib Tahu! Ini Faktor Risiko Disfungsi Ereksi yang Bikin Hubungan di Ranjang Hambar
https://hypeabis.id/read/22482/pria-wajib-tahu-ini-faktor-risiko-disfungsi-ereksi-yang-bikin-hubungan-di-ranjang-hambar
Dokter Spesialis Urologi Eka Hospital BSD dr. Dyandra Parikesit menerangkan semua pria sejatinya bisa mengalami kondisi ini. “Karena risiko penyakit ini akan semakin tinggi seiring Anda bertambah tua,” ujarnya dalam pesan singkat, dikutip Hypeabis.id, Senin (10/7/2023).
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi. Dyandra menyebut meskipun disfungsi ereksi akan menjadi semakin umum saat pria bertambah tua, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko pria terkena penyakit ini.
Disfungsi ereksi bisa disebabkan karena stres dan kelelahan, gangguan hormon, gangguan pada pembuluh darah, obesitas, kurang berolahraga, Kemudian merokok, konsumsi minuman beralkohol, konsumsi obat-obatan tertentu, hingga riwayat penyakit tertentu.
Memang disfungsi ereksi yang terjadi selama beberapa waktu tidak berbahaya dan bisa diatasi dengan beberapa pengobatan dan terapi. Namun, jika disfungsi ereksi berlangsung dalam waktu yang lama dan tidak kunjung pulih, Dyandra menegaskan itu bisa menandakan adanya suatu penyakit. “Tekanan darah tinggi, diabetes, sumbatan pada pembuluh darah, kanker, hingga gangguan mental kronis,” ungkapnya.
Oleh karena itu, dia mengimbau agar para pria memeriksakan kesehatan ketika timbul gejala seperti tidak bisa ereksi ketika melakukan hubungan seksual. Kondisi ini tidak perlu disembunyikan karena dipandang sebelah mata dan menyebabkan rasa malu jika memang pria itu ingin mendapatkan hubungan berkualitas dan memiliki keturunan.
“Disfungsi ereksi adalah penyakit yang bisa ditangani dengan pengobatan dari dokter. Jangan merasa malu untuk mendiskusikan hal ini kepada pasangan serta dokter urologi terkait,” imbau Dyandra.
Pengobatan Disfungsi Ereksi
Dengan mengidentifikasi penyebab disfungsi ereksi, kondisi ini menurutnya bisa diatasi dengan lebih cepat. Pada pengobatan disfungsi ereksi, ada beberapa obat-obatan serta terapi yang bisa dilakukan. Semua bergantung dari permasalahan utama yang menyebabkan disfungsi ereksi tersebut.Sebelum memulai pengobatan, dokter akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk mengidentifikasi penyebab dari disfungsi ereksi. Dokter mungkin akan menanyakan riwayat obat-obatan hingga gaya hidup yang dijalani selama ini.
Setelah itu, dokter dapat merekomendasikan beberapa pengobatan, mulai meresepkan obat-obatan, injeksi obat, terapi Extracorporeal Shock Wave Therapy (ESWT), terapi hormon, Injeksi intrakavernosa, hingga penggunaan alat bantu pompa vakum ereksi. Dokter juga dapat merekomendasikan untuk melakukan sesi terapi dengan psikolog jika dirasa gangguan disfungsi ereksi disebabkan karena masalah mental.
Kendati demikian, jika disfungsi ereksi disebabkan karena masalah kesehatan serius seperti tekanan darah tinggi dan diabetes, maka kamu mungkin akan melakukan penanganan lebih lanjut bersama dengan dokter terkait.
Baca juga: Waspada, Covid-19 Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.