Ilustrasi bioskop (Sumber gambar: Freepik)

Jumlah Penonton Bioskop Awal 2023 Lesu, Ada Apa dengan Film Indonesia?

31 March 2023   |   18:00 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Dunia perfilman Indonesia pada kuartal pertama 2023 terpantau masih lesu penonton. Hingga memasuki akhir Maret, atensi penonton untuk datang ke bioskop dan menonton film Indonesia masih belum menggembirakan. Sulit sekali menemukan film Indonesia yang mampu menembus satu juta penonton.

Menurut data filmindonesia.or.id, hanya ada satu film Indonesia yang berhasil meraih lebih dari satu juta penonton sepanjang awal 2023 ini. Film tersebut adalah Waktu Maghrib yang disutradarai Sidharta Tata dengan perolehan penonton sebanyak 2.330.006.

Baca juga: Ramaikan Bioskop 2023, Cek Film yang Wajib Kalian Tonton

Sementara itu, film-film lokal lain masih terseok-seok mendatangkan penonton ke bioskop. Bahkan, untuk mendapatkan satu juta penonton saja tampak sulit. Daftar penonton film terbanyak kedua diduduki oleh film Jalan Yang Jauh Jangan Lupa Pulang yang hanya memeroleh 861.343 penonton.

Kritikus film nasional Hikmat Darmawan mengatakan tren penurunan jumlah penonton pada kuartal pertama 2023 ini mulai mengkhawatirkan industri. Ayun kemerosotan jumlah penonton ini bahkan terbilang cukup ekstrem.

Sebab, jika berkaca pada tahun lalu, film yang mendapatkan lebih dari 2,5 juta penonton jumlahnya cukup banyak. Industri perfilman Tanah Air tahun lalu sedang mengalami peningkatan yang baik, termasuk dengan munculnya rekor baru untuk film Indonesia terlaris sepanjang masa. Namun, situasinya kini telah berubah.

Wakil Ketua I Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) ini menyoroti adanya dominasi genre yang sedang terjadi pada tema-tema perfilman Indonesia saat ini. Dari 15 film yang paling banyak ditonton pada kuartal pertama 2023, 12 di antaranya bergenre horor dan hanya tiga non horor.

“Kalau dilihat secara ekstrem, horor sepertinya bukan andalan lagi, ya. Walaupun sebenarnya genre itu masih mendominasi. Apa ini menandakan pasar sudah jenuh? Sebagian orang bilang begitu,” ucap Hikmat kepada Hypeabis.id.

Bisa saja masyarakat sudah mulai bosan dengan tontonan film setan. Namun, bukan genre horor yang patut disalahkan. Hikmat melihat pokok permasalahannya adalah adanya kecenderungan menciptakan pasar tunggal di dunia sinema Indonesia.

Ketika ada satu genre sedang naik daun, pasar seolah latah untuk mengikuti genre tersebut. Otomatis, dalam satu periode tertentu, genre tersebut sangat mendominasi dan membuat genre lain sulit untuk menembus pasar.
 

Pasar tunggal genre membuat keberagaman tontonan tidak terjadi. Efeknya, saat penonton sudah jenuh dengan genre yang mendominasi tersebut, pasar langsung anjlok karena tidak memiliki alternatif lain untuk penyegaran.

Menurut Hikmat, masalah seperti ini juga sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia. Di pasar global, seperti Amerika Serikat, pasar tunggal juga jadi tantangan tersendiri. Bedanya, di sana genre super hero atau lebih spesifik lagi MCU yang mendominasi.

Selain dari genre, pasar tunggal juga terjadi pada jalur distribusi. Menurut Hikmat, saat ini bioskop berjeraring terbilang sangat mendominasi di Indonesia dan mereka rata-rata mengambil lokasi di mall.

Distribusi tunggal tersebut umumnya hanya memilih film-film yang berpotensi box office. Dalam artian, film tertentu bisa mendominasi dan film lain terpaksa harus minggir. Misalnya, saat ada film MCU dengan hype besar masuk, film lokal terkadang terpinggirkan.

Padahal, pada era 1980-an sampai 1990-an, bioskop masih beragam. Untuk kota kecil, misalnya, ada bioskop kelas C atau kelas B yang menyediakan alternatif tontonan berbeda.

Di sisi lain, Hikmat melihat penurunan jumlah penonton juga bisa saja terjadi karena faktor di luar film. Misalnya, adanya sentimen ekonomi sehingga masyarakat kini lebih ultrarasional dalam mengeluarkan uang untuk kebutuhan hiburan.

Menurut Ketua Umum Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin, jumlah penonton bioskop pada kuartal pertama 2023 memang jauh menurun dibanding periode yang sama tahun lalu.

Tahun lalu, masyarakat masih merasakan euforia untuk pergi ke bioskop setelah sekian lama terkekang karena pandemi. Salah satu hasilnya, film KKN di Desa Penari berhasil memecahkan rekor sebagai film terlaris sepanjang masa di Indonesia.

Namun, setelah euforia itu mencapai puncaknya, kini terjadi fluktuasi pasar untuk mencari keseimbangan baru. Hal itu dinilainya sebagai hal yang sebenarnya wajar-wajar saja.

Menurut Djonny, penurunan jumlah penonton sebenarnya tidak hanya terjadi pada film lokal saja. Lesunya jumlah penonton juga terjadi pada film-film impor. Padahal, film global kerap jadi penyelamat bioskop ketika performa film nasional kurang mengesankan. Namun, kini dua andalan tersebut sama-sama terseok-seok.

“Memasuki 2023 [keberagaman] film boleh dikatakan kurang baik untuk penonton. Biasanya ada kombinasi. Sekarang monoton horor semuanya. Kalau dicekoki horor terus, jadinya antiklimaks,” ungkap Djonny kepada Hypeabis.id.

Djonny mengatakan bisnis bioskop pada tahun ini belum normal. Pendapatan bioskop, menurut Djonny, masih di bawah 50 persen dibanding sebelum pandemi. Situasi ini mesti dilihat secara jeli dan cermat agar keberlanjutan ekosistem secara keseluruhan bisa tetap terjaga.

“Ini harus betul-betul hati-hati. Karena apa? Kunci semua kan ada di bioskop. Kalau bioskopnya masih kuat bertahan ya Alhamdulillah. Kalau enggak, ya rusak semua-semuanya [ekosistem],” imbuhnya.
 

Berikut Daftar 15 Film Indonesia 2023 dengan Perolehan Jumlah Penonton Tertinggi

  1. Waktu Maghrib = 2.330.006
  2. Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang = 861.343
  3. Mangkujiwo 2 = 554.553
  4. Bayi Ajaib = 434.228
  5. Perjanjian Gaib = 342.044
  6. Hidayah = 333.982
  7. Bismillah Kunikahi Suamimu = 273.231
  8. Pesugihan: Bersekutu dengan Iblis = 248.012
  9. Para Betina Pengikut Iblis = 214.585
  10. Iblis Dalam Darah = 201.016
  11. Losmen Melati = 134.814
  12. Balada si Roy = 123.564
  13. Tasbih Kosong = 91.477
  14. Alena Anak Ratu Iblis = 86.769
  15. Anak Titipan Setan = 84.166
(*data filmindonesia.or.id per 28 Maret 2023)

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Perkembangan Teknologi Layar Televisi Dari Masa ke Masa, Sekarang Era Pertarungan Kerapatan Piksel

BERIKUTNYA

8 Seafood Terenak di Dunia, Salah Satunya dari Indonesia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: