Ilustrasi kepenuliusan. (Sumber foto:Unsplash/Aaron Burden)

Hari Pers Nasional, Simak Profil 5 Jurnalis Perempuan Berpengaruh pada Masa Kemerdekaan

09 February 2023   |   11:32 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

4. Herawati Diah

 

Herawati Diah adalah seorang wartawati dan perempuan Indonesia pertama yang berhasil lulus dari universitas Barnard College di Amerika Serikat. Yaitu kampus tempat dia mengambil kajian ilmu sosiologi dan lulus dari sana empat tahun sebelum kemerdekaan Indonesia pada 1945. 

Tidak lama setelah kembali pulang ke Tanah Air, Herawati bekerja sebagai jurnalis lepas untuk United Press International serta sempat menjadi penyiar di radio propaganda Hoso Kyoku milik pemerintahan Jepang yang berpusat di Jakarta. 

Namun, setelah Indonesia merdeka bersama suaminya B.M Diah, mereka  mendirikan The Indonesian Observer, yakni koran berbahasa Inggris pertama di Indonesia yang dibagikan saat Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955. Tak hanya itu, Herawati juga mendirikan beberapa media massa, seperti harian Merdeka, majalah Keluarga, dan majalah berita Topik,

Selain aktif sebagai pejuang pers, wanita penggemar olahraga bridge ini sepanjang hidupnya juga aktif dalam berbagai organisasi yang mengangkat isu perempuan di Indonesia. Herawati Diah meninggal saat berusia 99 tahun, pada 30 September 2016. Dia dianugerahi lifetime achievement award dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) berkat perannya dalam  khasanah pers nasional.
 

5. Siti Soendari

 

Siti Soendari adalah aktivis perempuan dan wartawati didikan langsung dari Bapak Pers Nasional Tirto Adhi Soerjo. Soendari lahir di Nganjuk, Jawa Timur pada 9 April 1906 sebagai anak bungsu dari tujuh bersaudara dari pasangan Raden Soewadji dan Raden Ayu Soedarmiserta. 

Adik dari Dr.Soetomo ini memulai karirnya di surat kabar Poetri Hindia yang didirikan oleh Tirto Adhi Soerjo dan R.T.A Tirtokoesoemo pada Juli 1908. Tak berselang lama, dia lalu menjadi redaktur di Wanita Swara pada 1913 dan mengeluarkan surat kabar bernama Sekar Setaman setahun berikutnya yang memakai bahasa Melayu.

Pada 1927, Soendari menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Leiden dan berkenalan dengan Maria Ulfah Santoso, salah satu Menteri Sosial Indonesia pada masa Kabinet Sjahrir II. Semasa kuliah, Soendari juga sempat menjadi anggota Perhimpunan Indonesia. Setelah lulus pada 1934 dia bergabung dengan Persatuan Wanita Republik Indonesia (Perwari) serta menjadi direktur Bank Nasional Malang.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

 
1
2


SEBELUMNYA

Sempat Diblokir, Elon Musk Pastikan Akses Twitter di Turki Segera Normal

BERIKUTNYA

Wow, Setelah Gucci, Hanni NewJeans Jadi Brand Ambassador Armani Beauty

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: