Cek Fakta Strok Kuping yang Disebut Komedian Kiky Saputri

Istilah strok kuping tengah mencuat di media sosial. Hal itu bermula dari curhatan komedian Kiky Saputri yang mengaku mertuanya didiagnosa kondisi tersebut karena mengalami gangguan pendengaran. Faktanya setelah berobat ke Singapura, mertuanya hanya mengalami flu yang membuat telinganya bermasalah.

Kiky bercerita tiba-tiba pendengaran mertuanya terganggu. Saat berobat, dokter memberikan suntikan ke dalam telinga orang terkasih ya tersebut tetapi justru pendengarannya semakin parah. 

“Akhirnya ke RS Spore & diketawain sama dokternya, mana ada stroke kuping. Itu cuma flu jadinya bindeng ke telinga & sekarang udah sembuh. Kocak kan?” tulisnya di Twitter. 

Baca juga: Hati-hati, Kaum Mageran Punya Potensi Lebih Besar Terkena Strok

Curhatan Kiky diketahui menanggapi cuitan Presiden Joko Widodo yang menyebut hampir 2 juta orang Indonesia masih memilih berobat ke luar negeri setiap tahun. Jokowi menyebut kurang lebih 1 juta orang berobat ke Malaysia, 750.000 orang berobat ke Singapura, dan sisanya ke Jepang, Amerika, Jerman, dan lain-lain. 

Lantas apakah yang dimaksud strok kuping atau telinga? Spesialis Saraf dari Rumah Sakit Atma Jaya, Yuda Turana menyampaikan sejatinya tidak ada istilah strok telinga atau kuping. “Tidak ada. Tidak bisa disebut stroke telinga karena nanti ada salah kaprah,” ujarnya saat dihubungi Hypeabis.id, Senin (13/3/2023).

Jika ingin dikaitkan, kondisi hilangnya pendengaran atau tuli secara mendadak bisa disebabkan oleh dua hal. Pertama, bisa karena infeksi virus atau peradangan. Kedua, karena stroke akibat adanya sumbatan atau aliran darah yang tidak lancar. 

“Kalau bicara sumbatan pembuluh darah sampai tuli mendadak itu jauh lebih jarang. Paling sering, batuk pilek, mindeng, kadang pendengaran menurun,” jelasnya.

Orang yang mengalami strok dengan kondisi tuli mendadak biasanya lebih banyak dialami orang lanjut usia alias lansia. Kondisi ini biasanya tidak disertai keluhan seperti batuk pilek sebelumnya. “Tenang saja, seperti strok lain. Tiba-tiba pendengaran hilang. Mungkin salah satu yang dipikirkan selain inflamasi, ada aliran darah yang tidak lancar,” tuturnya.

Strok yang menyebabkan gangguan pendengaran perlu diwaspadai defisit saraf lainnya, seperti gangguan keseimbangan, bicara pelo, dan gangguan kelemahan sisi tubuh. “Gangguan menelan, juga gangguan sensorik tubuh, baal sebelah badan, hati-hati arah ke strok,” imbuhnya. 

Sementara itu, mereka yang mengalami tuli mendadak di usia remaja, sebelumnya disertai batuk, pilek, sinus, hidung tersumbat, pendengaran menurun, perlu waspada karena bisa jadi itu adalah proses infeksi. Oleh karena itu, biasanya dokter terutama spesialis THT tidak akan langsung mendiagnosis seseorang yang mengalami kondisi tuli mendadak sebagai stroke. 

Namun demikian, apa pun kondisinya, tuli mendadak merupakan kasus emergency atau harus mendapatkan penanganan segera. Oleh karena itu, sebaiknya pasien segera dibawa ke dokter jika mengalami kondisi ini.

Lebih lanjut Yuda menyampaikan strok selama ini selalu diasumsikan lumpuh pada sebagian sisi tubuh, padahal tidak. Semua tergantung pada lokasi sumbatan pembuluh darah. 

Dia menerangkan, otak mengatur penglihatan pendengaran, keseimbangan, pusat bicara, pusat berjalan, pusat koordinasi. Stroke bisa saja terjadi di mata seperti buta mendadak karena tersumbatnya pusat penglihatan di otak, termasuk di telinga. 

Semua tergantung daerah mana yang terkena sumbatan pembuluh darah, tidak selalu lumpuh sebelah. “Tetapi tidak disebut strok mata, telinga dan lain-lain, tetap namanya stok, tinggal lokasi mana yang tersumbat,” tegas Yuda.

Terlepas dari lokasi terjadinya sumbatan, terapi strok tetap sama yakni diberi pengencer darah terlebih dahulu. 

Baca juga: Waspada Stroke di Usia Muda, Pantau Gejala & Penyebabnya

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah