Ilustrasi mengatur uang (Sumber gambar: Freepik)

Biar Bisa Investasi, Begini Tip Mengatur Keuangan Bagi Mahasiswa

26 December 2022   |   18:00 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Kebanyakan orang baru menyadari pentingnya belajar mengatur uang saat sudah bekerja. Padahal, belajar mengatur keuangan bisa dimulai saat masih menjadi mahasiswa. Mahasiswa bisa belajar tentang cara mengelola finansial dari uang saku yang diberikan orang tua.

Namun, sayangnya sebagian mahasiswa tidak melakukan itu. Uang saku dari orang tua hanya keluar dan masuk begitu saja tanpa ada sisa. Oleh karena itu, alangkah lebih baik bila mahasiswa menyisakan uang sakunya untuk menabung dan mempersiapkan kehidupannya setelah lulus kuliah.

Terdengar mustahil memang, terlebih pemasukkan mahasiswa sebagian besar sangat bergantung dengan uang saku orang tua. Namun, segala yang sulit bukan berarti tidak bisa terwujud.

Baca juga: Publik Masih Kurang Paham Risiko Soal Pinjol dan Investasi Bodong

Founder Integrita Financial Ghita Argasasmita mengatakan dunia perkuliahan memang waktu yang tepat untuk belajar banyak hal, termasuk soal keuangan. Bukan hanya menabung, kata Ghita, mahasiswa bahkan bisa memulai investasi sejak dini agar pengetahuan soal keuangannya bisa meningkat.

Menurut Ghita, langkah pertama yang harus dilakukan ialah dengan menyusun bujet bulanan terlebih dahulu. Mahasiswa bisa memulai dengan menghitung sumber-sumber pemasukan yang ada di dirinya.

Rata-rata mahasiswa masih mengandalkan uang saku orang tua. Namun, ada juga sebagian yang mulai mencari peruntungan dengan bekerja secara freelance. Tentu ini menjadi keuntungan tersendiri karena pemasukannya jadi bertambah.
 

Ilustrasi mahasiswa (Sumber gambar: Freepik)

Ilustrasi mahasiswa (Sumber gambar: Freepik)


Jika sudah menghitung pemasukan bulanan secara lengkap, kini saatnya menyusun pengeluarannya. Secara sederhana, pengeluaran mahasiswa bisa dibagi ke dalam 3 hal.

Pertama, pengeluaran primer. Pengeluaran primer adalah alokasi uang untuk kebutuhan-kebutuhan yang penting bagi mahasiswa. Kebutuhan ini terbilang wajib dan umumnya tidak bisa diganti dengan hal lain.

Misalnya, biaya operasional kuliah, kebutuhan tugas-tugas kuliah, transportasi, makan harian, dan kos atau tempat tinggal. Ghita menyarankan untuk mengalokasikan 60 persen dari pemasukannya untuk memenuhi pengeluaran primer.

Kedua, pengeluaran hiburan. Sesuai dengan namanya, pengeluaran ini berhubungan dengan hal-hal yang menyenangkan. Sebagai mahasiswa, tentu mereka tetap perlu mengalokasikan uangnya untuk hal-hal yang bisa membuatnya bahagia dan sejenak lepas dari penatnya kuliah.

Misalnya, biaya untuk wisata kuliner, liburan, dan sebagainya. Ghita menyarankan untuk mengalokasikan 30 persen dari pemasukannya untuk kebutuhan pengeluaran hiburan.

Ketiga, sisa 10 persen pengeluaran bisa dipakai untuk tabungan dan investasi. Meski terbilang sedikit, sisa 10 persen ini jika dikumpulkan secara konsisten akan menjadi sesuatu yang berarti.

Ghita mengatakan uang 10 persen ini adalah sarana bagi mahasiswa untuk belajar memiliki kondisi finansial yang ideal. Sebelum mencoba berinvestasi, mahasiswa sebaiknya fokus untuk mengumpulkan tabungan dana darurat terlebih dahulu.

Tabungan dana darurat ini jumlahnya sebanyak 3 kali dari uang bulanan yang biasa dihabiskan. Jika dana darurat sudah terkumpul, mahasiswa bisa mulai untuk berinvestasi.

Namun, kata Ghita, menaruh uang di instrumen investasi memiliki risiko yang berbeda-beda. Ghita menyarankan agar mahasiswa belajar berbagai instrumen investasi dan menilai sendiri mana yang lebih cocok dengan profil risikonya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Daftar Line Up Pemain Indonesia vs Brunei Darusalam Piala AFF 2022, Egy Maulana Siap Panaskan Laga

BERIKUTNYA

Rekomendasi Wisata di 5 Destinasi Kota Favorit, Liburan Seru bareng Keluarga

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: