Helga Stenzel, Seniman yang Ubah Jemuran jadi Karya Unik
20 May 2023 |
13:00 WIB
Nama seniman Helga Stenzel mungkin kurang begitu akrab di telinga kita. Namun, karya seniman asal Rusia ini sering berlintasan di media sosial dengan berbagai pendekatan unik. Salah satunya, dengan merespons ruang melalui media tali, penjepit dan jemuran hingga tercipta karya artistik.
Ya, dengan matanya yang terlatih, Helga memang selalu berhasil menggunakan medium benda kehidupan sehari-hari dan hal remeh untuk berkarya dengan hasil yang menakjubkan. Termasuk media item pakaian, peralatan dapur, perlengkapan kantor, dan tentu saja makanan.
Baca juga: Menengok Profil & Kiprah Seniman Grafis Setiawan Sabana
Di dunia artistiknya, kita bisa melihat benda-benda yang sebelumnya biasa bisa disulap menjadi hal yang estetik. Alpukat yang bernyanyi, mesin cuci yang melotot, celana yang berubah jadi unta, hingga jaket di tali jemuran yang menyerupai gajah. Lantas, siapakah sebenarnya Helga?
Berasal dari Siberia, Helga lahir dengan gen artistik dan bersekolah di sekolah seni sejak dini. Lulus dari kelas menengah atas saat berusia 15 tahun, Helga lalu melanjutkan studi di kampus bergengsi Central St. Martins, London dengan mengambil jurusan periklanan dan desain grafis.
Adapun, debutnya di dunia seni dimulai saat dia bekerja sebagai direktur seni untuk sebuah perusahaan periklanan. Dari sinilah Helga kemudian mulai fokus dalam kerja dunia kreatif hingga memutuskan menjadi seniman sambil menjalankan bisnis pakaian anak-anak yang dipasarkan dengan cara unik.
Hal itu dilakukannya dengan merancang dan menjual kaos pendidikan, dan sarung tangan funky melalui laman Instagramnya. Dari sinilah pengikutnya terus bertambah karena Helga mulai berbagi ide dari buku sketsanya dan terus bereksperimen dengan gaya dan media yang berbeda.
“Seni saya adalah tentang menemukan keajaiban di dunia, melihat keindahan dalam ketidaksempurnaan, dan menghubungkan realitas kita dengan cara baru," tulis Helga dalam profil di laman resminya.
Beberapa kritikus dan penikmat seni pun sering menggambarkan karya nya sebagai surealisme rumah tangga. Hal ini dapat dicirikan melalui kesederhanaan, desain bersih, dan ketergantungan pada aktivitas sehari-hari untuk mendapatkan inspirasi.
Saat berkarya, Helga juga tidak terpaku pada satu medium, termasuk fotografi, ilustrasi, video, dan animasi stop motion. Dari sinilah kelak dia juga menerima penghargaan "Food Art Creator of the Year" pada 2020 dan berkolaborasi dengan perusahaan terkenal seperti Amazon, BBC, Honda, dan O2.
Dalam proses berkaryanya, Helga pun sering memperhatikan kemiripan yang lucu, baik itu antara sweater di garis pakaian yang terlihat seperti kuda atau sepotong roti yang menyerupai kepala anjing. Padahal hal itu menurutnya baru titik awal sebuah ide dan inspirasi.
"Cerita dan visual mulai berdengung di kepala saya saat tengah berkarya. Seperti apa rupa kuda ini? Siapa nama dan karakternya? Apakah dia suka balapan dengan kuda lain? Mungkin daftarnya akan terus bertambah seiring waktu," jelas Helga.
Karya-karya Helga memang unik. Seniman yang berbasis di London ini memulai debutnya dengan seri nyentrik yang menggambarkan cucian yang digantung dalam bentuk berbagai hewan lumbung, salah satunya kuda dengan latar sabana yang luas hingga akhirnya viral di Instagram pada 2020.
Seri itu lalu disusul dengan caranya merespons jendela dan tembok yang menyerupai raut wajah orang mengantuk dengan gigi yang terbuat dari gantungan pakaian. Tak hanya itu, Stentzel juga membuat teh dan merpati yang terbuat dari kaus kaki dan menempatkan hewan-hewan tersebut di atas berbagai lanskap lingkungan.
Belum lama ini, Stenzel juga menambahkan koleksi pakaiannya. Kali ini dengan membuat kerangka dinosaurus dari kaus kaki putih, anak kucing dari pakaian dalam, dan zebra garis-garis dengan media kaos, celana, dan jepitan jemuran. Tak hanya itu, Stentzel bahkan menyumbangkan sebagian hasil dari cetakannya untuk korban bantuan perang di Ukraina.
Namun, semua karya tersebut bermula dari sebuah ketidaksengajaan. Hal itu bermula saat dia melihat kaos kaki yang teronggok di lantai rumahnya yang berjejer dengan beberapa tiang pasak. Saat itulah dia melihat impresi seekor kuda di kedua media tersebut hingga akhirnya diejawantahkan dalam karya.
“Saya melihat kaos kaki di lantai di samping beberapa pasak dan menyadari bahwa itu tampak seperti kepala kuda. Butuh beberapa saat bagi saya untuk mengembangkan ide lebih jauh dan mencari cara membuat karya yang kelak ada di media sosial," kenang Helga.
Baca juga: Cerita Seniman Nyoman Nuarta Pilih Desain Burung Garuda untuk Istana Kepresidenan di IKN
Editor: Dika Irawan
Ya, dengan matanya yang terlatih, Helga memang selalu berhasil menggunakan medium benda kehidupan sehari-hari dan hal remeh untuk berkarya dengan hasil yang menakjubkan. Termasuk media item pakaian, peralatan dapur, perlengkapan kantor, dan tentu saja makanan.
Baca juga: Menengok Profil & Kiprah Seniman Grafis Setiawan Sabana
Di dunia artistiknya, kita bisa melihat benda-benda yang sebelumnya biasa bisa disulap menjadi hal yang estetik. Alpukat yang bernyanyi, mesin cuci yang melotot, celana yang berubah jadi unta, hingga jaket di tali jemuran yang menyerupai gajah. Lantas, siapakah sebenarnya Helga?
Berasal dari Siberia, Helga lahir dengan gen artistik dan bersekolah di sekolah seni sejak dini. Lulus dari kelas menengah atas saat berusia 15 tahun, Helga lalu melanjutkan studi di kampus bergengsi Central St. Martins, London dengan mengambil jurusan periklanan dan desain grafis.
Adapun, debutnya di dunia seni dimulai saat dia bekerja sebagai direktur seni untuk sebuah perusahaan periklanan. Dari sinilah Helga kemudian mulai fokus dalam kerja dunia kreatif hingga memutuskan menjadi seniman sambil menjalankan bisnis pakaian anak-anak yang dipasarkan dengan cara unik.
Hal itu dilakukannya dengan merancang dan menjual kaos pendidikan, dan sarung tangan funky melalui laman Instagramnya. Dari sinilah pengikutnya terus bertambah karena Helga mulai berbagi ide dari buku sketsanya dan terus bereksperimen dengan gaya dan media yang berbeda.
“Seni saya adalah tentang menemukan keajaiban di dunia, melihat keindahan dalam ketidaksempurnaan, dan menghubungkan realitas kita dengan cara baru," tulis Helga dalam profil di laman resminya.
View this post on Instagram
Beberapa kritikus dan penikmat seni pun sering menggambarkan karya nya sebagai surealisme rumah tangga. Hal ini dapat dicirikan melalui kesederhanaan, desain bersih, dan ketergantungan pada aktivitas sehari-hari untuk mendapatkan inspirasi.
Saat berkarya, Helga juga tidak terpaku pada satu medium, termasuk fotografi, ilustrasi, video, dan animasi stop motion. Dari sinilah kelak dia juga menerima penghargaan "Food Art Creator of the Year" pada 2020 dan berkolaborasi dengan perusahaan terkenal seperti Amazon, BBC, Honda, dan O2.
Dalam proses berkaryanya, Helga pun sering memperhatikan kemiripan yang lucu, baik itu antara sweater di garis pakaian yang terlihat seperti kuda atau sepotong roti yang menyerupai kepala anjing. Padahal hal itu menurutnya baru titik awal sebuah ide dan inspirasi.
"Cerita dan visual mulai berdengung di kepala saya saat tengah berkarya. Seperti apa rupa kuda ini? Siapa nama dan karakternya? Apakah dia suka balapan dengan kuda lain? Mungkin daftarnya akan terus bertambah seiring waktu," jelas Helga.
Berawal dari Ketidaksengajaan
Karya-karya Helga memang unik. Seniman yang berbasis di London ini memulai debutnya dengan seri nyentrik yang menggambarkan cucian yang digantung dalam bentuk berbagai hewan lumbung, salah satunya kuda dengan latar sabana yang luas hingga akhirnya viral di Instagram pada 2020.Seri itu lalu disusul dengan caranya merespons jendela dan tembok yang menyerupai raut wajah orang mengantuk dengan gigi yang terbuat dari gantungan pakaian. Tak hanya itu, Stentzel juga membuat teh dan merpati yang terbuat dari kaus kaki dan menempatkan hewan-hewan tersebut di atas berbagai lanskap lingkungan.
Laundrosaurus - in an NFT drop tonight with @DoinGudHQ to support Ukraine pic.twitter.com/7ktXQ1idic
— Helga Stentzel (@helgastentzel) March 11, 2022
Belum lama ini, Stenzel juga menambahkan koleksi pakaiannya. Kali ini dengan membuat kerangka dinosaurus dari kaus kaki putih, anak kucing dari pakaian dalam, dan zebra garis-garis dengan media kaos, celana, dan jepitan jemuran. Tak hanya itu, Stentzel bahkan menyumbangkan sebagian hasil dari cetakannya untuk korban bantuan perang di Ukraina.
Namun, semua karya tersebut bermula dari sebuah ketidaksengajaan. Hal itu bermula saat dia melihat kaos kaki yang teronggok di lantai rumahnya yang berjejer dengan beberapa tiang pasak. Saat itulah dia melihat impresi seekor kuda di kedua media tersebut hingga akhirnya diejawantahkan dalam karya.
“Saya melihat kaos kaki di lantai di samping beberapa pasak dan menyadari bahwa itu tampak seperti kepala kuda. Butuh beberapa saat bagi saya untuk mengembangkan ide lebih jauh dan mencari cara membuat karya yang kelak ada di media sosial," kenang Helga.
Baca juga: Cerita Seniman Nyoman Nuarta Pilih Desain Burung Garuda untuk Istana Kepresidenan di IKN
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.