ilustrasi tanaman hidroponik (dok.pexels)

Wanita Ini Mulai Bisnis Hidroponik dari Nol hingga Sukses Raup Omzet Ratusan Juta

23 July 2021   |   13:40 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Lia Dahlia sebetulnya tidak memiliki keahlian sama sekali di dunia pertanian. Dia hanyalah seorang anak muda yang memiliki kepedulian sosial dengan tujuan ingin menyulap gang-gang kumuh yang ada di Jakarta menjadi lebih hijau.  Namun, suatu ketika usai lulus kuliah, Lia dan beberapa temannya ditawarkan untuk mengelola Green House Hidroponik seluas 20m x 20m atau 400 meter persegi di Bogor, Jawa Barat.

Pengelolaan ini terkait  penanaman, pengemasan, hingga penjualan. “Awal-awal kami sama sekali enggak ngerti apa-apa, benar-benar blank. Jadi mulai semua dari nol, dan kami benar-benar keliling untuk mencari guru yang bisa mengajarkan dan mengikhlaskan ilmunya ke kami soal hidroponik,” tuturnya seperti dikutip dari channel Youtube Kementerian Pertanian.

Setelah mendapatkan ilmu dan tempat, Lia dan teman-temannya makin tekun mengembangkan bisnis pertanian hidroponik yang dikenal dengan kebun hidroponik Blu Farm.

Proses penanamannya dilakukan di Green House dengan menggunakan teknologi yang cukup canggih, sehingga makin memudahkan, mulai dari kipas otomatis, sistem kelembaban, dan lain sebagainya.

Diakui olehnya proses penanaman melalui hidroponik akan menghasilkan kualitas tanaman yang lebih bagus. Selain itu, proses penanamannya juga lebih singkat dibandingkan konvensional. Misalnya untuk kangkung dan bayam, salam waktu 15 hari saja sudah bisa dipanen.

“Dari segi rasa pasti kualitasnya lebih bagus dan lebih segar, daunnya juga bersih dan bisa langsung dimakan,” ungkapnya.

Adapun beberapa jenis tanaman yang ditanam mulai dari sawi caisim, pakcoy, kale, baya, melon, dan tomat chery. Namun saat ini, hidroponik Blu Farm mulai fokus dengan tanaman hidroponik bayam jepang Horenzo.

“Kami fokus ke Hornzo karena untuk pasaran harganya cukup lumayan dibandingkan dengan jenis sayur lainnya,” ujar wanita lulusan Universitas Budi Luhur ini.

Untuk proses pemasarannya sendiri, Blu Farm menjual secara online, memasarkan ke supermarket sebanyak 3 kali dalam seminggu, hingga melayani pembuatan souvenir atau packing sesuai keinginan pelanggan.

Diaku olehnya bahwa penjualan untuk souvenir lebih menguntungkan dibandingkan harga di supermarket. Sebagai contoh untuk penjualan di supermarket per pack hanya sekitar Rp15 ribu atau Rp20 ribu sedangkan jika dijadikan souvenir per potnya atau per 200 gram bisa sampai Rp75ribu hingga Rp100 ribu.

“Peluang hidroponik ini cukup bagus apalagi jika memiliki pasion di tanaman akan lebih bagus lagi. Namun untuk mengembangakannya butuh ketekunan, rajin, dan disiplin,” ungkapnya.

Blu Farm sendiri saat ini dari sisi bisnis sudah sangat bagus dengan pertumbuhan bisnis yang signifikan. Bahkan bisa membuka lahan lebih untuk membantu masyarakat sekitar.

Apalagi di masa pandemi ketika banyak yang kehilangan matapencaharian, Blu Farm ikut andli memberdayakan masyarakat sekitar yang tekena dampak pandemi untuk menjadi karyawan pada green house blu-farm.

“Waktu itu modal awal kami Green House Rp500juta itu sudah balik modal dan kami akan perluas bisnis untuk merekrut dan membantu orang disekitar,” tuturnya.

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Mau Berat Badan Turun? Coba Pose Yoga Ini Yuk

BERIKUTNYA

4 Tips Ini Bikin Semangat Berolahraga di Rumah

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: