bergaya dengan sarung (sumber gambar : sarongmovement/instagram)

Modernisasi Padu Padan Bergaya Sarung Biar Makin Modis

03 April 2023   |   15:08 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Pemakaian sarung selama ini seringkali diidentikkan dengan busana untuk beribadah atau sebagai pakaian adat. Padahal sarung juga bisa dijadikan sebagai fashion item yang lebih modern dengan berbagai gaya dan padu padan yang tepat untuk busana sehari-hari.

Presiden Joko Widodo bahkan telah mengusulkan agar masyarakat Indonesia menggunakan sarung setidaknya satu bulan sekali. Usulan tersebut pun disambut positif oleh para desainer yang tergabung dalam Indonesia Fashion Chamber (IFC) melalui gerakan Sarong Movement yang pada tahun ini mengampanyekan Sarong is My New Style.

Baca juga: Inspirasi Fesyen Muslim Sambut Ramadan, Yuk Intip Koleksi Terbaru 2023

National Chairman IFC Ali Charisma berharap penggunaan sarung ini bisa diperkenalkan secara lebih luas dalam berbagai gaya mulai dari gaya sporty, street wear, formal, dan lain sebagainya sehingga dapat menjadi identitas pakaian Indonesia yang mencuri perhatian dunia.

“Kita harus memberi contoh pemakaian sarung sehari-hari dengan desain yang secara teknis memang bagus dan estetis sehingga masyarakat juga mau menggunakannya untuk keseharian mulai dari ngantor hingga ke mall,” katanya.

Sementara itu, Dina Midiani, Advisory Board Indonesia Fashion Chamber mengatakan sarung yang dijadikan sebagai fashion item ini bukan terbatas pada kain sarung kotak-kotak yang biasanya digunakan untuk beribadah tetapi merupakan wastra nusantara baik tenun, batik, atau apapun yang pemakaiannya dilakukan dengan cara disarungkan di pinggang sebagai sarong style tanpa ada jahitan macam-macam.
 

Dina mengatakan pihaknya ingin penggunaan sarung kembali sebagai gaya berpakaian sehari-hari sebab di modern ini kita mengenal sarung sebagai atribut ibadah atau pakaian santai saat di rumah. Kita juga lebih akrab dengan celana, rok, kulot, dan denim sebagai bawahan yang fleksibel digunakan setiap hari.

"Nah, kita mau sarung sebagai gaya berpakaian timur ini bisa menjadi bagian dari bottom yang sejajar dengan gaya berpakaian ala barat,” katanya.

Dengan menjadikan gaya bersarung menjadi lebih memasyarakat, Dina berharap bisa memberi dampak positif bagi para perajin, pembatik, maupun penenun. Selain itu dengan makin populernya gaya bersarung, masyarakat maupun turis yang membeli wastra atau kain sarung akan mengetahui alternatif cara penggunaan dengan gaya bersarung yang praktis dalam keseharian.

“Apalagi brand internasional saat ini banyak yang menghadirkan koleksi rok bagi para pria, maka sah-sah saja ketika gaya bersarung juga digunakan para pria. Terlebih para pria muslim di Indonesia terbiasa menggunakan sarung sehingga kalau dikampanyekan secara massif, Indonesia bisa menjadi trend setter,” tambahnya.

Menurut Dina, penggunaan sarung sebagai fashion item bisa memberikan berbagai macam kesan tergantung padu padan dan macam gaya penggunaannya. Misalnya saja, untuk gaya yang lebih casual atau funky bisa menggunakan t-shirt kemudian dipadukan dengan sarung yang dililit serta sepatu kets, slip on, sandal dan sepatu bot.
 

Untuk memberi kesan yang lebih dramatis, bisa juga membuat model sarung dengan konsep layering, pilih warna sarung yang netral agar tidak terkesan berlebihan. Sementara itu, jika ingin terlihat lebih sporty bisa menggunakan t-shirt yang dipadukan dengan jaket serta sepatu sneakers.

Untuk gaya yang lebih formal, penggunaan sarung dapat dipadukan dengan kemeja bahkan dipakaikan dasi dan outer berupa jas atau blazer , dilengkapi dengan penggunaan sepatu pantofel. Di samping itu, Dina menuturkan bahwa penggunaan kain dalam style bersarung juga bisa dipadukan dengan kebaya atau blus dan dilengkapi dengan penggunaan sepatu heels.

Gaya bersarung ini sangat bebas, tergantung gaya dan style dari masing-masing orang karena tidak ada pakem dalam penggunaannya. Sebagai bagian dari bawahan, Dina mengatakan bahwa sarung dapat digunakan tanpa harus dilapisi celana atau rok di dalamnya sehingga sarung benar-benar menjadi item utama bukan hanya sekedar pemanis.

Untuk menerapkan sarung pada busana sehari-hari, ada tugas penting bagi desainer maupun brand fesyen untuk mengkreasikan sarung dalam bentuk busana ready-to-wear.

“Tapi kalau memang laki-laki belum terbiasa maka kita perlu mengkampanyekan ini agar orang benar-benar berani menggunakannya untuk sehari-hari bukan hanya sebagai dress code semata,” katanya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Kiat Awal Berinvestasi, Seimbangkan Risiko dan Imbal Hasil dengan Metode Risk-First

BERIKUTNYA

Ada Tiket Tambahan Untuk Fan Meeting Kim Seon Ho, Seonhohada Buruan War Lagi!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: