Waspada Aksi Doxing pada Saat Pakai Aplikasi Kencan Daring
23 July 2021 |
17:06 WIB
Dalam beberapa waktu terakhir, dunia telah bergeser menuju praktik digitalisasi, termasuk dalam hal hubungan personal. Di banyak tempat, aplikasi kencan atau lazim dikenal sebagai dating apps kian populer. Perkembangan ini memunculkan fenomena lain terkait dengan ancaman siber.
Kegiatan berbasis internet yang memancing ancaman siber ini sebut saja seperti pengumpulan dan pemaparan publik atas data pribadi pengguna dan lainnya yang lebih dikenal dengan sebutan doxing.
Survei dari perusahaan keamanan Kaspersky mengungkap ancaman dan perhatian utama yang dihadapi pengguna saat melakukan kencan daring.
Survei Kaspersky menunjukkan 54 persen responden mengakui bahwa aplikasi kencan membuat banyak hal lebih mudah, tapi 55 persen mengklaim khawatir diikuti oleh orang yang mereka temua secara daring. Ini merupakan salah satu dari bentuk doxing.
Berbagi informasi pribadi secara berlebihan di aplikasi kencan atau media sosial merupakan penyebab masalah dari kejahatan siber ini. Pengguna meninggalkan jejak besar informasi secara daring sehingga mudah untuk digunakan para doxer.
Akses pelaku ke alamat rumah target, tempat kerja, nama, nomor telepon, dan lain-lain, telah meningkatkan risiko adanya ancaman yang berlanjut dari ranah dunia maya ke dunia nyata.
Ini tercatat dalam survei Kaspersky, dengan 16 persen responden mengaku pernah mengalami kejahatan doxing. Selain itu, 11 persen responden lainnya juga menghadapi kejahatan ini, tetapi tidak menyadarinya.
Laporan dari perusahaan itu juga mencatat adanya ancaman privasi yang dihadapi pengguna saat melakukan kencan daring. Ini termasuk publikasi screenshot percakapan tanpa persetujuan.
Ada juga ancaman penyebaran informasi pribadi dan membututi responden di dunia nyata. Masalah paling umum adalah cyberstalking yang dilakukan oleh orang lain lewat media sosial mereka.
Pakar keamanan Kaspersky Anna Larkina mengatakan media sosial dan berbagai aplikasi mungkin memudahkan orang untuk saling berinteraksi bahkan menemukan pasangan.
Akan tetapi, di platform itu juga terdapat bot dan penipu. Oleh sebab itu, penting untuk tetap mengingatt aturan dasar privasi digital saat berkomunikasi dengan seseorang secara daring.
Editor: Roni Yunianto
Kegiatan berbasis internet yang memancing ancaman siber ini sebut saja seperti pengumpulan dan pemaparan publik atas data pribadi pengguna dan lainnya yang lebih dikenal dengan sebutan doxing.
Survei dari perusahaan keamanan Kaspersky mengungkap ancaman dan perhatian utama yang dihadapi pengguna saat melakukan kencan daring.
Survei Kaspersky menunjukkan 54 persen responden mengakui bahwa aplikasi kencan membuat banyak hal lebih mudah, tapi 55 persen mengklaim khawatir diikuti oleh orang yang mereka temua secara daring. Ini merupakan salah satu dari bentuk doxing.
Berbagi informasi pribadi secara berlebihan di aplikasi kencan atau media sosial merupakan penyebab masalah dari kejahatan siber ini. Pengguna meninggalkan jejak besar informasi secara daring sehingga mudah untuk digunakan para doxer.
Akses pelaku ke alamat rumah target, tempat kerja, nama, nomor telepon, dan lain-lain, telah meningkatkan risiko adanya ancaman yang berlanjut dari ranah dunia maya ke dunia nyata.
Ini tercatat dalam survei Kaspersky, dengan 16 persen responden mengaku pernah mengalami kejahatan doxing. Selain itu, 11 persen responden lainnya juga menghadapi kejahatan ini, tetapi tidak menyadarinya.
Laporan dari perusahaan itu juga mencatat adanya ancaman privasi yang dihadapi pengguna saat melakukan kencan daring. Ini termasuk publikasi screenshot percakapan tanpa persetujuan.
Ada juga ancaman penyebaran informasi pribadi dan membututi responden di dunia nyata. Masalah paling umum adalah cyberstalking yang dilakukan oleh orang lain lewat media sosial mereka.
Pakar keamanan Kaspersky Anna Larkina mengatakan media sosial dan berbagai aplikasi mungkin memudahkan orang untuk saling berinteraksi bahkan menemukan pasangan.
Akan tetapi, di platform itu juga terdapat bot dan penipu. Oleh sebab itu, penting untuk tetap mengingatt aturan dasar privasi digital saat berkomunikasi dengan seseorang secara daring.
"Kami menyarankan untuk tidak membagikan informasi pengenal pribadi seperti nomor telepon, lokasi, rumah, dan alamat kantor. Mencegah ancaman pada tahap awal akan membuat Anda lebih menikmati interaksi tanpa rasa khawatir," katanya.
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.