Sum 4. (Sumber gambar: Instagram/Sum 41)

6 Lagu Terbaik Sum 41 Sepanjang Masa

09 May 2023   |   17:37 WIB
Image
Gita Carla Hypeabis.id

Like
Pada awal dekade 2000an, Sum 41 adalah salah satu band punk rock yang paling populer di kalangan anak muda. Lagu-lagu mereka yang cadas menjadi soundtrack bagi kisah cinta, persahabatan, dan pemberontakan generasi Milenial. Namun, setelah 27 tahun berkarya, Sum 41 memutuskan untuk bubar.

’’Sum 41 akan bubar,’’ begitu pernyataan Sum 41 di akun Twitter resmi mereka. Dalam pernyataan itu, mereka mengatakan tetap menyelesaikan rangkaian konser tahun ini dan merilis album terakhir mereka yang berjudul Heaven :x: Hell. Mereka juga akan mengadakan konser sebagai momen untuk merayakan perjalanan mereka bersama para fan.

Meski Sum 41 tidak memberikan alasan pasti atas keputusan bubar ini, pesan yang mereka tulis menunjukkan bahwa mungkin ini saat yang tepat bagi anggota band untuk bergerak maju ke babak selanjutnya dalam hidup mereka. Seiring dengan usia yang semakin matang, dan beberapa anggota mungkin ingin memfokuskan diri pada karier solo atau keluarga.

Baca juga: Band Rock Sum 41 Umumkan Bubar Setelah 27 Tahun Meramaikan Industri Musik

Setelah hampir tiga dekade berkarya, Sum 41 menyampaikan terima kasih kepada para fans mereka yang telah mendukung mereka sepanjang perjalanan karir mereka. Band ini meninggalkan warisan musik yang besar dengan lagu-lagu galau yang cadas seperti In Too Deep, With Me, dan Pieces yang menjadi bagian dari memori bagi banyak orang.
 

Profil Sum 41

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by SUM 41 (@sum41)


Sum 41 adalah sebuah band punk rock asal Kanada yang terbentuk pada tahun 1996 di kota Ajax, Ontario. Dibentuk oleh Deryck Whibley (vokal, gitar), Dave Baksh (gitar), Steve Jocz (drum), dan Cone McCaslin (bass), band ini terkenal dengan musik energik mereka yang penuh dengan kecepatan dan melodi catchy.

Band ini awalnya bernama Kaspir. Namun, mereka kemudian memutuskan untuk mengubahnya menjadi Supernova. Keputusan ini diambil pada hari ke-41 liburan musim panas mereka. Dengan demikian, nama Sum 41 dikonseptualisasikan.

Sum 41 pertama kali mendapatkan popularitas di kancah musik punk rock pada awal 2000-an, terutama setelah merilis album kedua mereka yang berjudul All Killer No Filler pada 2001. Album ini terjual lebih dari 3 juta kopi di seluruh dunia dan mencapai posisi puncak di berbagai tangga lagu, termasuk di Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris. Bahkan mendapatkan status Diamond di AS.

Album All Killer No Filler menampilkan lagu-lagu yang menjadi hit seperti Fat Lip dan In Too Deep yang menjadi hits di seluruh dunia. Selain All Killer No Filler, Sum 41 juga merilis beberapa album lain yang sukses, seperti Does This Look Infected? (2002), Chuck (2004), Underclass Hero (2007), Screaming Bloody Murder (2011),13 Voices (2016), dan Order in Decline (2019).

Lagu dalam album-album ini memperlihatkan pengaruh dari berbagai genre musik seperti punk rock, heavy metal, hardcore, dan hip hop, dan membuat Sum 41 dikenal sebagai salah satu band punk rock terbaik pada masanya.

Selain karya musiknya, Sum 41 juga dikenal karena penampilan panggung mereka yang energik dan seringkali mengundang interaksi dari penonton. Dalam penampilan panggung mereka, Sum 41 seringkali mengadakan aksi panggung yang mengagumkan, seperti memainkan gitar di atas kerumunan penonton atau bahkan melakukan aksi parkour di atas panggung.

Selama karir mereka, Sum 41 telah menerima banyak penghargaan, termasuk beberapa penghargaan Juno Award, penghargaan musik terbesar di Kanada. Mereka juga telah tampil di berbagai festival musik terbesar di dunia, seperti Vans Warped Tour, Reading and Leeds Festival, dan Rock am Ring.

Berikut adalah 6 lagu Sum 41 terbaik sepanjang masa yang wajib Genhype dengar ulang:


1. Fat Lip - All Killer No Filler (2001)

Fat Lip adalah lagu yang memulai semuanya untuk Sum 41. Single utama dari album All Killer, No Filler ini menempatkan band pada chart, menjadi salah satu video musik yang paling banyak diputar saat itu. Perpaduan gaya musik hip-hop, heavy metal, pop punk, dan skate punk membuat lagu ini unik dan catchy, yang pada akhirnya membuat lagu ini menduduki peringkat pertama di tangga lagu Billboard Modern Rock Tracks.

Katanya, lagu ini tentang orang tua vokalis utama, Deryck Whibley, yang menginginkannya menjadi orang biasa seperti yang lain. Namun, Deryck memiliki ide lain: ia ingin melakukan apa yang ia cintai, bukan menjadi korban dari konformitas. Saat konser, ia menjelaskan bahwa meskipun lagu ini terinspirasi dari masa kecilnya dan kesulitan sebagai seorang remaja, dia mendorong setiap orang untuk menentukan jalan mereka sendiri dan tidak peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain tentang itu.

Fat Lip memberikan pandangan dari dalam tentang beberapa hal menyenangkan yang dilakukan band ini saat tumbuh dewasa di pinggiran kota. Judulnya berfungsi sebagai penggambaran satiris tentang hal tersebut. Istilah "fat lip" digunakan untuk menggambarkan mulut atau bibir yang membengkak, disebabkan oleh cedera atau pukulan. Hal ini menekankan lirik yang seperti berani.

Fat Lip membuat banyak remaja merasa terhubung karena mereka ingin melepaskan diri dari harapan orang tua mereka. Lagu ini terasa sangat jujur karena memang begitu adanya, Whibley baru berusia 20 tahun saat menulisnya bersama gitaris Dave Baksh dan drummer Steve Jocz, yang juga seumuran.


2. Still Waiting – Does This Look Infected? (2002)

Still Waiting menjadi single pertama yang diambil dari album Does This Look Infected? Lagu ini meraih peringkat pertama dalam UK’s Official Rock Chart dan peringkat 7 dalam US’s Billboard Hot Modern Rock Tracks.

Video musik Still Waiting, yang disutradarai oleh Marc Klasfeld, menjadi favorit penggemar. Di awal video, Sum 41 terlihat memasuki kantor seorang eksekutif rekaman yang angkuh, yang menuntut band tersebut mengubah nama mereka menjadi "The Sums" (mengejek gelombang band 'The' di awal tahun 2000-an).

Deryck Whibley menulis Still Waiting setelah peristiwa tragis 11 September 2001. Lagu ini bermuatan politik yang mengungkapkan rasa frustrasi terhadap keadaan dunia dan kurangnya perubahan positif. Liriknya menggambarkan perasaan putus asa dan kebingungan di hadapan kebencian, ketidaktahuan, dan kekerasan.

Pengulangan "am I still waiting" menekankan rasa stagnasi dan kekecewaan. Lagu tersebut menyoroti kesulitan hidup dalam masyarakat yang ditandai dengan perpecahan dan konflik. Liriknya menggambarkan perjuangan untuk menemukan makna dan tujuan di dunia yang tampaknya telah kehilangan arah.

Secara keseluruhan, Still Waiting adalah seruan untuk bertindak, mendesak pendengar untuk bertanggung jawab dan membuat perbedaan di komunitas mereka sendiri. Lagu tersebut mengakui kenyataan dari keadaan yang sulit, tetapi juga menunjukkan bahwa perubahan itu mungkin terjadi jika orang bersatu dan bekerja menuju tujuan bersama.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Simple Plan (@simpleplan)


3. In Too Deep – All Killer No Filler (2001)

In Too Depp sebenarnya ditulis sebagai single pertama untuk album All Killer, No Filler, tetapi akhirnya memilih Fat Lip sebagai lagu utamanya. Bisa dibilang In Too Deep adalah hit Sum 41 yang paling terkenal, yang menampilkan salah satu video musik terbaik pada saat itu. Video tersebut menampilkan penggemar Sum 41 asli - mereka melakukan panggilan dan mengambil 400 orang pertama yang muncul di City Of Industry Resort Swim Center di City Of Industry, California

In Too Depp menceritakan tentang hubungan yang salah. Dalam lagu ini, narator melanjutkan tentang bagaimana dia membutuhkan istirahat dari hubungan yang tidak akan kemana-mana. Judulnya menyiratkan bahwa narator telah melibatkan dirinya terlalu dalam dalam hubungan (atau masalah) ini. Ungkapan "too deep" juga digunakan setiap kali seseorang berada dalam masalah besar, yang sulit untuk keluar.
 

4. Motivation – All Killer No Filler (2001)

Lagu-lagu Sum 41 memang menjadi soundtrack yang menghidupkan masa muda, tabuhan drum menjadi penyemangat para pemberontak generasi milenial. Seperti yang tertuang dalam lagu Motivation.
.
Motivation menunjukkan kehidupan seorang penunda yang malas yang kesal pada kehidupan karena dia tidak dapat menemukan alasan untuk melakukan apa pun. Dimana kalian tidak memiliki motivasi atau energi untuk melakukan apa pun. Lagunya keras, goyang, dan memiliki hook yang sempurna untuk dinyanyikan bersama.

Lagu yang juga ciptaan Deryck Whibley ini menjelaskan dalam sebuah wawancara bahwa lagu ini seperti hari Minggu, ketika kalian tidak dapat diganggu melakukan apa pun. Video tersebut disutradarai oleh Ronan Keating dan Samantha Mumba dan direkam di replika kamar loteng drummer Stevo 32, tempat band menulis lagu.
 

5. War – 13 Voices (2016)

Menyusul video meme "Fake My Own Death", band ini meluncurkan klip untuk lagu berjudul War.  Visualnya jelas lebih gelap dari album sebelumnya,dengan menampilkan band yang tampil di tengah puing-puing kecelakaan pesawat.

Single kedua dari album 13 Voices ini menceritakan perjuangan Deryck dengan alkohol dan pemulihan. Lagu War sangat berarti bagi vokalis ini, karena menyelamatkan hidupnya, lirik-lirik dalam lagu ini menjadi janji yang harus dia simpan untuk dirinya sendiri agar menjadi lebih baik.
 

6. Pieces – Chuck (2004)

Untuk pertama kalinya, Sum 41 melembut untuk Pieces, membawakan salah satu lagu terbaik mereka hingga saat ini. Selama ini memang para rocker Ontario, yang membuat nama mereka dengan lagu-lagu berenergi tinggi seperti Fat Lip dan In Too Deep. .

Pieces adalah single tersukses dari album ketiga Sum 41, Chuck. Itu ditulis oleh pentolan mereka, Deryck Whibley.Ini tentang seorang anak yang mencoba menyesuaikan diri atau menjadi keren seperti orang lain. Tetapi meskipun dia mungkin diterima, dia tidak merasa seperti dirinya yang sebenarnya. Kemudian dia menyadari bahwa dia tidak membutuhkan orang-orang itu karena jika dia tidak bisa menjadi dirinya sendiri di sekitar mereka, lebih baik dia sendiri.

Album ini dinamai untuk menghormati Chuck Pelletier, seorang pekerja Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengantarkan Sum 41 ke tempat yang aman saat terjadi pertempuran di luar hotel tempat mereka menginap di Republik Demokratik Kongo. Mereka berada di negara yang dilanda perang dengan badan amal War Child Canada untuk membantu pembuatan film dokumenter berjudul From the Front Lines.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Film Hello Ghost versi Indonesia Segera Tayang, Cek Sinopsisnya

BERIKUTNYA

Coldplay ke Jakarta, Penginapan di Sekitar Stadion GBK Alami Kenaikan Harga

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: