Optimistis Jadi Episentrum Sedunia, ASETI Sebut Seniman Tari Terus Beregenerasi
17 May 2023 |
11:57 WIB
Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) menyebut Indonesia bisa menjadi episentrum tari sedunia lantaran banyaknya tarian daerah yang telah mendunia. Terlebih seni tari juga merupakan bagian dari ekonomi kreatif yang mampu membuka lapangan kerja.
“Target kami membuka 4,4 juta lapangan kerja pada tahun 2024, sehingga Indonesia diharapkan mampu menjadi episentrum tari sedunia,” ujarnya melalui laman resmi Kemenparekraf.
Ada banyak tarian Indonesia yang mendunia dan ditampilkan di berbagai ajang internasional, sebut saja Tari Kecak, Tari Saman, Tari Reog Ponorogo, Tari Jaipong, Tari Topeng, Tari Piring, hingga Tari Tor Tor.
Baca juga: Hari Tari Internasional, Intip 7 Tarian Indonesia yang Mendunia
Tari Saman sendiri telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai daftar warisan budaya takbenda atau the list of intangible cultural heritage. Dalam laman resminya, UNESCO mencatat bahwa Tari Saman masuk dalam daftar warisan budaya takbenda yang mendesak perlu dilestarikan.
Selain Tari Saman, diharapkan ke depannya makin banyak tarian Indonesia yang diakui oleh mancanegara. Terlebih negara kita punya banyak seniman tari yang terus beregenerasi. Agustina Rochyanti pendiri Asosiasi Seniman Tari Indonesia (ASETI) berujar, kualitas seniman tari Indonesia tak kalah dengan seniman luar.
"Seniman-seniman tari Indonesia tidak kalah kreativitasnya dalam hal koreografi, dibandingkan seniman dan kreator dari luar negeri," kata Agustina yang akrab disapa Anti tersebut.
Indonesia punya beragam jenis tarian yang merepresentasikan daerahnya masing-masing. Setiap tarian punya koreografi yang berbeda, di mana setiap Gerakan mengandung nilai filosofinya tersendiri.
“Banyak karya-karya seniman tari indonesia yang mendunia, misalnya karya salah satu koreografi tari Indonesia, Eko Pece yang menggarap tarian Likurai,” kata Anti.
Eko Pece yang memiliki nama asli Eko Supriyanto tersebut mengeksplorasi tarian Likurai yang menjadi warisan budaya turun temurun masyarakat Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam upaya mengenalkan tarian tersebut, dia berkeliling ke mancanegara mengadakan pentas.
“Sayangnya dari segi publikasi masih kurang, sehingga banyak yang belum tahu bahwa ada karya anak bangsa yang setara dengan karya seniman luar,” kata Anti.
Lebih lanjut Anti juga memaparkan bahwa seniman tari terus beregenerasi. Bisa dilihat dari sanggar-sanggar seni tari yang tersebar di seluruh Indonesia. Di sana anak-anak mempelajari seni tari sejak dini, meskipun berangkat dari hobi jika ditekuni terus lama-lama bisa jadi profesi.
“Sekarang banyak generasi muda yang mengapresiasi dan mencintai seni tari, mereka juga mengenal tradisi dan nilai filosofi tari,” kata Anti.
Perkembangan seni tari Indonesia dari masa ke masa juga menunjukkan progres yang baik. Setelah pandemi, ruang untuk menampilkan pertunjukan tari makin terbuka lebar. Pertunjukan yang biasanya hanya bisa dinikmati di ruang-ruang konvensional seperti gedung, kini bisa diakses dengan mudah melalui media seperti YouTube.
“Kini makin banyak karya anak bangsa yang bisa dinikmati dan diapresiasi oleh banyak orang,” ujar Anti.
Editor: Indyah Sutriningrum
“Target kami membuka 4,4 juta lapangan kerja pada tahun 2024, sehingga Indonesia diharapkan mampu menjadi episentrum tari sedunia,” ujarnya melalui laman resmi Kemenparekraf.
Ada banyak tarian Indonesia yang mendunia dan ditampilkan di berbagai ajang internasional, sebut saja Tari Kecak, Tari Saman, Tari Reog Ponorogo, Tari Jaipong, Tari Topeng, Tari Piring, hingga Tari Tor Tor.
Baca juga: Hari Tari Internasional, Intip 7 Tarian Indonesia yang Mendunia
Tari Saman sendiri telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai daftar warisan budaya takbenda atau the list of intangible cultural heritage. Dalam laman resminya, UNESCO mencatat bahwa Tari Saman masuk dalam daftar warisan budaya takbenda yang mendesak perlu dilestarikan.
Selain Tari Saman, diharapkan ke depannya makin banyak tarian Indonesia yang diakui oleh mancanegara. Terlebih negara kita punya banyak seniman tari yang terus beregenerasi. Agustina Rochyanti pendiri Asosiasi Seniman Tari Indonesia (ASETI) berujar, kualitas seniman tari Indonesia tak kalah dengan seniman luar.
"Seniman-seniman tari Indonesia tidak kalah kreativitasnya dalam hal koreografi, dibandingkan seniman dan kreator dari luar negeri," kata Agustina yang akrab disapa Anti tersebut.
Indonesia punya beragam jenis tarian yang merepresentasikan daerahnya masing-masing. Setiap tarian punya koreografi yang berbeda, di mana setiap Gerakan mengandung nilai filosofinya tersendiri.
“Banyak karya-karya seniman tari indonesia yang mendunia, misalnya karya salah satu koreografi tari Indonesia, Eko Pece yang menggarap tarian Likurai,” kata Anti.
Eko Pece yang memiliki nama asli Eko Supriyanto tersebut mengeksplorasi tarian Likurai yang menjadi warisan budaya turun temurun masyarakat Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam upaya mengenalkan tarian tersebut, dia berkeliling ke mancanegara mengadakan pentas.
“Sayangnya dari segi publikasi masih kurang, sehingga banyak yang belum tahu bahwa ada karya anak bangsa yang setara dengan karya seniman luar,” kata Anti.
Lebih lanjut Anti juga memaparkan bahwa seniman tari terus beregenerasi. Bisa dilihat dari sanggar-sanggar seni tari yang tersebar di seluruh Indonesia. Di sana anak-anak mempelajari seni tari sejak dini, meskipun berangkat dari hobi jika ditekuni terus lama-lama bisa jadi profesi.
“Sekarang banyak generasi muda yang mengapresiasi dan mencintai seni tari, mereka juga mengenal tradisi dan nilai filosofi tari,” kata Anti.
Perkembangan seni tari Indonesia dari masa ke masa juga menunjukkan progres yang baik. Setelah pandemi, ruang untuk menampilkan pertunjukan tari makin terbuka lebar. Pertunjukan yang biasanya hanya bisa dinikmati di ruang-ruang konvensional seperti gedung, kini bisa diakses dengan mudah melalui media seperti YouTube.
“Kini makin banyak karya anak bangsa yang bisa dinikmati dan diapresiasi oleh banyak orang,” ujar Anti.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.