Penulis Rani Anggraini Dewi Ungkap 'Seribu Kisah' Perselingkuhan dalam Buku Untuk Apa Bertahan

Penulis Rani Anggraini Dewi merilis buku baru berjudul Untuk Apa Bertahan setelah sebelumnya juga mengeluarkan buku berjudul Untuk Apa Menikah. Buku dari perempuan yang kerap disapa Rani ini mengangkat cerita tentang kehidupan bersama pasangan setelah menikah.
 
Rani mengatakan bahwa buku kedua ini banyak memaparkan fakta dan contoh kasus yang terjadi di dalam hubungan pernikahan yang sesungguhnya. Menurutnya, situasi dan kondisi yang dihadapi oleh pasangan akan berbeda ketika sudah menikah.

Baca juga: Resensi: Memaknai Hidup lewat Buku Love Is The Answer

“Ketika masih sendiri, pacaran, hingga setelah akhirnya menikah, kita akan menemui tantangan baru di setiap tahapan hubungan yang kita jalani,” katanya dalam siaran pers yang diterima Hypeabis.id,.

Dia menuturkan bahwa biasanya pasangan akan menghadapi sejumlah tantangan saat menjalani kehidupan pernikahan. Konflik dan perbedaan pendapat sangat mungkin terjadi meskipun sudah mengenal pasangan selama bertahun-tahun.

Melalui buku Untuk Apa Bertahan, dia membagikan pengetahuan dan pengalaman sebagai seorang konselor pernikahan selama lebih dari 22 tahun dalam membantu sejumlah resolusi konflik rumah tangga, terutama kasus perselingkuhan.

Menurutnya, perselingkuhan menempati posisi paling atas dari sekian banyak kasus yang ditemui dari pasangan yang datang berkonsultasi. “Oleh karena itu, dalam buku Untuk Apa Bertahan, saya membuat P3K atau panduan pertolongan pertama untuk menghadapi konflik dalam hubungan pernikahan, terutama perselingkuhan ini,” katanya.

Sementara itu, buku Untuk Apa Menikah karya dari sang penulis sudah masuk cetakan ketiga pada saat ini. Dalam buku yang rilis pada 2021 itu, dia menuangkan pemikirannya akan konsep conscious marriage atau pernikahan berkesadaran yang mengedepankan kesetaraan dalam pengelolaan rumah tangga.  

Nurul Idzni, editor dari Studio Geometry menuturkan bahwa buku Untuk Apa Menikah tidak membahas tentang penyelenggaraan acara pernikahan seperti yang umum ditemukan dalam buku lain. Dalam bukunya, Rani memaparkan berbagai aspek yang perlu diperhatikan.

“Dari sisi psikologis, sosial, finansial, hingga spiritual, yang sebenarnya merupakan hal esensial dalam mempersiapkan pernikahan,” katanya.

Tidak hanya itu, dia juga mengajak para pembaca untuk mengenali diri sendiri tentang nilai-nilai yang dimiliki dan bagaimana cara berkompromi juga berkomunikasi dengan pasangan saat memutuskan untuk menikah.

Dia juga memberikan gambaran cara penanganan konflik yang sering dijumpai dalam hubungan pernikahan. Menjalani conscious marriage pada dasarnya membantu pasangan untuk dapat saling melengkapi dalam proses bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan bahagia.

Untuk diketahui, Rani juga seorang konsultan pranikah, terapis hubungan pasangan, dan juga praktisi access consciousness selain sebagai seorang penulis. Dia aktif sebagai pendiri Yayasan Indonesia Bahagia sejak 2006, dan menginisiasi Gerakan Indonesia Bahagia.

Selain itu, dia pun tergabung dalam Asosiasi Trainer Living Values Education yang memiliki fokus dalam pendidikan dan pengembangan nilai-nilai universal pada anak serta orang muda.

Baca juga: Kisah Kasih Katrina Merawat 3 Generasi dalam Buku Katrina, Pemersatu Keluarga Wanandi

Rani memiliki latar belakang pendidikan di bidang filsafat, psikologi, spiritualitas, serta bimbingan dan konseling. Dia kerap berbagi pengetahuan dalam sejumlah tulisan, seminar, serta workshop.

Untuk Apa Bertahan adalah tulisan keempatnya yang diterbitkan setelah tiga buku sebelumnya, yakni Menjadi Manusia Holistik yang diterbitkan bersama Mizan, 9 Jurus Menjadi Orangtua Bijak yang diterbitkan oleh Nuansa Cendekia, dan Untuk Apa Menikah yang diterbitkan Studio Geometry.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Fajar Sidik