Ilustrasi artificial Intelligence (Sumber gambar: Freepik)

OpenAI Kembangkan Artificial Intelligence yang Mengerti Moral & Etika Mirip Manusia

20 June 2023   |   13:31 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Like
CEO OpenAI Sam Altman rupanya tidak hanya membuat artificial intelligence yang super cerdas. Teknologi yang dikembangkan terus olehnya itu kini mulai belajar soal moral dan etika selayaknya manusia. Perubahan itu mulai terasa pada penerus ChatGPT, yakni GPT-4 ke atas.

Persoalan moral dan etika memang jadi salah satu pembahasan yang menarik sejak AI mulai muncul. CEO OpenAI Sam Altman tak menampik hal tersebut. Beberapa tahun lalu, Altman bahkan menyebut isu soal moral dan etika di AI masih sangat tidak jelas.

Kecerdasan dari AI bisa memberikan jawaban yang mungkin bertentangan dengan nilai-nilai yang diyakini manusia. Proporsi baik dan buruk pun menjadi kabur. Hal itu diakui Altman terjadi pada ChatGPT 3.

Baca juga: Cek Kelebihan GPT-4, Versi Baru ChatGPT dari OpenAI

Terkadang, kata Altman, teknologi miliknya dapat memberikan jawaban yang tidak ingin kita dengar. Namun, persoalan ini mulai membaik saat GPT-4 muncul. Generasi terbaru dari chatbot buatannya itu telah belajar soal apa yang baik dan apa yang buruk secara umum.

“Namun, pertanyaan selanjutnya adalah siapa yang menentukan nilai-nilai baik dan buruk? Tentu saja bukan kami. AI bisa mempelajari undang-undang atau hukum yang diterapkan di sebuah negara. AI juga bisa mempelajari nilai-nilai personal yang dianut oleh Anda,” ungkap Altman dalam Conversation with Sam Altman di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Saat ini pihaknya juga mengembangkan riset untuk mempelajari preferensi nilai sosial yang ada. Dia ingin agar teknologinya berjalan sedemokratis mungkin dan sesuai dengan hukum yang berlaku di negara masing-masing.
 

a

Ilustrasi artificial Intelligence (Sumber gambar: Freepik)


Di sisi lain, kecerdasannya juga akan terus ditingkatkan, termasuk bisa digunakan dalam berbagai bahasa. GPT-3 memiliki kemampuan baik untuk bahasa utama, yakni bahasa Inggris.

Lalu, GPT-3,5 cukup baik di beberapa bahasa lain. GPT-4 bisa memahami sangat baik di 20 bahasa besar, dan cukup baik pada 80 bahasa lain. Targetnya, GPT-5 diharapkan bisa lebih baik di banyak bahasa lain, termasuk bahasa komunitas kecil, termasuk mempelajari dialek.

Di balik manfaatnya yang besar, AI sebagai teknologi yang masih baru perlu diperlakukan khusus. Semua pihak harus bisa memastikan bahwa pengembangan AI berfokus ke arah yang positif. Sebab, jika tidak, ada potensi AI bisa dikembangkan ke hal yang negatif dan mengancam.

Dirinya mendorong agar AI dikembangkan dalam preferensi moral dan etika. Salah satu cara memastikan itu adalah dengan regulasi. AI ke depan perlu diawasi tidak hanya di level global, tetapi juga dari lingkup yang lebih kecil.

Di level global, para negara bisa menyepakati nilai-nilai dasar yang harus ditegakkan, seperti AI tidak boleh digunakan untuk membunuh. Lalu, di lingkup yang lebih kecil, setiap negara atau daerah bisa menerapkan batasan tersendiri sesuai dengan nilai-nilai atau hukum yang berlaku.

Ketua Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA) Hammam Riza mengatakan pengembangan AI perlu untuk disesuaikan dengan nilai-nilai hidup. Di Indonesia, AI yang ada tentu harus memiliki koridor yang tepat sesuai nilai-nilai bangsa.

Oleh karena itu, membangun kecerdasan buatan mestinya selalu didasari oleh metode human in the loop atau keterikatan manusia di dalam setiap prosesnya. Dengan demikian, AI akan memunculkan informasi yang sesuai etika dan yang paling penting data yang diberikan tidak bias. Terlebih, Indonesia memiliki keberagaman suku maupun agama.

Baca juga: Kata Sam Altman Tentang Garis Besar Teknologi AI di Masa Depan

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Gaet Iga Massardi, Kanda Brothers Merilis Album Elements of Life

BERIKUTNYA

Mengenal Pitch Invasion, Aksi Nekat Suporter Terobos Lapangan Sepak Bola Demi Idola

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: