Ilustrasi seseorang mengendarai sepeda motor sport (Sumber gambar: Carnaby Gilany/Unsplash)

Tren Stagnan, Motor Sport Kurang Diminati Masyarakat Karena Tidak Multifungsi

28 February 2023   |   17:09 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Secara umum, kendaraan roda dua digolongkan menjadi tiga kategori yakni motor bebek, motor skutik, dan motor sport. Di Indonesia, minat masyarakat terhadap motor sport masih cenderung dinamis. Berbeda dengan motor skutik yang terus mengalami peningkatan. 

Motor sport adalah jenis sepeda motor yang bertampang dan berpenampilan seperti motor balap atau memiliki performa atau kecepatan diatas rata-rata sepeda motor jenis skuter dan bebek. 

Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), sepanjang Januari-September 2022, motor sport menyumbang penjualan domestik sebanyak 209.517 unit atau 5,8 persen dari total keseluruhan penjualan sebanyak 3.612.360 unit. Sedangkan motor skutik menyumbang 87,6 persen dari total penjualan.

Baca juga: Ternyata Motor Listrik Cukup Diminati Masyarakat, Ini Buktinya

Begitupun dalam total penjualan ekspor sepeda motor. Sepanjang Januari-September 2022, motor sport menyumbang penjualan ekspor sebanyak 108.178 unit atau  19,03 persen dari total keseluruhan penjualan sebanyak 568.460 unit. Sedangkan motor skutik menyumbang 70,21 persen dari total penjualan.

General Manager Corporate Communication Astra Honda Motor, Ahmad Muhibbudin, mengatakan permintaan konsumen motor sport di Indonesia terus stabil. Kendati demikian, lanjutnya, tren penjualannya mengalami penurunan pada tahun 2022 dibandingkan dengan tahun 2021 karena kendala pasokan semikonduktor yang terjadi secara global.

"Akan tetapi proses produksi sudah kembali normal sehingga kami secara bertahap terus berupaya memenuhi kebutuhan konsumen di segmen ini," terangnya.

Dia menjabarkan hingga September 2022, penjualan motor sport Honda mencapai 117.205 unit, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu penjualannya sebesar 146.391 unit. Sedangkan untuk penjualan ekspor motor sport Honda dalam bentuk CBU hingga September 2022 mencapai 12.361 unit, dimana pada periode yang sama tahun lalu penjualannya sebesar 17.232 unit.

Pria yang akrab disapa Muhib itu mengatakan segmen motor sport Honda yang paling diminati konsumen masih didominasi oleh motor sport 150 cc seperti CBR150R, CB150R StreetFire, CB150X, CRF150, dan Verza.

"Motor sport dengan kapasitas 250cc ke bawah telah kami produksi secara lokal di Indonesia, dengan menggunakan bahan baku terbaik buatan lokal dan beberapa komponen impor," katanya.
 

Ilustrasi seseorang mengendarai sepeda motor sport (Sumber gambar: Dan Garri/Unsplash)

Ilustrasi seseorang mengendarai sepeda motor sport (Sumber gambar: Dan Garri/Unsplash)

Untuk menjawab kebutuhan konsumen, Muhib mengatakan pihaknya telah menghadirkan inovasi fitur dan teknologi pada produk motor sport yang ditawarkan diantaranya fitur keselamatan anti-lock braking system pada sistem pengereman, hazzard lamp, engine cut off dan bank angle sensor.

Selain itu, ada juga fitur wave key dan sistem pengaman berbasis elektronik, fitur SFF-BP inverted front suspension, assist slipper clutch, diamond frame, dan 5 adjustable mono suspension with pro-link system yang mampu menunjang kenyamanan pengendara.

"Kami ingin menghadirkan produk yang dapat memenuhi beragam keinginan konsumen motor sport sebagai bagian dari gaya hidup, maupun bagi mereka peminat kecepatan layaknya motor balap," ujarnya.

Diakui oleh Muhib secara bisnis, saat ini sepeda motor matic masih mendominasi pasar dibandingkan dengan segmen motor sport. Oleh karena itu, pihaknya berupaya terus mempelajari kebutuhan pasar pada segmen ini baik dari sisi performa, desain hingga fitur.

"Pasar motor sport masih akan menjadi salah satu pilihan konsumen sepeda motor yang menginginkan motor berperforma tinggi dan berkarakter tangguh, dengan desain yang bisa dibanggakan pemiliknya," imbuhnya.
 

Tidak Multifungsi

Pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu mengatakan jenis motor sport tidak bisa menjadi tulang punggung utama untuk pengembangan bisnis sepeda motor. Menurutnya, para agen pemegang merek (APM) selama ini membidik ceruk pasar yang kecil untuk penjualan motor sport.

"Dia [motor sport] harus siap kapasitas produksi atau margin yang lebih kecil. Jadi memang terbatas pasarnya," katanya.

Yannes menilai bahwa secara budaya, konsumen di Indonesia cenderung membeli barang yang sifatnya multifungsi, tak terkecuali pada sepeda motor. Dengan kata lain, selain dapat digunakan sebagai pengangkut penumpang, motor yang digunakan juga bisa sekaligus membawa barang.

Kebutuhan tersebut selama ini hanya mampu diakomodir dengan sepeda motor skutik yang desainnya cenderung memiliki ruang (space) yang luas pada bagian depan. Sekalipun tidak membawa barang, pengendara cenderung masih bisa tampil stylish dengan desain motor seperti itu.

"Ini tuntutan yang unik dan kelihatannya hanya di pasar Indonesia. Jadi itu yang bikin penyebab kenapa kendaraan model sport makin kesini makin kurang laku," katanya.

Kendati demikian, Yannes menilai ke depannya minat terhadap motor sport akan terus ada dan tidak mengalami penurunan. Namun, lanjutnya, laju pertumbuhan permintaannya masih belum bisa melebihi jenis sepeda motor yang serba guna seperti skutik.

"Sepertinya tren dunia juga semakin lama makin ke arah ke kendaraan dengan utilitas tinggi," tambahnya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

BTS Raih Sertifikat Triple Platinum & Double Platinum dari Asosiasi Industri Rekaman Jepang

BERIKUTNYA

Simak 5 Jenis Pemeriksaan Rutin, Cegah Penyakit Sebelum Terambat

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: