Menyicipi Segarnya Peluang Bisnis Teh
29 May 2023 |
15:57 WIB
Bagi masyarakat Indonesia, menyeduh teh telah menjadi kebiasaan sehari-hari. Bahkan, tidak lengkap rasanya jika makan tanpa minum teh. Selain kopi, teh memang menjadi salah satu minuman yang paling digemari masyarakat Indonesia.
Dikutip dari situs Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Indonesia memiliki pangsa pasar sebesar 2 persen terhadap total produksi teh dunia. Selain memiliki potensi pasar yang besar, Indonesia juga memiliki luas lahan perkebunan teh terbesar ke-lima di dunia dan produksi teh Indonesia berada di peringkat ke-delapan dunia pada tahun 2020.
Di samping memiliki rasa yang nikmat, teh juga memiliki sejumlah manfaat bagi tubuh. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, teh mengandung antioksidan yang dapat melawan radikal bebas sehingga bisa mencegah kerusakan sel-sel tubuh.
Baca juga: Ternyata Ini Kendala Pelaku Kuliner Sulit Naik Kelas
Tak heran bila saat ini makin banyak pelaku usaha yang mulai mekasimalkan potensi perkebunan teh dan mulai memproduksi teh untuk dijual baik di dalam negeri maupun ke luar negeri atau ekspor. Salah satu pelaku usaha yang sukses mengembangkan bisnis minuman teh adalah Devina Amelia.
Dengan mengusung bendera usaha Tea Heaven, Devina telah memulai bisnisnya sejak 2017 saat dirinya masih duduk di bangku kuliah. Keinginanya memulai bisnis teh bermula dari kesadarannya mengenai industri perkebunan teh di Sukabumi.
“Banyak perkebunan teh yang menjual hasil panen dengan kualitas terbaik mereka untuk keperluan ekspor. Sementara, banyak hasil panen teh dengan kualitas rendah justru dipasarkan di Indonesia,” ujarnya.
Dari situ dia lantas berpikir untuk membuat brand teh lokal dengan kualitas terbaik yang dapat bersaing dengan brand teh dari luar negeri. Akhirnya Devina mencoba memulai bisnis ini, dengan modal terbatas mulanya Devina hanya menjual satu varian produk yakni teh hijau menggunakan sistem pre-order melalui marketplace sehingga dapat menyasar pasar yang lebih luas.
Seiring berjalannya waktu, bisnisnya pun mulai berkembang. Devina berhasil memberdayakan ratusan petani dari puluhan perkebunan teh di wilayah Bantul, Sukabumi, Garut, Cianjur, Ciwidey, Padang dan Bali yang sebagian besar merupakan petani-petani kecil di pelosok.
"Lewat Tea Heaven, kami ingin seluruh teh berkualitas yang dipanen oleh petani teh lokal bisa diakses oleh pasar dalam negeri,” ungkap Devina.
Tea Heaven sendiri memiliki misi untuk memperkenalkan teh lokal dengan kualitas premium yaitu teh murni organic tanpa tambahan zat kimia baik pewarna maupun perasa buatan. Tea Heaven juga menghasilkan teh herbal Indonesia yang sangat baik untuk kesehatan.
Devina bersama ratusan petani teh lokal telah memasarkan lebih dari 100 jenis produk teh, mulai dari green tea collection, black tea collection, specialty teas, blooming flower tea, matcha powder dan sebagainya dengan harga mulai dari Rp9.900 sampai Rp199.000.
Diakui olehnya bahwa lebih dari 70 persen penjualan dilakukan melalui e-commerce seperti Tokopedia. Bahkan, penjualan Tea Heaven juga sangat progresif. “Selama kuartal I 2023, transaksi Tea Heaven melonjak hampir 3 kali lipat, jika dibandingkan dengan kuartal I 2022,” ucapnya.
Selain terus berinovasi menciptakan minuman teh kesehatan dari berbagai hasil bumi, Tea Heaven juga berinovasi menciptakan packaging yang unik. Salah satunya dari bambu yang tidak hanya eco-friendly namun juga estetik.
"Kami memanfaatkan hasil dari perajin bambu yang terdampak pandemi dan kebun bambu yang berlimpah serta kurang dimanfaatkan padahal potensial,” tambahnya.
Selain Devina, pelaku usaha lainnya yang juga meraih keberkahan dari bisnis teh adalah Ni Putu Yudia Ayu Dewintasari yang menjual teh artisan dengan brand Brew Me Tea sejak 2015 lalu. Teh artisan sendiri merupakan produk olahan teh yang dicampur dengan berbagai bahan alami lain, seperti bunga dan rempah.
Serupa dengan Tea Heaven, Yudia melalui Brew Me Tea juga memberdayakan petani teh lokal. “Kami melibatkan puluhan petani teh di sekitaran Bali untuk seluruh proses panen pucuk teh, mulai dari penanaman hingga pemetikan,” jelas Yudia.
Dia memperkenalkan berbagai jenis teh artisan kepada masyarakat Indonesia, termasuk generasi muda. Untuk itulah, dalam mengembangkan produk Brew Me Tea, Yudia terus melakukan inovasi dengan menghadirkan keunikan tersendiri, yaitu cita rasa akhir atau aftertaste yang manis secara alami.
Hal ini menurutnya bisa terjadi karena bahan utama teh yang mereka gunakan ditanam di tanah Bali yang cenderung memiliki struktur tanah vulkanis atau tanah yang berasal dari letusan gunung berapi. Selain itu, proses penanamannya juga organik atau bebas dari pestisida dan bahan kimia lainnya.
Untuk mendongkrak penjualan, teh artisan lokal Brew Me Tea memasarkan produknya melalui ecommerce sehingga bisa diakses masyarakat di seluruh penjuru Indonesia. “Kami mencatat jumlah transaksi antarkota Brew Me Tea melalui Tokopedia naik hampir 2 kali lipat sepanjang tahun 2022 dibandingkan tahun 2021,” ungkapnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Dikutip dari situs Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Indonesia memiliki pangsa pasar sebesar 2 persen terhadap total produksi teh dunia. Selain memiliki potensi pasar yang besar, Indonesia juga memiliki luas lahan perkebunan teh terbesar ke-lima di dunia dan produksi teh Indonesia berada di peringkat ke-delapan dunia pada tahun 2020.
Di samping memiliki rasa yang nikmat, teh juga memiliki sejumlah manfaat bagi tubuh. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, teh mengandung antioksidan yang dapat melawan radikal bebas sehingga bisa mencegah kerusakan sel-sel tubuh.
Baca juga: Ternyata Ini Kendala Pelaku Kuliner Sulit Naik Kelas
Tak heran bila saat ini makin banyak pelaku usaha yang mulai mekasimalkan potensi perkebunan teh dan mulai memproduksi teh untuk dijual baik di dalam negeri maupun ke luar negeri atau ekspor. Salah satu pelaku usaha yang sukses mengembangkan bisnis minuman teh adalah Devina Amelia.
Dengan mengusung bendera usaha Tea Heaven, Devina telah memulai bisnisnya sejak 2017 saat dirinya masih duduk di bangku kuliah. Keinginanya memulai bisnis teh bermula dari kesadarannya mengenai industri perkebunan teh di Sukabumi.
“Banyak perkebunan teh yang menjual hasil panen dengan kualitas terbaik mereka untuk keperluan ekspor. Sementara, banyak hasil panen teh dengan kualitas rendah justru dipasarkan di Indonesia,” ujarnya.
Dari situ dia lantas berpikir untuk membuat brand teh lokal dengan kualitas terbaik yang dapat bersaing dengan brand teh dari luar negeri. Akhirnya Devina mencoba memulai bisnis ini, dengan modal terbatas mulanya Devina hanya menjual satu varian produk yakni teh hijau menggunakan sistem pre-order melalui marketplace sehingga dapat menyasar pasar yang lebih luas.
Seiring berjalannya waktu, bisnisnya pun mulai berkembang. Devina berhasil memberdayakan ratusan petani dari puluhan perkebunan teh di wilayah Bantul, Sukabumi, Garut, Cianjur, Ciwidey, Padang dan Bali yang sebagian besar merupakan petani-petani kecil di pelosok.
"Lewat Tea Heaven, kami ingin seluruh teh berkualitas yang dipanen oleh petani teh lokal bisa diakses oleh pasar dalam negeri,” ungkap Devina.
Tea Heaven sendiri memiliki misi untuk memperkenalkan teh lokal dengan kualitas premium yaitu teh murni organic tanpa tambahan zat kimia baik pewarna maupun perasa buatan. Tea Heaven juga menghasilkan teh herbal Indonesia yang sangat baik untuk kesehatan.
Devina bersama ratusan petani teh lokal telah memasarkan lebih dari 100 jenis produk teh, mulai dari green tea collection, black tea collection, specialty teas, blooming flower tea, matcha powder dan sebagainya dengan harga mulai dari Rp9.900 sampai Rp199.000.
Diakui olehnya bahwa lebih dari 70 persen penjualan dilakukan melalui e-commerce seperti Tokopedia. Bahkan, penjualan Tea Heaven juga sangat progresif. “Selama kuartal I 2023, transaksi Tea Heaven melonjak hampir 3 kali lipat, jika dibandingkan dengan kuartal I 2022,” ucapnya.
Selain terus berinovasi menciptakan minuman teh kesehatan dari berbagai hasil bumi, Tea Heaven juga berinovasi menciptakan packaging yang unik. Salah satunya dari bambu yang tidak hanya eco-friendly namun juga estetik.
"Kami memanfaatkan hasil dari perajin bambu yang terdampak pandemi dan kebun bambu yang berlimpah serta kurang dimanfaatkan padahal potensial,” tambahnya.
Selain Devina, pelaku usaha lainnya yang juga meraih keberkahan dari bisnis teh adalah Ni Putu Yudia Ayu Dewintasari yang menjual teh artisan dengan brand Brew Me Tea sejak 2015 lalu. Teh artisan sendiri merupakan produk olahan teh yang dicampur dengan berbagai bahan alami lain, seperti bunga dan rempah.
Serupa dengan Tea Heaven, Yudia melalui Brew Me Tea juga memberdayakan petani teh lokal. “Kami melibatkan puluhan petani teh di sekitaran Bali untuk seluruh proses panen pucuk teh, mulai dari penanaman hingga pemetikan,” jelas Yudia.
Dia memperkenalkan berbagai jenis teh artisan kepada masyarakat Indonesia, termasuk generasi muda. Untuk itulah, dalam mengembangkan produk Brew Me Tea, Yudia terus melakukan inovasi dengan menghadirkan keunikan tersendiri, yaitu cita rasa akhir atau aftertaste yang manis secara alami.
Hal ini menurutnya bisa terjadi karena bahan utama teh yang mereka gunakan ditanam di tanah Bali yang cenderung memiliki struktur tanah vulkanis atau tanah yang berasal dari letusan gunung berapi. Selain itu, proses penanamannya juga organik atau bebas dari pestisida dan bahan kimia lainnya.
Untuk mendongkrak penjualan, teh artisan lokal Brew Me Tea memasarkan produknya melalui ecommerce sehingga bisa diakses masyarakat di seluruh penjuru Indonesia. “Kami mencatat jumlah transaksi antarkota Brew Me Tea melalui Tokopedia naik hampir 2 kali lipat sepanjang tahun 2022 dibandingkan tahun 2021,” ungkapnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.