Ilustrasi hujan di tengah malam yang memicu banjir. (Sumber gambar : Unsplash/Todd Diemer)

BRIN Proyeksikan Jabodetabek Diterjang Hujan & Badai Ekstrem

27 December 2022   |   09:57 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Cuaca di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sedang tidak baik-baik saja. Sejak akhir pekan lalu, wilayah ibu kota dan penyangganya ini diguyur hujan sepanjang hari. Diprediksi intensitasnya akan bertambah sepanjang Rabu, (28/12/2022).

Hal tersebut diungkapkan Ahli Klimatologi di Pusat Iklim dan Atmosfer Erma Yulihastin di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menyampaikan badai dahsyat dari laut mulai pindah ke daratan.

Ada dua jalur pemindahan, yakni dari barat melalui angin baratan yang membawa hujan badai dari laut (westerly burst) dan dari utara melalui angin permukaan yang kuat (northerly). 

Baca juga: Petrikor, Aroma Hujan yang Menyegarkan

“Pantauan awan badai saat ini menunjukkan proses dinamika dan konektivitas antara dua sistem badai inilah yang membuat hujan ekstrem dapat ditransfer dari laut ke darat,” ujarnya. Dia pun meminta masyarakat di wilayah Jabodetabek bersiap menghadapi cuaca ekstrem ini.

Erma menambahkan, Banten dan Jakarta-Bekasi akan menjadi lokasi sentral tempat serangan badai tersebut dimulai sejak siang hingga malam hari pada 28 Desember 2022 serta potensi banjir besar di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Dari pantauan Satellite Early Warning System (Sadewa) milik BRIN, konvergensi di darat juga akan terjadi secara masif sehingga hujan persisten pada 28 Desember 2022 akan meluas. Hujan ekstrem ini turut menjangkau wilayah lain di Jawa bagian barat.

Erma menyampaikan jalan "tol hujan" dari laut ke darat mulai terbentuk Selasa (27/12/2022) dini hari dari pukul 03.00 WIB. Tol hujan ini bernama badai squall line di laut (Samudra Pasifik) yang bergabung dengan badai konvektif skala meso (MCC) yang terbentuk di darat dengan inti badai di atas wilayah Banten.

Dia menjelaskan badai squall line marak terjadi sepanjang musim dan sangat terkait dengan banjir rob parah. Studi kasus 2020 katanya sangat erat dengan munculnya badai dan rob parah saat itu. 

Tentu La Nina turut memberikan dukungan kelembapan, tetapi dari data-data yang ada, Erma menilai kasus seperti ini aan sering dan selalu terjadi asalkan ada gaya pembangkitnya, yaitu vorteks atau silikon.

Sementara itu, Erma menerangkan badai bisa bertahan lama karena jalan tol hujan ini tidak hanya menjadi penghubung bagi suplai kelembapan kontinu dari laut ke darat, Jalan tol hujan tersebut sekaligus menjadi jalan bagi badai untuk mengakumulasikan dan mentransfer energinya sehingga badai bersifat long-lasting.

Berdasarkan hasil kajian timnya di BRIN, badai squall line ketika menyeberang Selat Sunda, maka multisel badai dapat mengalami multiplikasi energi dan mengalami penggabungan. Dengan demikian, menjadi badai yang meraksasa di atas Jabodetabek.

“Mekanisme inilah yang harus diwaspadai,” imbau Erma. 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

 

SEBELUMNYA

5 Kiat Membuat Rumah Tetap Hangat Saat Musim Hujan

BERIKUTNYA

Sambut Tahun Baru, Yuk Coba 5 Resolusi Sederhana Ini

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: