Aplikasi Ini Bisa Ajukan KPR Langsung ke Tiga Bank
08 February 2023 |
21:00 WIB
Saat ini, metode pembelian hunian melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih menjadi pilihan utama masyarakat. Hanya saja tidak semua konsumen yang sudah menemukan rumah impiannya bisa dengan mudah mendapatkan KPR yang terbaik sesuai dengan kesiapan finansial mereka.
Apalagi, keputusan untuk memilih produk KPR secara tradisional sering kali masih didasari oleh pengaruh dari agen atau tenaga pemasar properti. Selain itu, proses pengajuannya pun cenderung memakan waktu yang panjang dan melelahkan bagi calon pembeli.
Baca juga: Minat Ambil KPR? Ini 5 Hal Penting yang Perlu Genhype Pertimbangkan
Pada era digitalisasi layanan keuangan yang makin masif ini, ada banyak paltform aplikasi KPR yang disediakan langsung oleh hampir seluruh bank besar, guna memudahkan para nasabahnya mengakses layanan kredit properti. Namun kebanyakan pembiayaan diprioritaskan untuk rumah pertama.
Sebagai alternatifnya, ada juga sejumlah platform pengajuan KPR berbasis digital yang dapat memediasi proses pengajuan untuk pembelian rumah bekas secara kredt (secondary market), salah satunya adalah IDEAL.
Platform ini juga memungkinkan pengguna mendapatkan pilihan produk KPR sesuai dengan kondisi finansial nasabah, serta bisa melakukan pengajuan KPR ke tiga bank sekaligus dengan satu aplikasi yang semuanya dapat dilakukan secara digital.
Ian Daniel Santoso, Co-Founder & President IDEAL Indonesia, potensi kredit KPR/KPA di Indonesia secara umum sangat besar. Terlebih, sebanyak 75% masyarakat Indonesia menggunakan fasilitas kredit sebagai metode pembelian rumah mereka.
Menurutnya, market size untuk produk KPR di Indonesia sendiri mencapai sekitar US$39 juta. Bahkan, angka ini diproyeksi akan bertumbuh belasan persen CAGR dalam lima tahun ke depan. Meski demikian, Ian melihat, belum banyak pemain yang benar-benar menjawab kebutuhan pasar ini.
“KPR merupakan salah satu keputusan terbesar dalam hidup seseorang maka kami hadir untuk membantu konsumen menemukan KPR yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi finansial,” ujarnya.
Produk KPR Secondary ini didesain dengan sejumlah fitur yang dapat mempermudah para pengguna IDEAL dalam mengajukan KPR. Mulai dari fitur autosave dan autofill yang dapat mempermudah para pengguna dalam mengisi beberapa field yang perlu dilengkapi.
Seluruh proses pengajuan KPR di platform IDEAL juga dapat dilakukan sepenuhnya secara digital, tidak online-to-offline seperti yang ada di pasar saat ini. Proses end-to-end digital tersebut sudah tersertifikasi ISO 27001 yang berarti sudah terjaga keamanan datanya dengan standar internasional.
Perusahaan startup yang memperoleh suntikan pendanaan tahap awal sebesar US$ 3,8 juta dari AC Ventures pada pertengahan tahun lalu ini juga melengkapi aplikasi mereka dengan fitur IDEAL Compass yang memungkinkan para pengguna mendapatkan rekomendasi produk KPR terbaik dari 7 bank besar yang sudah bekerja sama dengan IDEAL.
Produk yang direkomendasikan oleh IDEAL pun akan highly personalized, sesuai dengan preferensi dan karakteristik dari pengguna (umur, profesi, preferensi bunga, kemampuan cicilan bulanan, jenis KPR, dll).
Dalam setiap pengajuan produk secondary, pengguna IDEAL akan diminta untuk melakukan appraisal ke masing-masing bank tujuan. Dalam hal ini, sebagai bentuk dari edukasi kepada pengguna baru, IDEAL akan menalangi seluruh biaya tersebut (hingga maksimal ke tiga bank) dengan mekanisme cashback saat pengajuan KPR dan proses jual beli rumah tersebut selesai.
Menurutnya, salah satu masalah yang kerap kali muncul ketika kami melakukan survei untuk produk KPR Secondary adalah biaya appraisal. Dari sisi pengguna, mereka ingin memperbesar kesempatan untuk disetujui KPR-nya dengan mengajukan ke lebih dari satu bank.
Hanya saja, biaya yang dikeluarkan tidak dapat dikembalikan bila pengajuan tersebut ditolak atau pengguna memutuskan untuk mengambil KPR di bank lain. “Untuk itu, kami mencoba mengurangi masalah tersebut dengan berkomitmen menggantikan seluruh biaya appraisal ketika proses pembelian rumah dan KPR yang diajukan telah selesai,” ungkap Indira Nur Shadrina, Co-Founder & CCO IDEAL Indonesia.
Saat ini, IDEAL sudah bekerja sama dengan beberapa developer ternama di Indonesia, seperti Sinar Mas Land, Ciputra, PIK2 Group dan 7 bank nasional terkemuka, seperti Bank Mandiri, CIMB Niaga, OCBC NISP, Danamon, Permata, Maybank & Bank Panin.
IDEAL terus menjajaki kerja sama dengan bank-bank lain untuk memperluas ekosistem perbankan di platform. Perihal keamanan data, IDEAL menempatkan hal ini sebagai salah satu prioritas utama mereka sejak hari pertama platform ini dibentuk.
Baca juga: Tips & Trik Mengajukan KPR agar Disetujui Bank
Dibandingkan dengan cara tradisional di mana pertukaran data seringkali dilakukan melalui WhatsApp atau email yang tidak dapat ditelusuri apabila data tersebut disebar ke pihak lain, sistem IDEAL dibangun agar pengolahan data tersebut sangat minim intervensi manusia (view only), dan hanya dikirimkan kepada bank yang dipilih sendiri oleh masing-masing pengguna.
“Sistem kami memiliki audit trail dan watermark yang membuat semua jejak dan flow data tercatat dalam sistem. IDEAL juga telah bersertifikasi ISO 270001 tentang keamanan data dengan standar internasional,” jelas Albert Raharja Surjaudaja, Co-Founder & CEO IDEAL Indonesia.
Editor: Fajar Sidik
Apalagi, keputusan untuk memilih produk KPR secara tradisional sering kali masih didasari oleh pengaruh dari agen atau tenaga pemasar properti. Selain itu, proses pengajuannya pun cenderung memakan waktu yang panjang dan melelahkan bagi calon pembeli.
Baca juga: Minat Ambil KPR? Ini 5 Hal Penting yang Perlu Genhype Pertimbangkan
Pada era digitalisasi layanan keuangan yang makin masif ini, ada banyak paltform aplikasi KPR yang disediakan langsung oleh hampir seluruh bank besar, guna memudahkan para nasabahnya mengakses layanan kredit properti. Namun kebanyakan pembiayaan diprioritaskan untuk rumah pertama.
Sebagai alternatifnya, ada juga sejumlah platform pengajuan KPR berbasis digital yang dapat memediasi proses pengajuan untuk pembelian rumah bekas secara kredt (secondary market), salah satunya adalah IDEAL.
Platform ini juga memungkinkan pengguna mendapatkan pilihan produk KPR sesuai dengan kondisi finansial nasabah, serta bisa melakukan pengajuan KPR ke tiga bank sekaligus dengan satu aplikasi yang semuanya dapat dilakukan secara digital.
Ian Daniel Santoso, Co-Founder & President IDEAL Indonesia, potensi kredit KPR/KPA di Indonesia secara umum sangat besar. Terlebih, sebanyak 75% masyarakat Indonesia menggunakan fasilitas kredit sebagai metode pembelian rumah mereka.
Menurutnya, market size untuk produk KPR di Indonesia sendiri mencapai sekitar US$39 juta. Bahkan, angka ini diproyeksi akan bertumbuh belasan persen CAGR dalam lima tahun ke depan. Meski demikian, Ian melihat, belum banyak pemain yang benar-benar menjawab kebutuhan pasar ini.
“KPR merupakan salah satu keputusan terbesar dalam hidup seseorang maka kami hadir untuk membantu konsumen menemukan KPR yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi finansial,” ujarnya.
Produk KPR Secondary ini didesain dengan sejumlah fitur yang dapat mempermudah para pengguna IDEAL dalam mengajukan KPR. Mulai dari fitur autosave dan autofill yang dapat mempermudah para pengguna dalam mengisi beberapa field yang perlu dilengkapi.
Seluruh proses pengajuan KPR di platform IDEAL juga dapat dilakukan sepenuhnya secara digital, tidak online-to-offline seperti yang ada di pasar saat ini. Proses end-to-end digital tersebut sudah tersertifikasi ISO 27001 yang berarti sudah terjaga keamanan datanya dengan standar internasional.
Perusahaan startup yang memperoleh suntikan pendanaan tahap awal sebesar US$ 3,8 juta dari AC Ventures pada pertengahan tahun lalu ini juga melengkapi aplikasi mereka dengan fitur IDEAL Compass yang memungkinkan para pengguna mendapatkan rekomendasi produk KPR terbaik dari 7 bank besar yang sudah bekerja sama dengan IDEAL.
Produk yang direkomendasikan oleh IDEAL pun akan highly personalized, sesuai dengan preferensi dan karakteristik dari pengguna (umur, profesi, preferensi bunga, kemampuan cicilan bulanan, jenis KPR, dll).
Dalam setiap pengajuan produk secondary, pengguna IDEAL akan diminta untuk melakukan appraisal ke masing-masing bank tujuan. Dalam hal ini, sebagai bentuk dari edukasi kepada pengguna baru, IDEAL akan menalangi seluruh biaya tersebut (hingga maksimal ke tiga bank) dengan mekanisme cashback saat pengajuan KPR dan proses jual beli rumah tersebut selesai.
Menurutnya, salah satu masalah yang kerap kali muncul ketika kami melakukan survei untuk produk KPR Secondary adalah biaya appraisal. Dari sisi pengguna, mereka ingin memperbesar kesempatan untuk disetujui KPR-nya dengan mengajukan ke lebih dari satu bank.
Hanya saja, biaya yang dikeluarkan tidak dapat dikembalikan bila pengajuan tersebut ditolak atau pengguna memutuskan untuk mengambil KPR di bank lain. “Untuk itu, kami mencoba mengurangi masalah tersebut dengan berkomitmen menggantikan seluruh biaya appraisal ketika proses pembelian rumah dan KPR yang diajukan telah selesai,” ungkap Indira Nur Shadrina, Co-Founder & CCO IDEAL Indonesia.
Saat ini, IDEAL sudah bekerja sama dengan beberapa developer ternama di Indonesia, seperti Sinar Mas Land, Ciputra, PIK2 Group dan 7 bank nasional terkemuka, seperti Bank Mandiri, CIMB Niaga, OCBC NISP, Danamon, Permata, Maybank & Bank Panin.
IDEAL terus menjajaki kerja sama dengan bank-bank lain untuk memperluas ekosistem perbankan di platform. Perihal keamanan data, IDEAL menempatkan hal ini sebagai salah satu prioritas utama mereka sejak hari pertama platform ini dibentuk.
Baca juga: Tips & Trik Mengajukan KPR agar Disetujui Bank
Dibandingkan dengan cara tradisional di mana pertukaran data seringkali dilakukan melalui WhatsApp atau email yang tidak dapat ditelusuri apabila data tersebut disebar ke pihak lain, sistem IDEAL dibangun agar pengolahan data tersebut sangat minim intervensi manusia (view only), dan hanya dikirimkan kepada bank yang dipilih sendiri oleh masing-masing pengguna.
“Sistem kami memiliki audit trail dan watermark yang membuat semua jejak dan flow data tercatat dalam sistem. IDEAL juga telah bersertifikasi ISO 270001 tentang keamanan data dengan standar internasional,” jelas Albert Raharja Surjaudaja, Co-Founder & CEO IDEAL Indonesia.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.