Jangan Keliru, Ini Perbedaan antara Hikayat & Cerpen
04 January 2023 |
17:06 WIB
Membaca adalah kegiatan yang dapat kalian lakukan bersama dengan orang-orang terdekat, termasuk si buah hati. Selain menambah ikatan antara anak dan orang tua, kegiatan ini juga dapat menstimulasi perkembangan mereka melalui karakter dan pesan yang ada dalam cerita.
Kategori tulisan yang dapat orang tua baca bersama dengan buah hati adalah cerpen dan hikayat. Saat ini, ada banyak cerpen dan hikayat yang dapat menjadi bahan bacaan untuk menemani buah hati saat malam hari atau saat sedang berdua.
Namun, sebelum itu, tak ada salahnya jika kalian mengetahui terlebih dahulu perbedaan antara cerpen dan hikayat, karena keduanya memang tidaklah sama.
Baca juga: 5 Tips Anti Ngantuk Saat Membaca Buku, Dijamin Ampuh!
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), hikayat adalah karya sastra lama melayu yang memiliki bentuk prosa. Karya sastra ini biasanya berisi tentang cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan dari sifat-sifat tersebut.
Hikayat biasanya dibacakan oleh seseorang dengan tujuan sebagai pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekedar untuk meramaikan pesta. Dalam modul SMA pembelajaran Bahasa Indonesia Kemendikbudristek, Suherli, dan kawan-kawan menyebutkan terdapat enam nilai dalam hikayat, yaitu nilai budaya, moral, agama/ religi, pendidikan, estetika, dan sosial.
Nilai budaya adalah nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun menurun di masyarakat yang biasanya berhubungan dengan budaya melayu. Ciri khas nilai-nilai budaya dibandingkan nilai lainnya adalah masyarakat takut meninggalkan atau menentang nilai tersebut karena ‘takut’ sesuatu yang buruk akan menimpanya.
Sementara itu, nilai moral adalah nilai yang berhubungan dengan masalah moral. Pada dasarnya nilai moral berkaitan dengan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya.
Ada juga nilai agama atau religi, yakni nilai yang berhubungan dengan masalah keagamaan. Nilai religi biasanya ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, makhluk gaib, dosa-pahala, serta surga-neraka. Nilai pendidikan dalam hikayat adalah nilai yang berhubungan dengan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang/kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
Kemudian, nilai estetika adalah nilai yang berhubungan dengan keindahan dan seni. Adapun, nilai sosial adalah nilai yang berhubungan dengan kehidupan di dalam masyarakat. Biasanya berupa nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Indikasi nilai sosial dikaitkan dengan kepatuhan dan kepantasan bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun, ciri bahasa yang dominan dalam cerita hikayat adalah menggunakan majas, banyak menggunakan konjungsi pada setiap awal kalimat, menggunakan kata arkais, dan mengungkapkan sesuatu yang mustahil atau tidak masuk akal.
Adapun, berdasarkan modul pembelajaran Bahasa Indonesia yang ada di laman Kemendikbudristek, cerita pendek adalah rangkaian peristiwa yang terjalin menjadi satu yang di dalamnya terjadi konflik antartokoh atau dalam diri tokoh itu sendiri dalam latar dan alur.
Peristiwa dalam cerita berwujud hubungan antartokoh, tempat, dan waktu yang membentuk satu kesatuan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah prosa berisi gagasan, pikiran, pengalaman yang diimajinasikan dan membentuk sebuah peristiwa dengan satu peristiwa puncak.
Cerita pendek memiliki sejumlah ciri yang membedakannya dengan karya tulis lainnya. Ciri-ciri tersebut adalah jumlah kata tidak lebih dari 1.000 kata, memiliki proporsi penulisan yang lebih singkat dibandingkan dengan novel, kebanyakan mempunyai isi cerita yang menggambarkan kehidupan sehari-hari.
Kemudian, tidak mencerminkan semua kisah tokohnya karena dalam cerpen yang dikisahkan hanya inti, tokoh yang diceritakan dalam cerpen mengalami sebuah konflik sampai pada tahap penyelesaiannya, pemisahan kata sederhana sehingga memudahkan para pembaca untuk memahami isi cerita.
Cerpen juga memiliki ciri bersifat fiktif, menceritakan satu kejadian dan menggunakan alur cerita tunggal dan lurus, membacanya tidak membutuhkan waktu yang lama, dan memberikan pesan dan kesan yang sangat mendalam sehingga pembaca akan ikut merasakan kesan dari cerita tersebut.
Baca juga: 6 Rekomendasi Genre Buku Anak untuk Kembangkan Imajinasi
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Kategori tulisan yang dapat orang tua baca bersama dengan buah hati adalah cerpen dan hikayat. Saat ini, ada banyak cerpen dan hikayat yang dapat menjadi bahan bacaan untuk menemani buah hati saat malam hari atau saat sedang berdua.
Namun, sebelum itu, tak ada salahnya jika kalian mengetahui terlebih dahulu perbedaan antara cerpen dan hikayat, karena keduanya memang tidaklah sama.
Baca juga: 5 Tips Anti Ngantuk Saat Membaca Buku, Dijamin Ampuh!
Hikayat
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), hikayat adalah karya sastra lama melayu yang memiliki bentuk prosa. Karya sastra ini biasanya berisi tentang cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan dari sifat-sifat tersebut.Hikayat biasanya dibacakan oleh seseorang dengan tujuan sebagai pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekedar untuk meramaikan pesta. Dalam modul SMA pembelajaran Bahasa Indonesia Kemendikbudristek, Suherli, dan kawan-kawan menyebutkan terdapat enam nilai dalam hikayat, yaitu nilai budaya, moral, agama/ religi, pendidikan, estetika, dan sosial.
Nilai budaya adalah nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun menurun di masyarakat yang biasanya berhubungan dengan budaya melayu. Ciri khas nilai-nilai budaya dibandingkan nilai lainnya adalah masyarakat takut meninggalkan atau menentang nilai tersebut karena ‘takut’ sesuatu yang buruk akan menimpanya.
Sementara itu, nilai moral adalah nilai yang berhubungan dengan masalah moral. Pada dasarnya nilai moral berkaitan dengan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya.
Ada juga nilai agama atau religi, yakni nilai yang berhubungan dengan masalah keagamaan. Nilai religi biasanya ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, makhluk gaib, dosa-pahala, serta surga-neraka. Nilai pendidikan dalam hikayat adalah nilai yang berhubungan dengan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang/kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
Kemudian, nilai estetika adalah nilai yang berhubungan dengan keindahan dan seni. Adapun, nilai sosial adalah nilai yang berhubungan dengan kehidupan di dalam masyarakat. Biasanya berupa nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Indikasi nilai sosial dikaitkan dengan kepatuhan dan kepantasan bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun, ciri bahasa yang dominan dalam cerita hikayat adalah menggunakan majas, banyak menggunakan konjungsi pada setiap awal kalimat, menggunakan kata arkais, dan mengungkapkan sesuatu yang mustahil atau tidak masuk akal.
Cerpen
Sementara itu, cerita pendek (cerpen) dalam KBBI daring Kemendikbudristek adalah kisahan pendek kurang dari 10.000 kata yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi yang (pada suatu ketika).Adapun, berdasarkan modul pembelajaran Bahasa Indonesia yang ada di laman Kemendikbudristek, cerita pendek adalah rangkaian peristiwa yang terjalin menjadi satu yang di dalamnya terjadi konflik antartokoh atau dalam diri tokoh itu sendiri dalam latar dan alur.
Peristiwa dalam cerita berwujud hubungan antartokoh, tempat, dan waktu yang membentuk satu kesatuan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah prosa berisi gagasan, pikiran, pengalaman yang diimajinasikan dan membentuk sebuah peristiwa dengan satu peristiwa puncak.
Cerita pendek memiliki sejumlah ciri yang membedakannya dengan karya tulis lainnya. Ciri-ciri tersebut adalah jumlah kata tidak lebih dari 1.000 kata, memiliki proporsi penulisan yang lebih singkat dibandingkan dengan novel, kebanyakan mempunyai isi cerita yang menggambarkan kehidupan sehari-hari.
Kemudian, tidak mencerminkan semua kisah tokohnya karena dalam cerpen yang dikisahkan hanya inti, tokoh yang diceritakan dalam cerpen mengalami sebuah konflik sampai pada tahap penyelesaiannya, pemisahan kata sederhana sehingga memudahkan para pembaca untuk memahami isi cerita.
Cerpen juga memiliki ciri bersifat fiktif, menceritakan satu kejadian dan menggunakan alur cerita tunggal dan lurus, membacanya tidak membutuhkan waktu yang lama, dan memberikan pesan dan kesan yang sangat mendalam sehingga pembaca akan ikut merasakan kesan dari cerita tersebut.
Baca juga: 6 Rekomendasi Genre Buku Anak untuk Kembangkan Imajinasi
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.