5 Candi yang Instagramable di Sepanjang Rute Mandiri Jogja Marathon 2023
18 June 2023 |
09:56 WIB
Beragam spot atau titik menarik tersaji di sepanjang rute yang dilalui peserta dalam ajang Mandiri Jogja Marathon 2023. Keindahan lanskap dan bangunan membuat ajang lari tahunan ini selalu mendapatkan antusiasme yang besar dari para pencinta maraton sehingga dapat menjalani lari jarak jauh ini dengan lancar sambil menikmati pemandangan.
Hasil pantauan Hypeabis.id dari siaran langsung akun youtube Mandiri Jogja Marathon 2023, para pacer dalam ajang tersebut menyebutkan bahwa rute ajang ini menyajikan pemandangan sawah dan banyak candi yang indah.
Baca juga: Ini Ajang Balap Lari yang Tak Kalah Seru Selain The Six World Marathon Majors
Septian, salah satu pacer, mengatakan bahwa pemandangan sawah yang terhampar di rute Mandri Jogja Marathon dan dukungan masyarakat lokal yang menyaksikan para pelari membuat peserta menjadi kian semangat. “[Juga] Cheer dari masyarakat,” katanya.
Sementara bagi pacer Maya, rute di ajang Mandiri Jogja Marathon 2023 juga menyajikan bangunan-bangunan candi yang indah dengan pemandangan alam. Senada dengan Septian, keramahan warga lokal juga menjadi sambutan yang dirasakan oleh para peserta.
Adapun, pacer Pangestu menilai bahwa candi yang terdapat di rute Mandiri Jogja Marathon 2023 membuat para peserta bisa memperoleh pengetahuan. Dia mengatakan bisa belajar tentang candi-candi tersebut. “Kita lari sambil belajar, ada candi apa saja,” katanya.
Nah, dirangkum dari berbagai sumber, berikut sejumlah spot atau titik yang menarik di rute Mandiri Jogja Marathon 2023, selain Candi Prambanan yang ikonik.
1. Candi Lumbung
Titik menarik pertama yang ditemui oleh para pelari adalah Candi Lumbung. Candi ini dapat langsung ditemui pada awal-awal rute karena masih berada di kawasan komplek Candi Prambananan, tepatnya di Desa Bugisan, Kabupaten Klaten.
Dalam laman Kemendikbudristek, candi ini menjadi salah satu yang masuk dalam kawasan warisan dunia Prambanan dan diperkirakan dibuat sekitar dari abad ke-9 sampai ke-10 atau ketika era kerajaan Mataram Kuno. Bangunan ini tidak jauh berbeda atau berhubungan dengan Candi Sewu.
Nama lumbung yang tersemat di candi ini masih belum jelas asal – usulnya. Namun, masyarakat setempat menyebutnya sebagai Candi Lumbung.
2. Candi Bubrah
Candi Bubrah masih berada dalam satu daerah dengan Candi Lumbung dan terbuat dari batu andesit. Kemudian, memiliki denah persegi panjang dan berkukuran 12 x 12 meter.
Penamaan bubrah kepada candi ini tidak terlepas dari kondisinya yang hanya menyisakan reruntuhan setinggai dua meter. Pendiriannya diyakini satu masa dengan Candi Lumbung atau Kerajaan Mataram Kuno.
3. Candi Sewu
Dalam laman Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta, kata sewu yang tersemat kepada candi ini memiliki arti seribu dan penamaannya berkaitan erat dengan legenda Roro Jongrang dan Bandung Bondowoso. Dalam ceritanya, Roro Jonggrang meminta Bandung Bondowoso membuat 1.000 candi dalam semalam sebagai syarat untuk dapat menjadikannya istri.
Sementara itu, berdasarkan prasasti yang ditemukan, candi ini memiliki nama asli Prasada Vajrasana Manjusrigrha. Candi Sewu didirikan pada abad ke-8 atau masa dinasti Syailendra. Pembangunannya dimulai oleh Rakai Panangkaran dari kerajaan Mataram Kuno. Kemudian, Rakai Pikatan dari dinasti Sanjaya melanjutkan pendiriannya.
5. Candi Kedulan
Berdasarkan laman Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta, Candi Kedulan juga merupakan salah satu spot yang berada di rute Mandiri Jogja Marathon. Bangunan bersejarah ini berada di Dusun Kedulan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Candi Kedulan disebut sebagai candi preiode Klasik Tua (Jawa Tengah). Ciri-ciri candi periode tersebut adalah memiliki segi bentuk tambun dan penggambara arca dan relief yang terlihat naturalis. Gaya arsitekturnya hampir mirip dengan gaya arsitektur Candi Sambisari.
Baca juga: Promosikan ESG & Ekowisata, Bank Mandiri Kembali Gelar Mandiri Jogja Marathon 2023
Kemiripan tersebut dapat dilihat pada bentuk, ukuran, arca, dan terdapat tiga perwara yang berjajar menghadap candi induk. Candi ini ditemukan pada 1993 silam secara tidak sengaja oleh para penambang pasir.
Editor: Fajar Sidik
Hasil pantauan Hypeabis.id dari siaran langsung akun youtube Mandiri Jogja Marathon 2023, para pacer dalam ajang tersebut menyebutkan bahwa rute ajang ini menyajikan pemandangan sawah dan banyak candi yang indah.
Baca juga: Ini Ajang Balap Lari yang Tak Kalah Seru Selain The Six World Marathon Majors
Septian, salah satu pacer, mengatakan bahwa pemandangan sawah yang terhampar di rute Mandri Jogja Marathon dan dukungan masyarakat lokal yang menyaksikan para pelari membuat peserta menjadi kian semangat. “[Juga] Cheer dari masyarakat,” katanya.
Sementara bagi pacer Maya, rute di ajang Mandiri Jogja Marathon 2023 juga menyajikan bangunan-bangunan candi yang indah dengan pemandangan alam. Senada dengan Septian, keramahan warga lokal juga menjadi sambutan yang dirasakan oleh para peserta.
Adapun, pacer Pangestu menilai bahwa candi yang terdapat di rute Mandiri Jogja Marathon 2023 membuat para peserta bisa memperoleh pengetahuan. Dia mengatakan bisa belajar tentang candi-candi tersebut. “Kita lari sambil belajar, ada candi apa saja,” katanya.
Nah, dirangkum dari berbagai sumber, berikut sejumlah spot atau titik yang menarik di rute Mandiri Jogja Marathon 2023, selain Candi Prambanan yang ikonik.
1. Candi Lumbung
Titik menarik pertama yang ditemui oleh para pelari adalah Candi Lumbung. Candi ini dapat langsung ditemui pada awal-awal rute karena masih berada di kawasan komplek Candi Prambananan, tepatnya di Desa Bugisan, Kabupaten Klaten.
Dalam laman Kemendikbudristek, candi ini menjadi salah satu yang masuk dalam kawasan warisan dunia Prambanan dan diperkirakan dibuat sekitar dari abad ke-9 sampai ke-10 atau ketika era kerajaan Mataram Kuno. Bangunan ini tidak jauh berbeda atau berhubungan dengan Candi Sewu.
Nama lumbung yang tersemat di candi ini masih belum jelas asal – usulnya. Namun, masyarakat setempat menyebutnya sebagai Candi Lumbung.
2. Candi Bubrah
Candi Bubrah masih berada dalam satu daerah dengan Candi Lumbung dan terbuat dari batu andesit. Kemudian, memiliki denah persegi panjang dan berkukuran 12 x 12 meter.
Penamaan bubrah kepada candi ini tidak terlepas dari kondisinya yang hanya menyisakan reruntuhan setinggai dua meter. Pendiriannya diyakini satu masa dengan Candi Lumbung atau Kerajaan Mataram Kuno.
3. Candi Sewu
Dalam laman Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta, kata sewu yang tersemat kepada candi ini memiliki arti seribu dan penamaannya berkaitan erat dengan legenda Roro Jongrang dan Bandung Bondowoso. Dalam ceritanya, Roro Jonggrang meminta Bandung Bondowoso membuat 1.000 candi dalam semalam sebagai syarat untuk dapat menjadikannya istri.
Sementara itu, berdasarkan prasasti yang ditemukan, candi ini memiliki nama asli Prasada Vajrasana Manjusrigrha. Candi Sewu didirikan pada abad ke-8 atau masa dinasti Syailendra. Pembangunannya dimulai oleh Rakai Panangkaran dari kerajaan Mataram Kuno. Kemudian, Rakai Pikatan dari dinasti Sanjaya melanjutkan pendiriannya.
5. Candi Kedulan
Berdasarkan laman Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta, Candi Kedulan juga merupakan salah satu spot yang berada di rute Mandiri Jogja Marathon. Bangunan bersejarah ini berada di Dusun Kedulan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Candi Kedulan disebut sebagai candi preiode Klasik Tua (Jawa Tengah). Ciri-ciri candi periode tersebut adalah memiliki segi bentuk tambun dan penggambara arca dan relief yang terlihat naturalis. Gaya arsitekturnya hampir mirip dengan gaya arsitektur Candi Sambisari.
Baca juga: Promosikan ESG & Ekowisata, Bank Mandiri Kembali Gelar Mandiri Jogja Marathon 2023
Kemiripan tersebut dapat dilihat pada bentuk, ukuran, arca, dan terdapat tiga perwara yang berjajar menghadap candi induk. Candi ini ditemukan pada 1993 silam secara tidak sengaja oleh para penambang pasir.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.