Sam Altman (Sumber gambar: Flickr/DLD Conference)

Kata Sam Altman Tentang Garis Besar Teknologi AI di Masa Depan

14 June 2023   |   18:04 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Samuel H Altman atau Sam Altman mungkin belum lebih banyak diketahui ketimbang Elon Musk dalam dunia teknologi. Padahal keduanya merupakan dua otak di balik perusahaan yang sama bernama OpenAI. Sam Altman merupakan partner Elon Musk dalam mendirikan perusahaan terdepan di bidang teknologi kecerdasan buatan ini.

Jangan salah sangka. Tuduhan jika perusahaan sekelas OpenAI bisa mengancam dunia profesional manusia justru berbanding terbalik dengan misi perusahaan yang sudah berdiri sejak 2015 ini. Justru, Elon Musk dan Sam Altman melahirkan perusahaan ini atas rasa takut mereka tentang kemungkinan teknologi AI bisa mengancam manusia. Dari sanalah OpenAI bergerak melahirkan model dan menyesuaikan teknologi ini bergerak sesuai dengan etik manusia.

Baca juga: Rentan Disalahgunakan, Bos ChatGPT Sam Altman Sebut Teknologi AI Perlu Diawasi

Sam Altman tak menampik tentang banyaknya kesalahpahaman orang mengenai masifnya perkembangan teknologi AI. Mendorong edukasi tentang AI, Sam Altman pun berkeliling dunia dalam tur diskusinya untuk membicarakan masa depan manusia bersama AI.

Setelah menyambangi Singapura, pria berusia 38 tahun ini datang ke Indonesia untuk tur bertajuk Conversation with Sam Altman yang diselenggarakan KORIKA dan GDP Venture pada Rabu (14/6/2023).

Mengambil tempat di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Altman hadir menyapa ratusan penggiat teknologi di hadapannya dengan busana batik berwarna hitam-merah. Darah kelahiran Chicago, Amerika Serikat ini berkomitmen jika OpenAI akan terus bereksperimen untuk menghasilkan model-model AI terbaru yang diharapkan bisa bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Satu demi satu pertanyaan terkait masa depan di berbagai bidang terus dilontarkan kepada pria yang berprofesi sebagai programmer ini. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim menjadi penanya pertama yang diberi kesempatan untuk melempar arah diskusi masa depan terkait pendidikan.


Masa Depan Pendidikan Bersama AI

“Dunia pendidikan akan berganti secara dramatis,” tegas Altman menjawab kekhawatiran Nadiem soal AI yang diklaim akan menggantikan peran guru. Menurutnya, perubahan ke arah lebih baik harus disambut meski memang dibutuhkan waktu untuk beradaptasi.

Dalam beberapa dekade terakhir, dunia pendidikan selalu menemui perkembangan dan menciptakan sejarah baru. Dia mencontohkan saat Google pertama kali dirilis dan menerima banyak tudingan karena dianggap mengancam masa depan dan menggantikan manusia. Nyatanya kini manusia bisa berdampingan dengan teknologi tersebut.

“Jawabannya, kita harus merangkul teknologi sebagai alat [tools] yang dibarengi dengan kreativitas manusia untuk membuat hal-hal baru,” jelas pendiri perusahaan Loopt ini.

Dengan teknologi AI, pendidikan diproyeksikan akan terus bertumbuh dengan fungsi yang mengisi kisi tenaga pengajar, misalnya dengan membantu guru dan murid berpikir kreatif didorong dengan teknologi melalui pemanfaatan platform ChatGPT untuk berbagai kebutuhan.
 

Masa Transisi Pengadaptasian Teknologi AI

Altman merasa segala jenis teknologi akan selalu terasa asing pada awalnya. Namun, itu merupakan cikal bakal dan setiap awal dari semua perubahan. "Begitulah teknologi yang akan selalu membuat manusia terkejut dari waktu ke waktu. Teknologi membuat segala kerja semakin instan dan cepat," katanya.

Anak seorang dokter kulit itu sempat melemparkan pertanyaan terkait pentingnya membuat aturan teknologi berbasis AI tetap selaras dengan etik manusia.

“Pertanyaannya, siapa yang memutuskan hasil AI baik atau buruk, benar atau salah?” tanyanya kepada audiens. OpenAI tidak mendepak manusia dalam perkembangan teknologi ini. Justru, model terbaru dari platform GPT dibuat semakin humanis.

“Kami ingin GPT-5  semakin baik dalam menciptkan hubungan dengan manusia,” kata Altman.

Dengan teknologi yang sejalan, pria lulusan Stanford University ini berpandangan jika teknologi AI yang mulanya dianggap sebagai ancaman akan diterima secara sosial, bukan hanya dalam dunia kerja saja. Sedikit kesalahpahaman di awal tentang teknologi nyentrik seperti ChatGPT tentu biasa terjadi.

Baginya, AI bisa dikatakan sebagai unstoppable technology. Pekerjaan rumah sekaligus tantangan besar adalah seberapa jauh manusia mampu membimbing teknologi sebagai alat pendukung, bukan ancaman.

“Saya rasa AI akan menjadi teknologi yang sangat impactful. Manusia akan semakin dalam terjun ke dalamnya [teknologi]. 25 atau 50 tahun dari sekarang, kita akan melihat kualitas hidup manusia yang lebih baik bersama teknologi AI,” katanya.

Baca juga: Setelah Indonesia, Sam Altman Bakal Sambangi Australia untuk Diskusi OpenAI

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Cek Sinopsis Film Tari Kematian yang Segera Tayang di Bioskop

BERIKUTNYA

Kenali Bahaya Kesehatan di Balik Cantiknya High Heels

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: