Komunitas Masyarakat Keuangan, Perbankan, BUMN, Akademisi, Anggota DPR dan Jurnalis Senior menyajikan Pagelaran Ketoprak Jurnalis di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Jakarta, Jumat (30/6). (Sumber gambar Hypeabis.id/ Suselo Jati)

Melihat Aksi Kocak Jurnalis & Insan Perbankan dalam Lakon Ketoprak Ratu Kalinyamat

01 July 2023   |   08:20 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Like
Kisah mengenai cerita sejarah selalu menarik untuk diangkat ke atas panggung.  Terbaru, narasi tersebut disajikan dengan bernas oleh para jurnalis dan insan perbankan dalam lakon Ketoprak berjudul Ratu Kalinyamat: Tahta, Darah & Cinta di Gedung Kesenian Jakarta, Jumat, (30/6/23) malam.  

Terinspirasi dari kisah legendaris penguasa maritim Retna Kencana alias Ratu Kalinyamat, lakon itu diinterpretasi ulang oleh Aries Mukadi menjadi imaji baru yang ciamik. Dalam sejarahnya, Ratu Kalinyamat adalah salah satu putri Raja Demak Trenggana yang memerangi Portugis pada abad abad ke-15.

Alkisah cucu dari Raden Patah itu membangun kekuatan angkatan laut yang besar dengan kerajaan Cirebon, Banteng, Palembang, Aceh, Malaka, serta Tidore. Dari sinilah dia mengirimkan bantuan 40 kapal dengan 5.000 untuk memerangi penjajahan dari Portugis di Nusantara.

Baca juga: Kala Eksekutif Perbankan, Jurnalis hingga Anggota DPR & Pejabat BUMN Bermain Ketoprak

Namun, saat memerangi Portugis Ratu Kalinyamat juga harus melumpuhkan pemberontakan dari Arya Penangsang. Alasan Adipati tersebut merebut kekuasan Demak karena ayahnya Pangeran Sekar Seda Lepen telah dibunuh oleh Sunan Prawata hingga tahta Demak diwariskan pada Sultan Trenggana.

Oleh karena itu, Ratu Kalinyamat memerintahkan Adipati Pajang Sultan Adiwijaya untuk menghadapi serangan Arya Penangsang. Bahkan, jika berhasil membunuh Arya Penangsang, dia akan menyerahkan Kerajaan Demak kepada Adiwijaya. selain itu, dia juga bersumpah melakukan ritual Tapawudo dan mandi darah sang pemberontak setelah berhasil ditumpas.
 

Komunitas Masyarakat Keuangan, Perbankan, BUMN, Akademisi, Anggota DPR dan Jurnalis Senior menyajikan Pagelaran Ketoprak Jurnalis di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Jakarta, Jumat (30/6).  (sumber gambar Hypeabis.id/ Suselo Jati)Komunitas Masyarakat Keuangan, Perbankan, BUMN, Akademisi, Anggota DPR dan Jurnalis Senior menyajikan Pagelaran Ketoprak Jurnalis di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Jakarta, Jumat (30/6).  (sumber gambar Hypeabis.id/ Suselo Jati)

Komunitas Masyarakat Keuangan, Perbankan, BUMN, Akademisi, Anggota DPR dan Jurnalis Senior menyajikan Pagelaran Ketoprak Jurnalis di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Jakarta, Jumat (30/6). (sumber gambar Hypeabis.id/ Suselo Jati)


Berdurasi sekitar 1 jam 45 menit lakon bernuansa komedi ini cukup membuat penonton yang didominasi orang tua dan remaja itu tertawa ngakak dengan tingkah lucu para pemain di atas panggung. Mulai dari kepolosan akting, aktor yang lupa dialog, hingga improvisasi bertabur interupsi yang tak ayal membuat mengocok perut penonton.

Dengan iringan nayoga dari grup Wayang Orang Bharata kelindan kisah suksesi itu juga  berhasil menghadirkan cerita yang cukup intens. Terdiri dari empat babak dengan selingan humor dari komedian kawakan Polo dan Tessy tak urung membuat pementasan tetap berada di 'dalam jalur' naskah meski sesekali pemain lupa adegan dialog.

Akhirnya, setelah melalui pertempuran sengit, Adiwijaya berhasil membunuh Arya Penangsang. Ratu Kalinyamat pun memenuhi janjinya. Setelah berkeramas dengan darah Arya Penangsang dan  menjadikan kepalanya sebagai keset, dia menyerahkan tampuk Kerajaan Demak ke Adiwijaya yang kemudian memindahkan pusat kekuasaannya di Pajang.
 

Menjaga Napas Seni Tradisi

Lebih dari sekadar pertunjukan, lakon Ratu Kalinyamat: Tahta, Darah & Cinta sebenarnya juga membawa semangat tersendiri untuk menjaga spirit kesenian tradisional, khususnya ketoprak di Tanah Air. Pasalnya, di tengah gencarnya budaya pop dan Hallyu di Indonesia kesenian tradisional Indonesia mulai terpinggirkan dan tidak ditengok oleh generasi muda.

Produser Eksekutif Eko B. Supriyanto mengatakan Pagelaran Ketoprak Jurnalis merupakan bentuk sarana sosial untuk melestarikan seni tradisi di Tanah Air. Kegiatan tahunan itu juga bentuk dukungan bagi para praktisi seni serta menggalang dana pendidikan bagi anak kurang mampu di bawah Yayasan Anak Asuh Kita.

“Selain untuk hiburan, pementasan ini juga menjadi ajang  networking  dan  silaturahmi   sesama pelaku jasa keuangan, direksi BUMN, asosiasi, akademisi, dan jurnalis senior dengan pemain asli Wayang Orang Bharata dan pemain ketoprak Adhi Budaya,” ujar Eko saat ditemui Hypeabis.id.
 

Komunitas Masyarakat Keuangan, Perbankan, BUMN, Akademisi, Anggota DPR dan Jurnalis Senior menyajikan Pagelaran Ketoprak Jurnalis di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Jakarta, Jumat (30/6).  (sumber gambar Hypeabis.id/ Suselo Jati)

Komunitas Masyarakat Keuangan, Perbankan, BUMN, Akademisi, Anggota DPR dan Jurnalis Senior menyajikan Pagelaran Ketoprak Jurnalis di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Jakarta, Jumat (30/6). (sumber gambar Hypeabis.id/ Suselo Jati)


Sementara itu, Aries Mukadi sang sutradara berharap dengan pementasan lakon Ratu Kalinyamat dapat kembali menyemarakkan geliat seni tradisi. Menurutnya kesenian tradisi di Indonesia saat ini sudah berada di ambang kepunahan karena proses regenerasi yang mandek dan semakin jarangnya pementasan ketoprak di Tobong.

"Kesenian tradisi ini makin susah terlebih saat pandemi karena kita tidak boleh main di Tobong. Saat ini pageblug memang telah berakhir tapi pemain ketoprak, pemain wayang, dan seniman tradisi lain kesejahteraannya juga belum selesai," papar Ketua Pembina Yayasan Adhi Budaya itu.

Sekadar informasi, Pagelaran Ketoprak Jurnalis selain menghadirkan bintang tamu pelawak Srimulat, Tessy dan Polo, juga dimainkan oleh insan perbankan dan jurnalis senior. Termasuk Dirut PermataBank Meliza M. Rusli, Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) M Edhie Purnawan, jurnalis senior Budi Setyarso (Tempo), dan  Maria Y. Benyamin (Bisnis Indonesia). 

Baca juga: Seni Ketoprak Harus Lentur Menghadapi Zaman

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

4 Fakta Single Terbaru Alya Zurayya Berjudul Semoga Harimu Baik

BERIKUTNYA

Alunan Sejarah Musik Reggae, dari Jamaika untuk Perdamaian Dunia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: