Orang yang Belum Divaksin akan Dilarang ke Tempat Umum di China
19 July 2021 |
12:47 WIB
Beberapa kota di China akan mulai melarang orang yang tidak divaksinasi untuk memasuki tempat-tempat umum seperti sekolah, rumah sakit, supermarket dan tempat umum lainnya mulai awal Agustus. Setidaknya ada 12 kota dari 22 provinsi di China akan meningkatkan pengawasan dengan memberlakukan aturan tersebut.
Dilansir dari Insider, dalam realisasinya, sebagian besar pemerintah kota menyebutkan bahwa tanggung jawab akan berada pada pengelolaan berbagai sekolah, tempat umum termasuk pusat kebugaran, hotel, kafe, bank dan lembaga lainnya untuk menjalankan pembatasan itu.
Selain untuk menjalankan ketentuan vaksinasi yang merupakan tugas dan kewajiban setiap warga negara, aturan tersebut juga diberlakukan merujuk pada situasi pandemi yang semakin mengkhawatirkan di beberapa negara.
Dari beberapa kota yang memberlakukan aturan itu, hanya kota Luzhou di provinsi Sichuan yang masih memberikan sedikit kelonggaran bagi mereka yang belum divaksin untuk diperbolehkan berada di tempat-tempat umum. Dengan catatan, mereka harus memberikan rincian informasi kontak dengan orang lain termasuk didorong untuk segera melakukan vaksinasi.
Sementara itu, beberapa kota yang lainnya telah menyatakan larangan penuh bagi mereka yang belum divaksin untuk memasuki tempat-tempat umum. Bahkan, kabupaten Tanghe di provinsi Henan membuat aturan, lembaga pemerintahnya akan berhenti membayar para pegawai jika mereka tidak mau mendapatkan vaksinasi.
Hingga saat ini, China telah mengeluarkan 1,4 miliar dosis vaksin yang hampir cukup untuk memberikan satu dosis vaksin untuk seluruh penduduknya, meskipun belum ada angka pasti berapa banyak orang yang telah menerima dua dosis vaksin. Sebagian besar dari dosis tersebut menggunakan vaksin Sinovac dan Sinopharm yang diproduksi secara lokal.
Tingkat infeksi Covid-19 di China juga telah menurun tajam sejak mencapai puncaknya pada 31.333 kasus infeksi harian pada Februari 2020 lalu berkat sebagian besar penerapan sistem lockdown secara masif di banyak daerah di negara tersebut.
Editor: Indyah Sutriningrum
Dilansir dari Insider, dalam realisasinya, sebagian besar pemerintah kota menyebutkan bahwa tanggung jawab akan berada pada pengelolaan berbagai sekolah, tempat umum termasuk pusat kebugaran, hotel, kafe, bank dan lembaga lainnya untuk menjalankan pembatasan itu.
Selain untuk menjalankan ketentuan vaksinasi yang merupakan tugas dan kewajiban setiap warga negara, aturan tersebut juga diberlakukan merujuk pada situasi pandemi yang semakin mengkhawatirkan di beberapa negara.
Dari beberapa kota yang memberlakukan aturan itu, hanya kota Luzhou di provinsi Sichuan yang masih memberikan sedikit kelonggaran bagi mereka yang belum divaksin untuk diperbolehkan berada di tempat-tempat umum. Dengan catatan, mereka harus memberikan rincian informasi kontak dengan orang lain termasuk didorong untuk segera melakukan vaksinasi.
Sementara itu, beberapa kota yang lainnya telah menyatakan larangan penuh bagi mereka yang belum divaksin untuk memasuki tempat-tempat umum. Bahkan, kabupaten Tanghe di provinsi Henan membuat aturan, lembaga pemerintahnya akan berhenti membayar para pegawai jika mereka tidak mau mendapatkan vaksinasi.
Hingga saat ini, China telah mengeluarkan 1,4 miliar dosis vaksin yang hampir cukup untuk memberikan satu dosis vaksin untuk seluruh penduduknya, meskipun belum ada angka pasti berapa banyak orang yang telah menerima dua dosis vaksin. Sebagian besar dari dosis tersebut menggunakan vaksin Sinovac dan Sinopharm yang diproduksi secara lokal.
Tingkat infeksi Covid-19 di China juga telah menurun tajam sejak mencapai puncaknya pada 31.333 kasus infeksi harian pada Februari 2020 lalu berkat sebagian besar penerapan sistem lockdown secara masif di banyak daerah di negara tersebut.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.