PPKM Diperpanjang, Bagaimana Cara Mengelola Keuangan Agar Tidak Boncos?
21 July 2021 |
15:48 WIB
Pemerintah resmi memperpanjang penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga Minggu (25/7/2021)vuntuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Kebijakan ini tentu akan berdampak pada lesunya perekonomian, karena aktivitas masyarakat masih sangat dibatasi.
Vice President of Partnerships Qoala Noviy Hutauruk mengatakan perpanjangan PPKM berarti bahwa sebagian besar masyarakat masih harus berada di rumah. Situasi ini menuntut adanya penyesuaian anggaran atau manajemen keuangan pribadi.
"Untuk menghadapi perpanjangan PPKM ini, kita juga perlu memberlakukan PPKM, yakni 'Punya Perencanaan Keuangan Matang' secara mandiri. Butuh pengelolaan keuangan yang cermat untuk melewati masa-masa ini, khususnya bagi masyarakat yang penghasilannya terganggu akibat pandemi Covid-19," ujar Noviy, Rabu (21/7/2021).
Lebih lanjut, perempuan yang punya pengalaman 10 tahun di bidang perbankan dan fintech ini menyampaikan sejumlah persiapan yang harus dilakukan agar perencanaan Keuangan yang matang dapat terwujud:
1. PCR Positif alias Punya Cashflow Radian Positif
Artinya, pemasukan lebih besar daripada pengeluaran atau tidak lebih besar pasak daripada tiang. Dijamin pikiran juga akan aman dan tenteram jika memiliki cashflow keuangan bulanan yang selalu positif.
Upayakan selalu menahan diri untuk pengeluaran yang sifatnya konsumtif. Pengeluaran yang tadinya untuk akomodasi dapat digantikan untuk membeli survival kit masa pandemi, misalnya masker, hand sanitizer, obat, vitamin dan lainnya.
Selain itu, silakan coba untuk mencari alternatif usaha sampingan untuk dapat menambah pundi pemasukan.
2. Pastikan Dana Darurat Likuid
Seandainya cashflow keuangan tidak dapat positif akibat kehilangan pendapatan atau pekerjaan tetap yang menyebabkan 'Pelan Pelan Keuangan Menipis', maka dana darurat dapat digunakan sementara.
Penting memilih produk keuangan sebelumnya untuk penempatan dana darurat ini, antara lain seperti tabungan berjangka, deposito, emas, atau reksadana pendapatan tetap/ pasar uang yang dapat dicairkan sewaktu-waktu jika dibutuhkan.
3. Perlindungan Sejak Dini
Proteksi diri semakin awal semakin baik, karena yang selalu pasti adalah ketidakpastian itu sendiri. Proteksi dapat memberikan peace of mind dan safety net bagi diri, keluarga dan orang-orang yang kita sayangi.
Bentuknya pun berbagai rupa. Mengonsumsi makanan sehat merupakan salah satu bentuk proteksi, karena memperkuat imun tubuh ketika ada bakteri dan virus menyerang.
Begitupun dengan memiliki asuransi. Tujuannya untuk melindungi cashflow dan dana darurat yang selama ini sudah kita persiapkan sebelumnya, agar kuat pada saat menghadapi risiko yang terjadi baik kepada kesehatan, jiwa, ataupun aset yang kita miliki.
4. Stop FOMO (Fear of Missing Out)
Tidak perlu memaksakan diri untuk punya investasi saham atau crypto, seperti yang dilakukan teman atau tetangga. Tempatkan investasi sesuai porsi kemampuan dan pelajari profil risiko sendiri.
Testimoni atau glorifikasi terhadap produk investasi tertentu sangat menggiurkan. Namun harus menutup mata untuk tidak terjebak kepada fenomena FOMO (fear of missing out) yang dipamerkan melalui media sosial. Jika diperlukan, lakukan puasa media sosial berkala.
Editor: Indyah Sutriningrum
Vice President of Partnerships Qoala Noviy Hutauruk mengatakan perpanjangan PPKM berarti bahwa sebagian besar masyarakat masih harus berada di rumah. Situasi ini menuntut adanya penyesuaian anggaran atau manajemen keuangan pribadi.
"Untuk menghadapi perpanjangan PPKM ini, kita juga perlu memberlakukan PPKM, yakni 'Punya Perencanaan Keuangan Matang' secara mandiri. Butuh pengelolaan keuangan yang cermat untuk melewati masa-masa ini, khususnya bagi masyarakat yang penghasilannya terganggu akibat pandemi Covid-19," ujar Noviy, Rabu (21/7/2021).
Lebih lanjut, perempuan yang punya pengalaman 10 tahun di bidang perbankan dan fintech ini menyampaikan sejumlah persiapan yang harus dilakukan agar perencanaan Keuangan yang matang dapat terwujud:
1. PCR Positif alias Punya Cashflow Radian Positif
Artinya, pemasukan lebih besar daripada pengeluaran atau tidak lebih besar pasak daripada tiang. Dijamin pikiran juga akan aman dan tenteram jika memiliki cashflow keuangan bulanan yang selalu positif.
Upayakan selalu menahan diri untuk pengeluaran yang sifatnya konsumtif. Pengeluaran yang tadinya untuk akomodasi dapat digantikan untuk membeli survival kit masa pandemi, misalnya masker, hand sanitizer, obat, vitamin dan lainnya.
Selain itu, silakan coba untuk mencari alternatif usaha sampingan untuk dapat menambah pundi pemasukan.
2. Pastikan Dana Darurat Likuid
Seandainya cashflow keuangan tidak dapat positif akibat kehilangan pendapatan atau pekerjaan tetap yang menyebabkan 'Pelan Pelan Keuangan Menipis', maka dana darurat dapat digunakan sementara.
Penting memilih produk keuangan sebelumnya untuk penempatan dana darurat ini, antara lain seperti tabungan berjangka, deposito, emas, atau reksadana pendapatan tetap/ pasar uang yang dapat dicairkan sewaktu-waktu jika dibutuhkan.
3. Perlindungan Sejak Dini
Proteksi diri semakin awal semakin baik, karena yang selalu pasti adalah ketidakpastian itu sendiri. Proteksi dapat memberikan peace of mind dan safety net bagi diri, keluarga dan orang-orang yang kita sayangi.
Bentuknya pun berbagai rupa. Mengonsumsi makanan sehat merupakan salah satu bentuk proteksi, karena memperkuat imun tubuh ketika ada bakteri dan virus menyerang.
Begitupun dengan memiliki asuransi. Tujuannya untuk melindungi cashflow dan dana darurat yang selama ini sudah kita persiapkan sebelumnya, agar kuat pada saat menghadapi risiko yang terjadi baik kepada kesehatan, jiwa, ataupun aset yang kita miliki.
4. Stop FOMO (Fear of Missing Out)
Tidak perlu memaksakan diri untuk punya investasi saham atau crypto, seperti yang dilakukan teman atau tetangga. Tempatkan investasi sesuai porsi kemampuan dan pelajari profil risiko sendiri.
Testimoni atau glorifikasi terhadap produk investasi tertentu sangat menggiurkan. Namun harus menutup mata untuk tidak terjebak kepada fenomena FOMO (fear of missing out) yang dipamerkan melalui media sosial. Jika diperlukan, lakukan puasa media sosial berkala.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.