Perhatikan, Ini 5 Cara Bantu Anak Hadapi Perceraian Orang Tua
21 July 2021 |
13:13 WIB
1
Like
Like
Like
Perceraian antara suami dan istri merupakan fase yang berbeda dalam sebuah pernikahan yang melibatkan banyak hal secara materi, emosional, hingga lingkungan di sekitar pasangan. Selain berdampak pada emosional dan psikologis pasangan yang terlibat, ternyata perceraian juga berdampak ada anak, lho!
Akan tetapi, dampak emosional dan psikologi dari perceraian pada si kecil akan terasa lebih berisiko, karena anak melihat kedua orang tuanya sebagai orang yang bisa memberikan dukungan dan saran. Bagi anak, perceraian akan berdampak pada anggapan dari si kecil bahwa dunia seakan runtuh ketika Genhype dan pasangan berpisah.
Dengan kondisi si kecil yang belum paham tentang konsep perceraian, maka Genhype penting untuk bisa membantunya dalam menghadapinya.
1. Ceritakan apa adanya
Bercerita apa adanya terhadap fakta tentang perceraian adalah kunci untuk membantu anak menghadapi kejadian perceraian. Dengan ini, anak-anak tidak akan merasa sakit ketimbang ketika memndeskripsikan perceraian secara halus (sugar-coating) dan menunda fakta tentang hal itu.
2. Mereka tetap dicintai
Jujur terhadap si kecil tidak berarti mengabaikan perasaan dan kekecewaan mereka, tetapi seharusnya menjadi kesempatan untuk memastikan bahwa dia akan tetap merasa dicintai meski kedua orang tuanya berpisah.
Karena itu, Genhype harus tetap menunjukkan rasa sayang dan membantunya memahami bahwa perpisahan antara Genhype dan pasangan bukanlah salahnya karena sampai kapan pun, orang tua akan tetap menyayangi anaknya meski telah berpisah.
3. Buat proses menjadi sesuatu yang damai
Perceraian, apalagi ketika terjadi saat sudah menjadi orang tua, harus dihadapi dengan kepala dingin dan tidak dilakukan dengan adanya pertengkaran di depan anak. Tindakan ini bisa berakibat pada meningkatnya risiko pada kondisi mental dan emosional anak, misalnya memicu munculnya rasa bersalah dan tidak dicintai.
4. Ajak anak untuk berbagi perasaan
Tidak hanya Genhype sebagai orang tua kepada anak saat berbagi cerita tentang perasaan, tetapi si kecil juga perlu melakukannya meski dari luar dia tampak baik-baik saja.
Memberikan perhatian berupa pertanyaan dan upaya membantu mengomunikasikan perasaan kepada anak di saat situasi yang menyulitkannya bisa membantu anak dalam melepaskan perasaan-perasaan yang ada di dalam dirinya.
5. Rencanakan kolaborasi parenting
Jika pada akhirnya Genhype dan pasangan tetap memutuskan untuk berpisah di jalur masing-masing, maka langkah wajib yang harus dilakukan adalah merencanakan berbagai cara efektif dalam kolaborasi parenting. Salah satunya adalah menyimpan perasaan dan emosi di saat berproses dengan perkembangan anak.
Editor: Dika Irawan
Akan tetapi, dampak emosional dan psikologi dari perceraian pada si kecil akan terasa lebih berisiko, karena anak melihat kedua orang tuanya sebagai orang yang bisa memberikan dukungan dan saran. Bagi anak, perceraian akan berdampak pada anggapan dari si kecil bahwa dunia seakan runtuh ketika Genhype dan pasangan berpisah.
Dengan kondisi si kecil yang belum paham tentang konsep perceraian, maka Genhype penting untuk bisa membantunya dalam menghadapinya.
1. Ceritakan apa adanya
Bercerita apa adanya terhadap fakta tentang perceraian adalah kunci untuk membantu anak menghadapi kejadian perceraian. Dengan ini, anak-anak tidak akan merasa sakit ketimbang ketika memndeskripsikan perceraian secara halus (sugar-coating) dan menunda fakta tentang hal itu.
2. Mereka tetap dicintai
Ilustrasi orang tua dan anak. (Dok. Benjamin Manley dari Unsplash)
Karena itu, Genhype harus tetap menunjukkan rasa sayang dan membantunya memahami bahwa perpisahan antara Genhype dan pasangan bukanlah salahnya karena sampai kapan pun, orang tua akan tetap menyayangi anaknya meski telah berpisah.
3. Buat proses menjadi sesuatu yang damai
Perceraian, apalagi ketika terjadi saat sudah menjadi orang tua, harus dihadapi dengan kepala dingin dan tidak dilakukan dengan adanya pertengkaran di depan anak. Tindakan ini bisa berakibat pada meningkatnya risiko pada kondisi mental dan emosional anak, misalnya memicu munculnya rasa bersalah dan tidak dicintai.
4. Ajak anak untuk berbagi perasaan
Ilustrasi orang tua dan anak. (Dok. Monstera dari Pexels)
Memberikan perhatian berupa pertanyaan dan upaya membantu mengomunikasikan perasaan kepada anak di saat situasi yang menyulitkannya bisa membantu anak dalam melepaskan perasaan-perasaan yang ada di dalam dirinya.
5. Rencanakan kolaborasi parenting
Jika pada akhirnya Genhype dan pasangan tetap memutuskan untuk berpisah di jalur masing-masing, maka langkah wajib yang harus dilakukan adalah merencanakan berbagai cara efektif dalam kolaborasi parenting. Salah satunya adalah menyimpan perasaan dan emosi di saat berproses dengan perkembangan anak.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.