Pementasan teater monolog Drupadi: Apa Karena Aku Perempuan, Jumat (2/6/2023) di Gedung Kesenian Jakarta. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Suara Lantang Perempuan Melawan Toksik Maskulinitas dalam Teater Monolog Drupadi

11 June 2023   |   16:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Like

Gedung Pertunjukan

Joan Arcana selaku produser mengatakan, pementasan Drupadi menjadi langkah awal bagi Arcana Foundation untuk berupaya menyajikan pertunjukan-pertunjukan seni senantiasa relevan dan segar sehingga dapat diterima oleh masyarakat dari seluruh kalangan terutama anak muda.

Misi lain yang juga coba diupayakannya adalah mengangkat nama-nama seniman dan komunitas seni di daerah di ibu kota agar bisa mendapatkan apresiasi yang lebih luas lagi.

Tak ayal jika biaya produksi pementasan Drupadi mencapai Rp625 juta. Joan juga mengatakan bahwa tantangan utama dalam menggarap pementasan ini adalah sulitnya mencari tempat latihan selama di Bali.

Sekalipun ada, pasti harganya mahal yang akan berakhir dengan biaya produksi yang semakin membengkak. Akhirnya, mereka latihan di salah satu ruangan kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Bali secara gratis.

Kesulitan lain yang harus dihadapi adalah mencari gedung pertunjukan di ibu kota. Awalnya, pementasan Drupadi direncanakan ingin digelar di Teater Besar Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta. Namun, Joan mengungkapkan bahwa biaya sewa gedung teater tersebut yang berkisar Rp15 juta-Rp30 juta per hari terlampau mahal. Begitupun dengan Graha Bhakti Budaya yang kini dikelola oleh JakPro.
 

Pementasan teater monolog Drupadi: Apa Karena Aku Perempuan, Jumat (2/6/2023), di Gedung Kesenian Jakarta (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Pementasan teater monolog Drupadi: Apa Karena Aku Perempuan, Jumat (2/6/2023), di Gedung Kesenian Jakarta (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Akhirnya, Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) dipilih sebagai tempat pertunjukan meski diakui oleh Joan kondisi fasilitas di gedung pertunjukan itu kini memprihatinkan dan cenderung tidak terawat.

Dengan biaya sewa sebesar Rp5 juta per hari dan retribusi kebersihan sebesar Rp5 juta, perawatan GKJ dinilai masih belum maksimal. Misalnya, pendingin ruangan yang mati dan tidak adanya meja di ruang rias, genset yang rusak, dan tidak adanya videotron di luar gedung.

Proses perizinan keramaian acara seni pertunjukan seni pun kini menjadi lebih rumit. Joan mengatakan untuk menggelar pertunjukan Drupadi, dia harus melakukan permohonan perizinan menjadi beberapa fase dibandingkan sebelumnya yang hanya melapor kepada kepolisian sektor (Polsek) setempat.

"Pemerintah harus hadir, melihat, dan memberikan ruang bahwa banyak pelaku seni yang butuh perhatian. Jangan hanya hadir di komunitas-komunitas yang sudah populer. Hadirkan gedung pertunjukan yang bisa digunakan untuk komunitas daerah di Jakarta," ucapnya.

Di samping itu semua, kerja keras tim teater monolog Drupadi pun tampaknya terbayar. Joan mengatakan animo masyarakat terhadap pertunjukan ini sangat besar hingga seluruh tiket yang tersedia yakni sebanyak 425 tiket pun terjual untuk pementasan satu malam. Dari hasil itu, dia pun mengaku bisa menutupi biaya produksi hingga menggaji seluruh pemain dan kru dengan sebagaimana mestinya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla
1
2


SEBELUMNYA

Pengamat Musik Sebut Java Jazz Festival Punya Penonton yang Loyal

BERIKUTNYA

Cek 5 Pameran Seni Rupa Juni 2023, dari Syakieb Sungkar hingga Museum MACAN

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: