Ilustrasi memotret (Sumber gambar: Freepik)

Terasa Lebih Hidup, Begini Kiat Memotret Human Interest Tanpa Settingan

24 April 2023   |   13:25 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Dari sekian banyak genre fotografi, human interest menjadi salah satu yang paling banyak disukai. Foto yang mencoba memotret kehidupan manusia tersebut bukan hanya menawarkan keindahan semata, tetapi juga mampu memunculkan emosi tertentu saat melihatnya.

Human interest adalah jenis fotografi yang berpusat pada aktivitas dan perilaku manusia. Biasanya foto yang dihasilkan bisa menggambarkan suasana dan menimbulkan simpati dari orang yang melihatnya.

Pada perkembangannya, aliran foto ini kerap beririsan dengan genre fotografi lain, seperti street photography, culture photography, portrait photography, dan travel photography. Meski tampak sederhana, fotografi genre human interest tidak mudah dilakukan.

Baca juga: Cerita Inspiratif Mengubah Hobi Fotografi Jadi Cuan

Menurut Fotografer Human Interest Alpha Guru Dewan Irawan, fotografi human interest tidak hanya sekadar memotret aktivitas manusia saja. Namun, hasil dari foto tersebut juga harus mampu bercerita sehingga gambar yang dipotret bisa terasa lebih hidup.

Untuk menghasilkan foto yang mampu bercerita, tentu perlu persiapan yang matang. Fotografer tidak bisa asal memotret aktivitas manusia dan menyebutnya sebagai human interest. Fotografer juga mesti tahu tentang apa yang dipotretnya.

Dewan mengatakan bahwa fotografer sebaiknya melakukan observasi yang matang sebelum memutuskan memotret. Cobalah untuk datang ke lokasi yang ingin dipotret beberapa kali. Perhatikan suasana dan karakter lokasi tersebut.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Dewan Irawan (@dewanirawan)


Kemudian, gali informasi sedalam-dalamnya tentang apa yang akan menjadi objek foto. Misalnya, fotografer mesti paham konsep dan alur pembuatan batik jika ingin memotret hal tersebut.

“Dengan kita tahu apa yang akan dipotret, hasil foto akan terasa lebih natural dan tidak dipaksakan. Pengetahuan yang baik dari objek foto cukup berpengaruh pada hasilnya,” kata Dewan kepada Hypeabis.id.

Setelah paham mengenai objek foto, fotografer bisa menentukan konsep dari foto yang akan dipotretnya. Konsep tersebut juga berperan menentukan tujuan dan cerita apa yang ingin ditampilkan dari sebuah aktivitas manusia. Konsep foto juga akan berpengaruh ke aspek teknis, dari angle kamera, pilihan lensa, komposisi, dan sebagainya.

Dewan bercerita, salah satu tantangan saat memotret human interest ialah subjek dalam foto itu sendiri. Terkadang, ada kalanya objek merasa terganggu sehingga aktivitas yang dilakukannya jadi tidak natural.

Untuk menghindari hal tersebut, fotografer mesti pintar menempatkan diri. Lakukanlah pendekatan dengan orang yang akan menjadi objek foto, seperti mengobrol, bercanda, dan sebagainya. Setelah objek merasa nyaman, mereka bisa melakukan aktivitas seperti biasa tanpa merasa terganggu dengan mata kamera.

Namun, bukan berarti fotografer bisa mengarahkan objek untuk melakukan hal tertentu. Lebih baik, fotografer membiarkan objek melakukan aktivitasnya seperti biasa. Hasil candid justru bisa menghadirkan foto human interest yang lebih menarik.

Sementara itu, Fotografer dari Alpha Guru Thaib Chaidar mengatakan bahwa komposisi memiliki pengaruh dalam menciptakan mood di dalam foto. Pilihan komposisi yang tepat akan membuat penonton bisa lebih terarahkan dengan pesan yang ingin disampaikan.
 


Misalnya, saat dirinya memotret foto anak yang sedang bermain lato-lato di Makassar. Thaib memilih memotret dengan teknik low angle agar gambar anak-anak yang sedang bermain tersebut jadi fokus utama.

Penonton tidak akan terganggu dengan background foto karena latar belakang foto tersebut adalah langit yang biru. Hal itu berbeda jika dirinya mengambil foto dengan teknik eye level. Kemungkinan, background foto adalah rumah atau gedung dan itu berpotensi merusak fokus penonton.

“Sebaiknya objek tidak di-setting, ya. Jadi, biarkan dia melakukan aktivitasnya. Kita hanya perlu menunggu sampai momen terbaik tercipta dan langsung memotretnya. Perlu ada kesabaran,” jelas pemenang Gold Prize kategori Open Award: Photo Story Nikon Photo Contest 2018-2019 itu.

Baca juga: Lensa 50mm Masih jadi Primadona Fotografer & Videografer

Terkait dengan pilihan lensa, semua sangat bergantung dengan pesan apa yang ingin disampaikan dalam foto yang dihasilkan. Jika merasa latar belakang objek cukup menarik, fotografer bisa memakai lensa wide agar hasil yang ditangkap lebih lebar.

Ketika ingin fokus pada objek, fotografer bisa memilih lensa 50mm agar foto yang dihasilkan lebih intens. Sebaliknya, jika objek berada di tempat yang jauh, pilihannya adalah lensa tele.

“Namun, biasanya mayoritas lebih banyak memakai lensa fix. Kenapa? Karena ringan sehingga memudahkan manuver dan tidak perlu dipusingkan dengan zoom in atau zoom out. Jadi, fokus dengan objek yang berada di jarak dekat yang bisa difoto,” imbuhnya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

4 Tempat Bermain Skateboard di Jakarta yang Asyik dan Gaul Abis

BERIKUTNYA

Resensi Buku Lantak La, Sebuah Petualangan Seru Penuh Imajinasi

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: